Korpus 5 Episode 3 Scene 2 Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

commit to user 83 Toleransi yang ditunjukkan merupakan toleransi positif dimana isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima dan dihargai Masykur, 2001: 5.

5. Korpus 5 Episode 3 Scene 2

a. Makna Denotasi Scene ini diawali dengan gambar lingkungan rumah yang menggunakan teknik extreme long shot dengan pergerakan tilt up. Kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang sedang menonton televisi dan diiringi offscreen sound Kak Ros “hei, kau orang tengok apa tu?” yang dilanjutkan dengan jawaban Upin dan Ipin “ni ha, tengah tunggu adzan maghrib”. Adegan berikutnya berupa Kak Ros yang berekspresi kaget dan berkata “eit, tak pernah-pernah kau orang tunggu adzan” yang disusul Ipin “alah Kak ni, bising ha, macam orang tak tahu”. Gambar dilanjutkan dengan long shot mereka bertiga sambil Kak Ros berkata “haha, dah dah dah, yo, dah hendak buka ni” dan disusul ekspresi gembira Upin dan Ipin. Visualisasi berikutnya diawali dengan long shot keadaan meja makan yang sudah penuh dengan makanan kemudian diikuti dengan adegan commit to user 84 dimana Upin mengambilkan nasi untuk Ipin. Selanjutnya dengan editing cut gambar beralih pada suasana meja makan secara long shot. Perpindahan ini disertai offscreen sound berupa suara adzan dan kemudian Kak Ros berkata “ah, nak boleh buka dah”. Visualidasi berikutnya berupa adegan Upin dan Ipin yang kegirangan karena sudah boleh makan “yay, dah boleh makan.. serang” kemudian diikuti Opah “nantiii, baca doa dulu” sambil memberi isyarat dengan posisi tangan sedang berdoa. Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang mulai berdoa dengan cepatnya “bismillahirahmanirrahim, Amin” yang diikuti dengan ekspresi terkejut Opah “eh, pendeknya Ini doa orang lapar, ha, baca betul-betul” dengan ekspresi marah, gambar ini menggunakan teknik medium close up. Selanjutnya diikuti reaksi Upin dan Ipin yang langsung berdoa secara benar adanya “Bismillahirahmanirrahim Allahumma laka sumtu Wa bika amantu Wa ‘alaa rzqika aftartu Birahmatika Ya ar hamarrahimin, Amin” Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang memulai berbuka dengan air putih yang dilanjutkan dengan tracking ke arah Ipin yang hendak memakan makanannya, namun disisipi gambar Opah yang mengingatkan “Ipin, minum air dulu” dan Ipin pun minum terlebih dahulu. Setelah itu, Opah menyuruh Upin dan Ipin untuk makan kurma terlebih dahulu “eh eh, ha, makan kurma ni”. Adegan dilanjutkan dengan gambar Ipin yang hendak memakan ayam, kemudian dihentikan oleh offscreen sound Kak Ros “eh, nanti nanti nanti” yang dijawab Ipin “halah Kak, apa lagi?” dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengambil ayam dari Ipin dan commit to user 85 memakannya dan diikuti reaksi Ipin yang kecewa “halah, Akak”. Adegan dilanjutkan dengan medium shot Kak Ros yang tertawa diikuti Opah yang yang berkata “ah ah dah dah, ish, Ros suka mengacau adik engkau”. Visualisasi dilanjutkan dengan medium long shot keadaan meja makan dan Ros yang terlihat memberikan ayam lagi untuk Ipin “haa nah nah nah, akak bagi lagi satu, makan pelan-pelan tau, jangan ngglojo”. Adegan dilanjutkan Upin dan Ipin yang terlihat kenyang sambil bergumam “oo, sedapnya makan, leganya dah abis puasa” kemudian diikuti Kak Ros “eh eh, besok kita puasa lagi”. Adegan dilanjutkan dengan gambar medium close up Upin dengan ekspresi kaget dan bertanya “ha? Bukan satu hari ja kah?” dan dijawab oleh Kak Ros “bukan sayang, satu bulaaan”. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang berekspresi takut dan berkata “ha, kalau macam ni,matilah” dan diikuti gambar Opah yang berdiri dan berkata “Opah nak siap sekarang nak ke surau sembahyang tarawih” yang dilanjutkan dengan gambar medium close up Upin dan Ipin yang berekspresi senang dan berkata “nak ikut” diikuti gambar medium close up Opah yang berkata “nak ikut, pergi siap cepat” yang dilanjutkan dengan editing fade out. Visualisasi berikutnya diawali dengan editing fade in Opah yang berjalan dan terhenti dengan ekspresi terkejut. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang tertidur dilantai diiringi offscreen sound Opah “eh, lhah, dah tidur? Kasian cucu-cucu aku, keletihan, baru satu hari berpuasa”. Gambar selanjutnya adalah gambar Opah dan Kak Ros dengan commit to user 86 teknik medium close up, kemudian kak Ros berkata “tak apa, Opah pergilah, biar Ros jaga ni orang” yang disusul dengan jawaban Opah “hmm, ya lah Opah pergi dulu ya. Assalamualaikum”. Selanjutnya disusul gambar Upin dan Ipin yang terlelap diiringi dengan offscreen sound Kak ros “Waalaikumsalam” dilanjutkan dengan fade out untuk menutup scene ini. b. Makna Konotasi Scene ini diawali dengan gambar lingkungan rumah yang menggunakan teknik extreme long shot dengan pergerakan tilt up. Extreme long shot merupakan jarak kamera paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas Pratista, 2008: 105. Kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang sedang menonton televisi dan diiringi offscreen sound Kak Ros “hei, kau orang tengok apa tu?” yang dilanjutkan dengan jawaban Upin dan Ipin “ni ha, tengah tunggu adzan maghrib”. Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara Pratista, 2008: 161. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Adegan berikutnya berupa Kak Ros yang berekspresi kaget dan berkata “eit, tak pernah-pernah kau orang tunggu adzan” yang disusul Ipin “alah Kak ni, bising ha, macam orang tak tahu”. Ekspresi kaget Kak commit to user 87 Ros dalam adegan ini mempunyai arti heran karena Upin dan Ipin tidak terbiasa menunggu adzan. Gambar dilanjutkan dengan long shot mereka bertiga sambil Kak Ros berkata “haha, dah dah dah, yo, dah hendak buka ni” dan disusul ekspresi gembira Upin dan Ipin. Ekspresi gembira terlihat dari cara tertawa yang lepas serta ekspresi kerutan terbentuk mulai dari hidung ke arah ujung luar di belakang sudut bibir, pipi terangkat, kelopak mata bawah memperlihatkan kerutan di bawahnya dan mungkin terangkat tapi tidak tegang Ekman, 2009: 175. Visualisasi berikutnya diawali dengan long shot keadaan meja makan yang sudah penuh dengan makanan kemudian diikuti dengan adegan dimana Upin mengambilkan nasi untuk Ipin. Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Long shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat Pratista, 2008: 105. Selanjutnya dengan editing cut gambar beralih pada suasana meja makan secara long shot. Perpindahan ini disertai offscreen sound berupa suara adzan dan kemudian Kak Ros berkata “ah, nak boleh buka dah”. Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara Pratista, 2008: 161. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Dalam hal ini offscreen sound berfungsi sebagai informasi bahwa saat itu sudah memasuki waktu maghrib. commit to user 88 Diikuti dengan adegan Upin dan Ipin yang kegirangan karena sudah boleh makan dan tergesa-gesa untuk segera menyantap makanannya akan tetapi dihentikan oleh perkataan Opah yang menyuruh Upin dan Ipin untuk berdoa terlebih dahulu sambil memberi isyarat dengan posisi tangan sedang berdoa. Dalam perkataan ini Opah menggunakan volume yang lebih dari volume normal untuk menunjukkan bahwa pesan yang terkandung dalam kalimat Opah untuk mendahulukan berdoa sebelum makan adalah merupakan hal yang penting. Sineas dapat mengontrol volume sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan cerita Pratista, 2008: 157. Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang mulai berdoa dengan singkatnya akan tetapi direspon oleh Opah dengan ekspresi marah, marah dalam adegan ini mempunyai arti bahwa Opah serius untuk menyuruh Upin dan Ipin berdoa dengan sungguh-sungguh. Ekspresi marah terlihat dari kelopak mata bawah ditegangkan dan mungkin atau mungkin juga tidak diturunkan karena gerakan yang dilakukan pada alis, mata memiliki tatapan keras dan bisa melotot Ekman, 2009: 152. Selanjutnya diikuti reaksi Upin dan Ipin yang langsung berdoa secara benar adanya. Dalam adegan tersebut terlihat bahwa berdoa sebelum melakukan sesuatu itu adalah hal yang penting, apalagi sesuai dengan aturan agama. Sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa ini diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya merupakan cermin sifat Beriman Zuriah, 2007: 83. Selain beriman, adegan teersebut commit to user 89 juga mengajarkan penonton untuk bersyukur, dalam hal ini dicontohkan dengan cara berdoa. Bersyukur merupakan sikap dan perilaku yang pandai berterima kasih atas rahmat dan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa Zuriah, 2007: 83. Beriman dan bersyukur merupakan sifat pembentuk dari budi pekerti Zuriah, 2007, 82 Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang memulai berbuka dengan air putih yang dilanjutkan dengan tracking ke arah Ipin yang hendak memakan makanannya, namun disisipi gambar Opah yang mengingatkan “Ipin, minum air dulu” dan Ipin pun minum terlebih dahulu. Tracking merupakan pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara horisontal Pratista, 2008: 110. Setelah itu, Opah menyuruh Upin dan Ipin untuk makan kurma terlebih dahulu “eh eh, ha, makan kurma ni”. Adegan dilanjutkan dengan gambar Ipin yang hendak memakan ayam, kemudian dihentikan oleh offscreen sound Kak Ros “eh, nanti nanti nanti” yang dijawab Ipin “halah Kak, apa lagi?” dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengambil ayam dari Ipin dan memakannya dan diikuti reaksi Ipin yang kecewa “halah, Akak”. Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara Pratista, 2008: 161. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Adegan dilanjutkan dengan medium shot Kak Ros yang tertawa diikuti Opah yang yang berkata “ah ah dah dah, ish, Ros suka mengacau adik engkau”. Visualisasi dilanjutkan dengan medium long shot keadaan meja makan dan commit to user 90 Ros yang terlihat memberikan ayam lagi untuk Ipin “haa nah nah nah, akak bagi lagi satu, makan pelan-pelan tau, jangan ngglojo”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pingang keatas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame Pratista, 2008:105. Dalam adegan diatas terlihat bagaimana Opah tetap menghargai anak kecil dan berlaku adil dengan memarahi Kak Ros yang mempermainkan Ipin. Kalimat Kak Ros yang terakhir merupakan anjuran bagi Upin dan Ipin supaya makan dengan pelan-pelan dimana makan dengan tergesa-gesa dapat menyebabkan tersedak. Makan dengan pelan-pelan merupakan cerminan orang yang mempunyai sikap sabar. Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri Zuriah, 2007: 84. Dalam adegan ini juga terlihat pembentukan suatu kebiasaan yang baik. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada Dalyono, 2009: 227. Adegan dilanjutkan Upin dan Ipin yang terlihat kenyang sambil bergumam “oo, sedapnya makan, leganya dah abis puasa” kemudian diikuti Kak Ros “eh eh, besok kita puasa lagi”. Adegan dilanjutkan dengan gambar medium close up Upin dengan ekspresi kaget dan bertanya “ha? Bukan satu hari ja kah?” dan dijawab oleh Kak Ros “bukan sayang, satu bulaaan”. Medium close-up memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang commit to user 91 tidak lagi dominan Pratista, 2008: 105. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang berekspresi takut dan berkata “ha, kalau macam ni,matilah” dan diikuti gambar Opah yang berdiri dan berkata “Opah nak siap sekarang nak ke surau sembahyang tarawih” yang dilanjutkan dengan gambar medium close up Upin dan Ipin yang berekspresi senang dan berkata “nak ikut” diikuti gambar medium close up Opah yang berkata “nak ikut, pergi siap cepat” yang dilanjutkan dengan editing fade out. Ekspresi takut Upin dalam hal ini mencerminkan ekspresikhawatir bahwasanya Upin akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Ekspresi takut terlihat dari alis yang dinaikkan dan ditarik ke arah dalam serta mulut yang terbuka dan kedua bibir agak menegang ditarik kebelakang atau direnggangkandan ditarik ke belakang Ekman, 2009: 105. Sedangkan ekspresi senang terlihat dari sudut-sudut bibir yang ditarik ke belakang dan ke atas, pipi terangkat Ekman, 2009: 175. Visualisasi berikutnya diawali dengan editing fade in Opah yang berjalan dan terhenti dengan ekspresi terkejut. Fade in digunakan untuk membuka sebuah adegan intensitas gambar bertambah terang Pratista, 2008: 126. Terkejut dipicu oleh kejadian yang tak-terduga maupun oleh apa yang mungkin bisa disebut sebagai “salah-diduga” Ekman, 2009: 64. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang tertidur dilantai diiringi offscreen sound Opah “eh, lhah, dah tidur? Kasian cucu-cucu aku, keletihan, baru satu hari berpuasa”. Keterkejutan Opah dalam adegan commit to user 92 ini terjawab dari gambar Upin dan Ipin yang tertidur dan dari kalimat Opah dimana Opah menyatakan keterkejutan bahwa Upin dan Ipin sudah tertidur. Gambar selanjutnya adalah gambar Opah dan Kak Ros dengan teknik medium close up, kemudian kak Ros berkata “tak apa, Opah pergilah, biar Ros jaga ni orang” yang disusul dengan jawaban Opah “hmm, ya lah Opah pergi dulu ya. Assalamualaikum”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan Pratista, 2008: 105. Selanjutnya disusul gambar Upin dan Ipin yang terlelap diiringi dengan offscreen sound Kak ros “Waalaikumsalam” dilanjutkan dengan fade out untuk menutup scene ini. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Fade out umumnya digunakan untuk menutup sebuah adegan intensitas gambar bertambah gelap Pratista, 2008: 126. Dalam akhir scene ini terlihat Upin dan Ipin yang tampak pulas tertidur karena kelelahan setelah seharian menjalankan puasa. Hal ini memperlihatkan contoh sikap tangguh yang dimiliki oleh Upin dan Ipin. Sikap tangguh adalah sikap dan perilaku yang sukar dikalahkan dan tidak mudah menyerah dalam mewujudkan suatu tujuan dan cita-cita tertentu Zuriah, 2007: 84. Tujuan dan cita-cita dalam hal ini dalah mencapai keberhasilan menjalankan puasa. Sikap tangguh merupakan salah satu unsur pembentuk sikap budi pekerti. commit to user 93

6. Korpus 6 Episode 4 Scene 1