Korpus 8 Episode 5 Scene 1 Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

commit to user 103 suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan- kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang waktu kontekstual Dalyono, 2009: 227.

8. Korpus 8 Episode 5 Scene 1

a. Makna Denotasi Scene ini diawali dengan gambar rumah Upin dan Ipin dengan teknik long shot diiringi dengan offscren sound berupa kicauan burung. Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang berkata kepada Opah “Opah Opah Kawan Upin kan dia puasa satu hari dapat seringgit” kemudian dengan teknik editing cut in gambar dilanjutkan dengan Upin yang meneruskan perkataannya “emm, paham lah Opah..”. Visualisasi berikutnya terlihat gambar medium close up Opah yang hendak membuka dompetnya diiringi dengan offscreen sound Ipin “tapi tapi” dan dijawab Opah “ah, iya iya, apa?”. Gambar berikutnya berupa Ipin yang berbicara “ada kawan Ipin kan Opah, dia kan puasa setengah hari saja Bolehkah Opah?” commit to user 104 Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Opah yang menjawab “memang boleh tapi, udah baik kan puasa penuh? kan lebih bagus dapat banyak pahala, boleh masuk surga Kan.” Gambar ini menggunakan kamera low angle dan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Adegan diikuti dengan gambar Upin dan Ipin dari high angle dimana Upin berkata “kita ini budak baik lah Opah?” yang diikuti dengan gambar Opah yang menjawabnya “iyalah Cucu-cucu Opah memang baik, jadi karenalah puasa ikhlas, jangan puasa untuk duit” gambar Opah ini kembali diambil dengan menggunakan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang kesal terhadap Ipin dan berkata “hii, kau ni” kemudian dijawab oleh Ipin “maaf maaf” yang langsung dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengingatkan akan datangnya hari raya “Opah, esok mungkin raya”, Opah pun menjawab “iyakah? Kalau begitu, Opah rasa elok kita mulai masak ketupat sekarang” gambar ini diambil menggunakan teknik deep focus. Gambar beralih kepada Upin yang bertanya kepada Kak Ros “Kak, esok raya? Akak nak masak apa nanti?” dan disambut Ipin “ Nak ayam goreng nak yam goreng” akan tetapi Upin kembali menyahut “Rendang rendang Nak ayam rendang” gambar ini mengunakan teknik medium shot. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close up Kak Ros yang mengatakan “kau orang nak makan ayam? Ha pergilah tangkap” diikuti dengan jawaban Upin dan Ipin “no problem” commit to user 105 b. Makna Konotasi Scene ini diawali dengan gambar rumah Upin dan Ipin dengan teknik long shot diiringi dengan offscren sound berupa kicauan burung. Long shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat Pratista, 2008: 105. Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang berkata kepada Opah “Opah Opah Kawan Upin kan dia puasa satu hari dapat seringgit” kemudian dengan teknik editing cut in gambar dilanjutkan dengan Upin yang meneruskan perkataannya “emm, paham lah Opah..”. cut in adalah sebuah transisi langsung dari jarak shot yang jauh ke shot yang lebih dekat di ruang yang sama Pratista, 2008: 140. Visualisasi berikutnya terlihat gambar medium close up Opah yang hendak membuka dompetnya diiringi dengan offscreen sound Ipin “tapi tapi” dan dijawab Opah “ah, iya iya, apa?”. Gambar berikutnya berupa Ipin yang berbicara “ada kawan Ipin kan Opah, dia kan puasa setengah hari saja Bolehkah Opah?”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas Pratista, 2008: 105. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Opah yang menjawab “memang boleh tapi, udah baik kan puasa penuh? kan lebih bagus dapat banyak pahala, boleh masuk surga Kan.” Gambar ini menggunakan kamera low angle dan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Kamera low commit to user 106 angle membuat sebuah obyek seolah tampak lebih besar raksasa, dominan, percaya diri, serta kuat Pratista, 2008: 107. Sedangkan point of view merrupakan arah pandang kamera persis seperti apa yang dilihat karakter atau obyek dalam filmnya Pratista, 2008: 111. Dengan posisi kamera ini, terlihat Opah yang dominan dan memiliki posisi kuat dalam cerita itu, dimana Opah menyampaikan tentang keunggulan puasa sehari penuh kepada Upin dan Ipin. Adegan diikuti dengan gambar Upin dan Ipin dari high angle dimana Upin berkata “kita ini budak baik lah Opah?” yang diikuti dengan gambar Opah yang menjawabnya “iyalah Cucu-cucu Opah memang baik, jadi karenalah puasa ikhlas, jangan puasa untuk duit” gambar Opah ini kembali diambil dengan menggunakan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Dalam adegan ini dijelaskan bahwa Upin dan Ipin adalah contoh anak yang baik diikuti dengan pesan bahwa alangkah baiknya melaksanakan puasa dengan didasarkan rasa ikhlas bukan karena ingin mendapatkan imbalan uang. Opah juga memuji bahwa Upin dan Ipin adalah cucu yang baik, Pujian dapat mengindikasikan bahwa Opah menyukai Upin dan Ipin karena melaksanakan puasa dengan baik. Pujian, persahabatan, penghargaan dari orang lain adalah sebuah anugerah dan membuat Anda merasa bahagia Ekman, 2009: 159. Dalam adegan ini, Upin dan Ipin mengalami proses pembelajaran tentang sikap beriman. Beriman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan commit to user 107 dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya Zuriah, 2007: 83. Upin dan Ipin mengalami proses pembelajaran dalam bentuk apresiasi. Apresiasi merupakan suatu pertimbangan judgement mengenai arti penting atau nilai sesuatu Chaplin, 1982. Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur Dalyono, 2009: 217. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang kesal terhadap Ipin dan berkata “hii, kau ni” kemudian dijawab oleh Ipin “maaf maaf” yang langsung dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengingatkan akan datangnya hari raya “Opah, esok mungkin raya”, Opah pun menjawab “iyakah? Kalau begitu, Opah rasa elok kita mulai masak ketupat sekarang” gambar ini diambil menggunakan teknik deep focus untuk memperlihatkan Kak Ros sama pentingnya dengan Opah maupun Upin dan Ipin dalam adegan ini. Deep focus mampu menampilkan gambar yang ketajamannya sama dari latar depan hingga latar belakang Pratista, 2008: 97. Gambar beralih kepada Upin yang bertanya kepada Kak Ros “Kak, esok raya? Akak nak masak apa nanti?” dan disambut Ipin “ Nak ayam goreng nak yam goreng” akan tetapi Upin kembali menyahut “Rendang rendang Nak ayam rendang” gambar ini mengunakan teknik medium shot. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close up Kak Ros yang mengatakan “kau orang nak makan ayam? Ha pergilah tangkap” commit to user 108 diikuti dengan jawaban Upin dan Ipin “no problem”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas Pratista, 2008: 105. Adegan penutup scene ini merupakan isyarat contoh pembelajaran salah satu unsur budi pekerti yaitu bekerja keras. Bekerja keras merupakan sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan, selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, suka bekerja keras, tekun dan pantang menyerah Zuriah, 2007: 82. Dalam hal ini Upin dan Ipin yang berkeinginan untuk memakan ayam disuruh untuk menangkap ayam terlebih dahulu dengan maksud untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang harus mau bekerja keras untuk mencapai tujuannya.

9. Korpus 9 Episode 6 Scene 2