Korpus 6 Episode 4 Scene 1 Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

commit to user 93

6. Korpus 6 Episode 4 Scene 1

a. Makna denotasi Scene ini diawali dengan fade in dan long shot berupa keadaan sekitar rumah dengan setting malam hari diiringi dengan offscreen sound berupa suara jangkrik yang kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang berpakaian layaknya orang yang hendak pergi ke masjid. Upin dan Ipin menunggu kakaknya dan berucap “Kak Ros, cepatlah Kita orang nak pergi sembahyang tawarih ni” dan diikuti gambar long shot lingkungan halaman rumah dengan offscreen sound Kak Ros “sekejap”. Visualisasi selanjutnya kembali berupa gambar Upin dan Ipin yang diambil dengan teknik medium close up. Dalam gambar ini Upin bergumam “halah, bersolek tu” yang disusul tanggapan Ipin “betul betul betul”. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang bertanya kepada Opah “Opah, sembahyang tawarih ni apa?” akan tetapi Opah membenarkan perkataan Upin dan Ipin yang salah lalu menjawab pertanyaan mereka “ish, terawih. Sembahyang terawih ni, ada di bulan puasa saja. Siapa rajin buat, banyak pahala puasa dia, paham?” gambar commit to user 94 ini menggunakan teknik kamera medium close up. Kemudian Upin dan Ipin menjawab “oh... macam itu” Scene ini dilanjutkan dengan adegan Kak Ros muncul dari dalam rumah dan disambut Upin dan Ipin “walah walah akak” yang diikuti reaksi kesal dari Kak Ros. Reaksi ini menggunakan Teknik medium close up dan posisi kamera low angle. Visualisasi berikutnya dalam scene ini berupa gambar Opah yang mengingatkan Upin dan Ipin “ha, kamu berdua jangan buat bising masa di surau nanti, ya?” kemudian diikuti reaksi Upin dan Ipin yang mengangguk. Adegan diikuti dengan gambar Kak Ros yang berkata “Kalau kau orang bising…” sambil mengangkat tangannya. Gambar ini diambil dengan menggunakan teknik medium shot dan menggunakan low angle. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar mereka berempat dengan teknik high angle dengan jarak kamera medium long shot. Adegan ini berisi ucapan Kak Ros “cake..” meneruskan kalimat dalam dari shot sebelumnya. Kemudian disusul dengan perkataan Opah “ha, doh Dah nak masuk waktu ni” kemudian scene ini ditutup dengan teknik fade out. b. Makna Konotasi Scene ini diawali dengan fade in dan long shot berupa keadaan sekitar rumah dengan setting malam hari diiringi dengan offscreen sound berupa suara jangkrik yang kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang berpakaian layaknya orang yang hendak pergi ke masjid. Fade in commit to user 95 digunakan untuk membuka sebuah adegan intensitas gambar bertambah terang Pratista, 2008: 126. Long shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat Pratista, 2008: 105. Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau musim sesuai konteks naratifnya Pratista, 2008: hal 67. Dalam hal ini setting yang digunakan menunjukkan keadaan malam hari dimana lampu-lampu menyala dan keadaan sekitar gelap. Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara Pratista, 2008: 161. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Upin dan Ipin menunggu kakaknya dan berucap “Kak Ros, cepatlah Kita orang nak pergi sembahyang tawarih ni” dan diikuti gambar long shot lingkungan halaman rumah dengan offscreen sound Kak Ros “sekejap”. Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan Pratista, 2008: 105. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Visualisasi selanjutnya kembali berupa gambar Upin dan Ipin yang diambil dengan teknik medium close up. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas Pratista, 2008: 105. Dalam gambar ini Upin bergumam “halah, bersolek tu” yang disusul tanggapan Ipin “betul betul betul”. commit to user 96 Selanjutnya terlihat Upin dan Ipin yang bertanya kepada Opah tentang arti sembahyang terawih kemudian dijawab oleh Opah hingga Upin dan Ipin mengerti makna dari ibadah terawih. Dalam adegan ini terlihat proses pembelajaran tentang pengetahuan agama tentang pengertian sholat tarawih dengan jenis pembelajaran melalui mendengarkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlihat ataupun yang tidak terlihat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar dan tidak dalam situasi ini, tergantung ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi, dan sikap seseorang itu. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan. Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang Dalyono, 2009: 219. Scene ini dilanjutkan dengan adegan Kak Ros muncul dari dalam rumah dan disambut Upin dan Ipin “walah-walah akak” yang diikuti reaksi kesal dari Kak Ros. Reaksi ini menggunakan Teknik medium close up dan posisi kamera low angle. Pada jarak medium close-up memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan Pratista, 2008: 105. Sementara penggunaan kamera low angle membuat sebuah obyek commit to user 97 seolah tampak lebih besar raksasa, dominan, percaya diri, serta kuat Pratista, 2008: 107. Teknik ini digunakan untuk membuat Kak Ros seolah-olah pihak yang dominan dihadapan Upin dan Ipin. Visualisasi berikutnya dalam scene ini berupa gambar Opah yang mengingatkan Upin dan Ipin “ha, kamu berdua jangan buat bising masa di surau nanti, ya?” kemudian diikuti reaksi Upin dan Ipin yang mengangguk. Adegan diikuti dengan gambar Kak Ros yang berkata “Kalau kau orang bising…” sambil mengangkat tangannya. Gambar ini diambil dengan menggunakan teknik medium shot dan menggunakan low angle. Medium shot memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame Pratista, 2008:105. Sementara penggunaan kamera low angle membuat sebuah obyek seolah tampak lebih besar raksasa, dominan, percaya diri, serta kuat Pratista, 2008: 107. Teknik ini digunakan untuk membuat peringatan Opah dan Kak Ros tentang larangan untuk tidak membuat gaduh di masjid merupakan suatu yang dominan dan harus ditaati. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar mereka berempat dengan teknik high angle dengan jarak kamera medium long shot. Adegan ini berisi ucapan Kak Ros “cake..” meneruskan kalimat dalam dari shot sebelumnya. Kemudian disusul dengan perkataan Opah “ha, doh Dah nak masuk waktu ni” kemudian scene ini ditutup dengan teknik fade out. Fade commit to user 98 out umumnya digunakan untuk menutup sebuah adegan intensitas gambar bertambah gelap Pratista, 2008: 126. Dalam adegan di akhir scene ini terdapat pembelajaran Upin dan Ipin tentang sikap tenggang rasa. Hal ini tercermin dalam peringatan Opah dan Kak Ros untuk tidak berisik di masjid untuk menghormati orang lain yang beribadah di masjid. Peringatan dalam hal ini berupa suara yang keras volume disertai ancaman berupa tangan Kak Ros yang diangkat pertanda akan memukul sesuatu. Sineas dapat mengontrol volume sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan cerita Pratista, 2008: 157. Tenggang rasa adalah sikap dan perilaku yang mampu mengekang keinginan dan kepentingan diri dengan ikut memerhatikan kepentingan orang lain Zuriah, 2007: 83. Pembelajaran yang dilakukan oleh Upin dan Ipin dalam hal ini merupakan tipe pembelajaran sosial. Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional Dalyono, 2009: 226. commit to user 99

7. Korpus 7 Episode 4 Scene 2