Korpus 2 Episode 1 scene 2 Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

commit to user 69 Pratista, 2008: 157. Beriman termasuk salah satu unsur budi pekerti. Beriman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Ini diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya Zuriah, 2007:83.

2. Korpus 2 Episode 1 scene 2

a. Makna Denotasi Scene ini diawali dengan gambar rumah dengan menggunakan teknik extreme long shot dan ber-setting malam hari dan menggunakan noise suara jangkrik disertai dengan masuknya suara televisi degan teknik offscreen sound “dengan ini, menyatakan bahwa esok awal dimulainya puasa”. Diikuti dengan visualisasi berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin sedang makan yang diiringi dengan pertanyaan Ipin kepada kakaknya “Kak Ros buka tivi berapa tu?” yang kemudian disambut dengan jawaban offscreen sound dari Kak Ros “tv9”. Gambar berikutnya berupa visualisai Ipin yang mengatakan “ha, bagus-bagus” sambil mengangguk-anggukkan kepala. commit to user 70 Adegan selanjutnya adalah gambar suasana meja makan dengan Upin, Ipin, Opah yang di ikuti dengan masuknya Kak Ros dalam frame. Scene ini diikuti dengan gambar Kak Ros yang hendak duduk di samping Opah sambil berkata kepada Opah “Opah, esok dah mulai puasa” dan dilanjutkan dengan Opah yang berkata kepada Upin dan Ipin “ha, kau orang berduapun kena puasa”, gambar ini menggunakan teknik medium shot. Visualisasi berikutnya dilajutkan dengan gambar medium shot sosok Upin dan Ipin yang sedang makan, kemudian Upin terlihat terkejut dan bertanya “ha Puasa?” sambil berusaha memanggil Ipin yang sedang asyik makan dan hanya menjawab “oh, boleh boleh boleh” dan diikuti Upin yang bertanya kepada Opah “puasa tu apa Opah?”. Adegan berikutnya berupa gambar medium close-up sosok Opah yang menjawab “puasa tu,kita tak boleh makan tak boleh minum dari pagi saaampai petang, paham?”. Kemudian dilanjutkan dengan visualisasi Ipin yang kaget dan berkata “ha? tak boleh makan? matilah?” dengan ekspresi takut, gambar ini menggunakan teknik medium close-up. Disusul dengan visualisasi Kak Ros yang sedang mengambil nasi sambil menjawab “halah, tak ada matinya” Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close-up Upin dan Ipin yang disusul pertanyaan Upin “kenapa kita harus puasa Opah?” sambil terlihat Ipin yang memeluk ayam goreng. Scene ini diikuti dengan gambar keadaan meja makan yang kemudian diisi perkataan Opah “orang Islam wajib puasa, Tuhan suruh” gambar ini menggunakan teknik medium long- shot. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close-up sosok Opah commit to user 71 yang melanjutkan perkataannya “supaya kita tahu macam mana rasanya orang yang kelaparan” dengan ekspresi serius. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang kembali bertanya “tapi Opah, kita kan kecik lagi” yang di iringi anggukkan Ipin, gambar ini mengggunakan teknik medium shot. Kemudian diikuti dengan gambar Opah dan Kak Ros yang diisi dengan Opah menjawab “ya lah, kecik-kecik lah kena belajar puasa”. Visualisasi berikutnya adalah gambar medium shot sosok Upin dan Ipin dimana Ipin menjawab “betul betul betul” sambil asyik memakan makanannya, disusul dengan ekspresi kesal Upin kepada Ipin. Visualisasi diikuti gambar yang menampakkan Opah dan Kak Ros, dimana Opah berkata “ha, malam ni tidur awal, besok pagi keda bangun sahur”. Kemudian masih dengan ekspresi kesal kepada Ipin, Upin kembali bertanya “sahur tu, apa pula?” gambar ini menggunakan teknik medium close-up. Visualisasi kemudian berpindah kepada Opah yang menjawab “sahur tu, pagi-pagi kita bangun, kita makan, kita minum nah nanti bolehlah tahan puasa”. Kemudian dilanjutkan dengan gambar ruang makan dengan teknik long shot dengan disertai perkataan Opah “ha dah dah habiskan makanan tu cepat” lalu scene ditutup dengan fade out. b. Makna Konotasi Scene ini diawali dengan gambar rumah dengan menggunakan teknik extreme long shot dan ber-setting malam hari. Extreme long shot umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang commit to user 72 luas Pratista, 2008: 105. Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau musim sesuai konteks naratifnya Pratista, 2008: hal 67. Selain itu, scene ini juga diawali dengan menggunakan noise berupa suara jangkrik disertai dengan masuknya suara televisi berupa offscreen sound “dengan ini, menyatakan bahwa esok awal dimulainya puasa”. Noise salah satu fungsinya adalah sebagai pengisi suara latar, penonton sebisa mungkin mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita, sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya Pratista, 2008:156. Offscreen sound merupakan suara yang berasal dari luar frame. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya Pratista, 2008: 161. Dalam hal ini offscreen sound ditujukan sebagai informasi cerita bahwa dalam setting tersebut akan menjelang puasa di keesokan harinya. Adegan berlanjut dengan gambar keadaan di dalam ruang makan dimana Upin, Ipin, Kak Ros dan Opah makan malam bersama dan kemudian dibuka oleh perkataan Kak Ros kepada Opah dimana Kak Ros mengingatkan bahwa besok sudah mulai puasa yang kemudian dilanjutkan dengan Opah yang memberitahu bahwa Upin dan Ipin juga harus melaksanakan puasa. Hal ini ditanggapi Upin dan Ipin dengan kaget dengan ekspresinya yang kemudian diikuti dengan penjelasan-penjelasan Opah tentang pentingnya puasa dan tata caranya termasuk sahur. Scene ini mencerminkan pola pendidikan yang diterapkan Opah kepada Upin dan Ipin dengan pola pendidikan mendengarkan. Hal ini ditunjukkan commit to user 73 dengan penjelasan Opah kepada Upin dan Ipin tentang alasan dibalik anjuran berpuasa. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengar secara aktif dan bertujuan Dalyono, 2009: 219. Upin dan Ipin yang pada awalnya berekspresi kaget dan takut setelah mengetahui bahwa puasa mempunyai arti tidak boleh makan dan minum. Ekspresi wajah saat mata terbuka lebar, alis dinaikkan dan rahang yang terbuka lebar menunjukkan bahwa Upin dan Ipin mengalami keterkejutan. Keterkejutan dalam hal ini mempunyai arti bahwa Upin dan Ipin merasakan khawatir serta takut karena larangan untuk tidak makan dan minum selama melaksanakan puasa. Hampir seketika mata mereka tertutup rapat dalam terkejut mata ternuka lebar, alis mereka diturunkan dalam terkejut alis dinaikkan , dan bibir mereka mengencang dengan keras dalam terkejut rahang terbuka lebar Ekman, 2010: 265. Dalam scene ini Opah mengatakan bahwasanya tujuan puasa adalah supaya kita bisa merasakan rasanya orang yang kelaparan dan belajar untuk bersyukur, bersyukur merupakan salah satu ciri budi pekerti yaitu sikap dan perilaku yang pandai berterimakasih ats rahmat dan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa Zuriah, 2007: 83. Opah mengajarkan kepada Upin dan Ipin cara bersyukur dengan mempraktekkan puasa sejak kecil yang tercermin dalam kalimat “ya lah, kecik-kecik lah kena belajar puasa”, karena pembelajaran adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh commit to user 74 pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar Dalyono, 2009: 212. Scene ini gambar cenderung sering menggunakan teknik medium dan medium close-up hal ini dikarenakan untuk menunjukkan gestur serta ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa yang terkandung dalam percakapan itu mempunyai pesan penting Pratista, 2008: 105. Teknik ini menggambarkan bahwa pembuat film ingin menyampaikan bahwa semua atau sebagian besar pesan dalam scene ini mempunyai arti yang penting tentang penyampaian pesan pembelajaran budi pekerti terhadap anak. Dalam scene ini proses pembelajaran yang disampaikan adalah dengan metode mendengarkan, hal ini ditunjukkan Upin dan Ipin saat mendengarkan penjelasan puasa dari Opah.

3. Korpus 3 Episode 1 scene 3