commit to user 38
1. Sekilas Tentang Candi
Indonesia  pantas  mendapat  julukan  ”Negeri  Seribu  Candi”  karena banyak  candi  yang  bertebaran  di  Indonesia,  yaitu  dengan  pusatnya  di
Pulau  Jawa  www.hurahura.wordpress.com.  Definisi  tentang  candi disampaikan  oleh  Soekmono  1996  dalam  www.wikipedia.com  yakni
sebagai berikut: Antara  abad  ke-7  dan  ke-15  masehi,  ratusan  bangunan  keagamaan
dibangun  dari  bahan  bata  merah  atau  batu  andesit  di  pulau  Jawa, Sumatera,  dan  Bali.  Bangunan  ini  disebut  candi.  Istilah  ini  juga
merujuk  kepada  berbagai  bangunan  pra-Islam  termasuk  gerbang,  dan bahkan  pemandian,  akan  tetapi  manifestasi  utamanya  tetap  adalah
bangunan suci keagamaan. Rusdi  2010:18  menjelaskan  bahwa  kata  ‘candi’  biasanya  mengacu
pada berbagai macam bentuk dan fungsi suatu bangunan. Fungsi bengunan yang dimaksud antara lain adalah sebagai tempat ibadah, pusat pengajaran
agama, tempat penyimpanan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat  bersemayamnya  para  dewa,  petirtaan  pemandian,  dan  gapura.
Walaupun  fungsi  dari  bangunan  candi  cukup  beragam,  namun  secara umum fungsi-fungsi itu tidak terlepas dari kegiatan keagamaan, khususnya
untuk agama Hindu dan Budha. Menurut www.wikipedia.com, struktur bangunan  candi terbagi menjadi
tiga bagian yaitu: a.  Kaki  candi:  bagian  dasar  Sekaligus  membentuk  denahnya  berbentuk
segi empat, ujur sangkar atau segi 20 b.  Tubuh candi: terdapat kamar–kamar tempat arca atau patung
commit to user 39
c.  Atap  candi:  berbentuk  limasan,  bermahkota  stupa,  lingga,  ratna  atau wajra
Menurut sumber  yang sama, apabila dilihat dari tujuan pembuatannya, candi terbagi menjadi tiga macam yaitu:
a.  Candi  Kerajaan,  yaitu  yang  digunakan  oleh  seluruh  warga  kerajaan. Contoh:  Candi  Borobudur,  Candi  Prambanan,  Candi  Sewu,  Candi
Plaosan Jawa Tengah b.  Candi  WanuaWatak,yaitu  candi  yang  digunakan  oleh  seluruh
masyarakat  pada  daerah  tertentu  pada  suatu  kerajaan.  Contoh:  candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahandi Tulung Agung,
Jawa  Timur,  Candi  Gebang  Yogya,  Candi  Pringapus  Temanggung, Jawa Tengah.
c.  Candi  Pribadi,  yaitu  candi  yang  digunakan  untuk  mendharmakan seorang  tokoh.  Contoh:  Candi  Kidal  pendharmaan  Anusapati,raja
Singhasari, Candi
Jajaghu Pendharmaan
Wisnuwardhana,raja Singhasari,  Candi  Ngrimbi  pendharmaan  Tribuanatunggadewi,  ibu
Hayam  Wuruk,Candi  Tegawangi  pendharmaan  Bhre  Matahun,  dan Candi Surawana pendharmaan Bhre Wengker.
Masih  menurut  sumber  yang  sama,  dijelaskan  juga  bahwa pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan  yang terdapat
dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin yaitu  seniman  yang  membuat  candi  arsitek  zaman  dahulu.  Salah  satu
bagian  dari  kitab  Vastusastra  adalah  Manasara  yang  berasal  dari  India
commit to user 40
Selatan.  Dalam  kitab  Manasara  tidak  hanya  berisi  patokan-patokan membuat  kuil  beserta  seluruh  komponennya  saja,  melainkan  juga
arsitektur  profan,  bentuk  kota,  desa,  benteng,  penempatan  kuil-kuil  di kompleks kotadesa, dan lain-lain.
Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat
air,  baik  air  sungai  terutama  di  dekat  pertemuan  2  buah  sungai,  danau, laut,  bahkan  kalau  tidak  ada  harus  dibuat  kolam  buatan  atau  meletakkan
sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain  di  dekat  air,  tempat  terbaik  mendirikan  sebuah  candi  yaitu  di
puncak  bukit,  di  lereng  gunung,  di  hutan,  di  lembah,dsb.  Seperti  kita ketahui,  candi-candi  pada  umumnya  didirikan  di  dekat  sungai,  bahkan
candi  Borobudur  terletak  di  dekat  pertemuan  sungai  Opak  dan  sungai Progo.
Bila  kita  berbicara  masalah  candi  di  Jawa,  tentunya  tidak  lepas  dari pembahasan  mengenai  kapan  dan  oleh  siapa  candi  itu  dibuat.  Menurut
Rusdi 2010:13-14, pada awal abad ke-8 telah berdiri kerajaan besar yang bernama Mataram Kuno, yang berpusat di Jawa Tengah. Kemudian, pada
abad  ke-10  pusat  kerajaan  ini  berpindah  ke  Jawa  Timur.  Kerajaan Mataram Kuno pernah diperintah oleh dua wangsa dinasti, yaitu Wangsa
Sanjaya  yang  beragama  Hindu  dan  Wangsa  Syailendra  yang  beragama Budha.
commit to user 41
Rusdi  2010:23-24  menambahkan  bahwa  candi-candi  yang  terletak Jawa  Tengah  wilayah  utara,  umumnya  dibangun  oleh  Wangsa  Sanjaya,
dimana candi-candi tersebut adalah candi Hindu. Candi-candi ini biasanya bentuk  bangunannya  lebih  sederhana.  Selain  itu  umumnya  candi  ini
dibangun  dalam  satu  kelompok  dengan  pola  yang  sama  dimana  candi induk terletak di tengah dikelilingi oleh candi Perwara pendamping.
Sedangkan  untuk  candi-candi  yang  berada  di  wilayah  Jawa  Tengah Selatan,  umumnya  dibangun  oleh  Wangsa  Syailendra  dan  candi-candi
tersebut  adalah  candi  Budha.  Umumnya,  candi-candi  ini  bangunannya megah dan sarat dengan hiasan.
Lain  lagi  dengan  candi  yang  berada  di  Jawa  Timur  yang  umumnya memiliki  usia  yang  lebih  muda  dibanding  dengan  candi  yang  terdapat  di
Jawa  Tengah  dan  Yogyakarta.Hal  ini  karena  pembangunannya  dilakukan di  bawah  pemerintah  kerajaan-kerajaan  penerus  Mataram  Kuno,  seperti
Kerajaan  Kahuripan,  Singasari,  Kediri,  Majapahit.  Selain  itu  bangunan candi  di  Jawa  Timur  sangat  beragam,  tergantung  pada  candi  tersebut
dibangun pada pemerintahan kerajaan apa. Sebagai contoh, candi yang dibuat pada masa kerajaan Singasari dibuat
dari  bahan  batu  andesit  dan  diwarnai  oleh  ajaran  Tantrayana  Hindu- Buddha.  Sedangkan  candi  yang  dibangun  pada  masa  kerajaan  Majapahit
umumnya  dibuat  dari  bahan  bata  merah  dan  lebih  diwarnai  oleh  ajaran Buddha.
commit to user 42
Soetarno 2007:6 menyebutkan ciri-ciri Candi  Langgam Jawa Tengah sebagai berikut:
a.  Bentuk bangunannya tambun b.  Atapnya nyata berundak-undak
c.  Puncaknya berbentuk ratna atau stupa d.  Gawang pintu dan relung berhiaskan kala makara
e.  Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis f.  Letak candi di tengah halaman
g.  Kebanyakan menghadap ke timur h.  Kebanyakan terbuat dari batu andesit
Sedangkan  untuk  ciri-ciri  candi  langgam  Jawa  Timur,  Soetarno 2007:122 menjelaskan seperti di bawah ini:
a.  Bentuk bangunan ramping b.  Atapnya merupakan perpaduan tingkatan
c.  Puncaknya berbentuk kubus d.  Makara  tidak  ada,  dan  pintu  relung  hanya  ambang  atasnya  saja  yang
diberi kepala kala e.  Letak candi di bagian belakang halaman
f.  Kebanyakan menghadap ke barat g.  Kebanyakan terbuat dari bata
Masih  berkaitan  dengan  langgam  candi,  Soekmono  1973  dalam www.wikipedia.com  menjelaskan  bahwa  berdasarkan  langgam  seni  atau
gaya arsitekturnya, candi di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua  yaitu
commit to user 43
langgam Jawa Tengah dan Langgam Jawa Timur. Sedangkan untuk candi- candi  yang  berada  di  Bali,  Kalimantan,  dan  Sumatra  dikategorikan
menganut  langgam  Jawa  Timur.  Untuk  lebih  lengkapnya  dapat  dilihat pada tabel II.2 di bawah ini:
Tabel II.2 Langgam Candi di Indonesia
Bagian dari Candi Langgam Jawa Tengah
Langgam Jawa Timur
Bentuk Bangunan Cenderung tambun
Cenderung  tinggi  dan ramping
Atap Jelas
menunjukkan undakan,  terdiri  atas  tiga
tingkatan Atapnya
merupakan kesatuan
tingkatan. Undakan-undakan
kecil yang
sangat banyak
membentuk kesatuan atap yang melengkung halus.
Kemuncak Stupa  candi  Buddha,
Ratna  atau  Vajra  candi Hindu
Kubus  candi  Hindu, terkadang  Dagoba  yang
berbentuk  tabung  candi Buddha
Gawang pintu dan hiasan relung
Gaya Kala-Makara;
kepala Kala dengan mulut menganga  tanpa  rahang
bawah  terletak  di  atas pintu,  terhubung  dengan
Makara  ganda  di  masing- masing sisi pintu
Hanya kepala
Kala tengah
menyeringai lengkap  dengan  rahang
bawah  terletak  di  atas pintu, Makara tidak ada
Relief Ukiran  lebih  tinggi  dan
menonjol  dengan  gambar Ukiran
lebih rendah
tipis dan
kurang
commit to user 44
bergaya naturalis menonjol,
gambar bergaya  seperti  wayang
Bali Tata  letak  dan  lokasi
candi utama Mandala
konsentris, simetris,  formal;  dengan
candi utama terletak tepat di
tengah halaman
kompleks candi,
dikelilingi  jajaran  candi- candi  perwara  yang  lebih
kecil  dalam  barisan  yang rapi
Linear, asimetris,
mengikuti topografi
penampang  ketinggian lokasi;
dengan candi
utama terletak
di belakang, paling jauh dari
pintu masuk,
dan seringkali
terletak di
tanah  yang  paling  tinggi dalam  kompleks  candi,
candi  perwara  terletak  di depan candi utama
Arah hadap bangunan Kebanyakan  menghadap
ke timur Kebanyakan  menghadap
ke barat Bahan bangunan
Kebanyakan batu andesit Kebanyakan  batu  bata
merah Sumber: www.wikipedia.com
Dari  tabel  di  atas,  dapat  kita  ketahui  bahwa  antara  langgam  Jawa Tengah dan langgam Jawa Timur memiliki perbedaan pada bagian-bagian
candi  yang  dapat  kita  lihat  dengan  jelas.  Untuk  langgam  Jawa  Tengah sendiri  sebenarnya  masih  dikelompokkan  lagi  menjadi  langgam  Jawa
Tengah Utara dan langgam Jawa Tengah selatan. Pada  langgam  Jawa  Tengah  Utara,  ukiran  candi  lebih  sederhana,
bangunannya  lebih  kecil,  dan  kelompok  candinya  lebih  sedikit.  Candi yang  termasuk  pada  langgam  Jawa  Tengah  Utara  ini  contohnya  adalah
commit to user 45
candi  Gunung  Wukir,  candi  Badut,  kompleks  candi  Gedong  Songo  dan kompleks  candi  Dieng.  Sedangkan  langgam  Jawa  Tengah  Selatan,
ukirannya lebih banyak dan mewah, bangunannya lebih megah, serta candi dalam  kompleksnya  lebih  banyak  dengan  tata  letak  yang  teratur.  Candi
yang termasuk dalam langgam Jawa Tengah Selatan ini contohnya adalah candi Borobudur, candi Mendut, candi Plaosan dan candi Sewu.
Pada  kurun  akhir  Majapahit,  gaya  arsitektur  candi  ditandai  dengan kembalinya  unsur-unsur  langgam  asli  Nusantara  bangsa  Austronesia,
seperti kembalinya bentuk punden berundak. Bentuk bangunan seperti ini tampak jelas pada Candi Sukuh dan Candi Cetho di lereng gunung Lawu,
selain  itu  beberapa  bangunan  suci  di  lereng  Gunung  Penanggungan  juga menampilkan  ciri-ciri  piramida  berundak  mirip  bangunan  piramida
Amerika Tengah.
2. Candi sebagai Benda Cagar Budaya BCB