Latar Belakang Masalah KINERJA BALAI PELESTARIAN PENINGGALAN PURBAKALA (BP3) JAWA TENGAH DALAM PERLINDUNGAN CANDI CANDI DI JAWA TENGAH

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang sangat kaya, tidak hanya kaya akan sumber daya alam saja, tetapi juga kaya akan sumber daya budaya baik yang bersifat tangible maupun yang intangible. Dalam www.wikipedia.org disebutkan bahwa bangsa Indonesia telah melewati perjalanan yang sangat panjang dari zaman prasejarah hingga zaman sejarah. Zaman prasejarah dimulai sekitar 1,7 juta tahun yang lalu berdasarkan penemuan “manusia Jawa”. Sedangkan periode sejarah dapat dibagi menjadi lima era yaitu era Pra-Kolonial, era Kolonial, era Kemerdekaan Awal, era Orde Baru, dan era Reformasi. Selama kurun waktu tersebut tentunya banyak ditinggalkan jejak-jejak peradaban baik yang bersifat benda maupun tak benda. Dari situ kita dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana kehidupan masa lalu, diantaranya tentang teknologi, seni, kepercayaan, kondisi pemerintahan, mata pencaharian masyarakat pada waktu tersebut. Peninggalan berupa tak benda contohnya adalah tari-tarian, upacara adat, bahasa. Sedangkan peninggalan berupa benda diantaranya adalah fosil manusia purba, kapak batu, candi, keraton, benteng, stasiun kereta api. Dalam pasal 1 Undang-Undang No.5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya, terkandung pengertian bahwa benda peninggalan sejarah dan commit to user 2 purbakala yang memiliki nilai penting bagi pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan digolongkan sebagai benda cagar budaya BCB. BCB memiliki nilai penting yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu: 1. Nilai Penting InformatifIlmu Pengetahuan BCB dikatakan memiliki nilai penting ilmu pengetahuan karena tiga hal. Pertama, BCB merupakan data untuk merekonstruksi aspek-aspek kebudayaan masyarakat masa lampau yang antara lain tentang ideologi, ekonomi, sosial, teknologi, seni. Kedua, BCB merupakan sumber inspirasi pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Ketiga, BCB dapat menjadi wahana pendidikan. 2. Nilai Penting Asosiatif BCB dapat dikatakan mempunyai nilai penting asosiatif karena tiga hal. Pertama, BCB merupakan mata rantai pemahaman terhadap sejarah dan jatidiri bangsa. Kedua, BCB adalah legitimation of action, yang artinya adalah dasar legitimasi untuk suatu tujuan yang terkait dengan kesatuan etnis, wilayah, kekerabtan. Ketiga, BCB dapat berguna untuk mewujudkan social solidarity and integration atau solidaritas sosial dan integritas masyarakat. 3. Nilai Penting Estetika BCB memiliki nilai penting estetika karena dua hal. Pertama, BCB merupakan wujud dan bukti hasil pencapaian cita rasa seni yang commit to user 3 bersumber pada nilai-nilai kearifan lokal. Kedua, BCB menjadi sumber inspirasi pengembangan hasil seni pada masa sekarang. 4. Nilai Penting Ekonomi BCB memiliki nilai penting ekonomi karena dua hal. Pertama, BCB dapat dikembangkan dan dikelola sebagai aset budaya dan pariwisata yang bernilai ekonomi. Kedua, BCB merupakan kekayaan budaya daerah yang potensial untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Salah satu jenis BCB yang memiliki nilai penting bagi pengembangan sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan adalah candi. Dari candi kita dapat belajar banyak hal, misalnya tentang teknik pembuatan, arsitektur, seni manik-manik atau perhiasan yang terdapat pada arca, nilai-nilai luhur, cerita dari relief candi, filosofi dari bangunan candi. J. A. Sonjaya dalam sebuah artikel yang berjudul ‘candi untuk masa depan’ menuliskan bahwa dari candi kita dapat belajar banyak hal, salah satunya tentang konsep pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika. Artikel tersebut menjelaskan tentang konsep pluralisme masa lampau yang dapat dilihat pada kompleks candi Prambanan yang bercorak Hindu dan kompleks candi Sewu yang bercorak Budha. Kedua candi ini berbeda ideologi namun berada di lokasi yang sama dan saling berdampingan. Hal tersebut menunjukkan bahwa leluhur kita sudah jauh lebih dahulu mengenal konsep pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika, dimana mereka tetap bersatu dalam jalinan sosial-kenegaraan walaupun berbeda keyakinan. commit to user 4 Selain memiliki nilai penting seperti dijelaskan di atas, candi juga dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional, contohnya adalah candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan monumen Budha terbesar di dunia yang terdiri dari sepuluh tingkat. Candi ini sangat megah, dimana dalam Rusdi 2010:42-43 disebutkan bahwa Borobudur memiliki luas bangunan 15.129 m2, memiliki relief yang merupakan rangkaian cerita yang tersusun dalam 1.460 panel. Apabila dijumlahkan, panjang relief itu dapat mencapai 3km. Selain itu, Borobudur juga memiliki 504 buah arca. Candi Borobudur memang merupakan hasil karya masa lalu, tetapi kemegahannya tidak kalah oleh bangunan-bangunan masa kini sehingga sampai sekarang masih tetap menjadi kebanggaan bangsa Indonesia serta umat Budha di seluruh dunia. Salah satu daerah di Indonesia yang banyak memiliki candi adalah Jawa Tengah. Sampai sekarang ini setidaknya telah ditemukan 64 candi di Jawa Tengah lihat lampiran. Sayangnya, candi-candi yang menyimpan banyak nilai penting itu keberadaannya tidak lepas dari ancaman kerusakan, baik yang ditimbulkan oleh alam maupun yang ditimbulkan oleh manusia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh faktor alam antara lain ketuaan, pelapukan, bencana alam seperti gunung meletus, lahar dingin, tanah longsor, gempa, dan tsunami. Contohnya adalah gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 lalu yang mengakibatkan candi-candi terutama di daerah Prambanan seperti candi Sewu, Plaosan, Sojiwan dan lainnya mengalami kerusakan cukup parah. commit to user 5 Sedangkan ancaman kerusakan BCB yang diakibatkan oleh faktor manusia adalah pencurian, pemalsuan, pembangunan yang tidak memperhatikan keberadaan BCB, dan kelalaian dalam pemeliharaan BCB. Candi di Jawa Tengah dapat dikatakan sering mengalami pencurian arca, kala, relief, serta beberapa bagian candi lainnya. Kasus pencurian yang menimpa candi-candi di Jawa Tengah selama tahun 1990-2009 dapat dilihat pada tabel I.1 di bawah ini: Tabel I.1 Kasus Perusakan Candi-Candi di Jawa Tengah Tahun 1990-2009 No Tanggal Nama Benda Jmlh Lokasi Koordinasi 1. 15-01-1990 Arca Batu 1 Candi Selogriyo Polres Magelang 2. 02-02-1990 Relief Kala 1 Candi Ngawen Polres Magelang 3. 08-02-1990 Arca Naga 1 Candi Pengilon Polres Kendal 4. 12-04-1990 - Batu Candi - Kemuncak 2 Candi Gondosuli Polres Temanggung 5. 04-05-1990 Arca Ganesha 1 Candi Umbul Polres Magelang 6. 07-05-1990 Arca Makara 2 Candi Gedong Songo Polres Salatiga 7. 14-06-1990 Arca Kudhu 1 Candi Bima Polres Banjarnegara 8. 28-06-1990 Arca Kudhu 1 Candi Bima Polres Banjarnegara 9. 11-07-1990 Yoni 1 Candi Gumeng Polres Magelang 10. 13-07-1990 Makara 1 Candi Gedong Songo Polres Salatiga 11. 13-08-1990 Arca Kala 1 Candi Gedong Songo Polres Salatiga 12. 04-10-1990 Arca Budha 1 Candi Mendut Polres Magelang 13. 03-11-1990 Arca 1 Candi Ceto Polres Karanganyar 14. 04-12-1990 Arca Nyai Gumuk 1 Candi Ceto Polres Karanganyar 15. 15-12-1990 Arca Batu 1 Candi Pringapus Polres Temanggung 16. 17-12-1990 - Arca Kepala Manusia - Arca Berbentuk Setengah 4 Candi Ceto Polres Karanganyar commit to user 6 Manusia - Arca Berbentuk Kemaluan - Arca Berbentuk Manusia Berdiri 17. 18-12-1990 - Arca Eyang Agni - Arca Sabdopalon - Arca Porno 3 Candi Ceto Polres Karanganyar 18. 20-12-1990 Arca Ganeca 1 Candi Umbul Polres Magelang 19. 27-12-1990 Relief Candi Lumbung 1 Candi Lumbung Polres Magelang 20. 01-05-1991 Arca Manusia Duduk Bersila 1 Candi Ceto Polres Karanganyar 21. 20-03-1993 - Kala - Batu Relief gambar Kepala Ular 2 Candi Dukuh Polres Semarang 22. 26-07-1994 Batu Antefik 2 Candi Gedong Songo Polsek Ambarawa 23. 24-01-2000 Relief Arca 1 Candi Plaosan Lor Polsek Prambanan 24. 25-02-2000 Relief Arca 1 Candi Plosan Lor Polsek Prambanan 25. 12-06-2000 Arca Kudu 1 Candi Bima Polsek Banjarnegara 26. Juli 2000 Arca Brahmana 1 Candi Parikesit Polres Wonosobo 27. 30-08-2003 Arca Kudu 1 Candi Bima Polsek Batur 28. 21-02-2007 Kala Pipi Tangga 1 Candi Plaosan Lor Polsek Prambanan 29. 23-11-2009 - Kepala Arca Dhyani Bodhisatva - Kepala Arca Dhyani Buddha 2 Candi Plaosan Lor Polsek Prambanan 30. - Antefik 4 Candi Losari Polsek Salam 31. 06-12-2009 Kepala Arca Buddha 1 Candi Plaosan Lor Polres Klaten Sumber:BP3 Jawa Tengah commit to user 7 Dari tabel I.1 di atas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 1990-2009 telah terjadi 31 kasus pencurian terhadap bagian-bagian candi. Bila diamati lebih lanjut, pencurian paling marak terjadi pada tahun 1990 yaitu sebanyak 19 kasus. Kemudian turun drastis pada tahun 1991 sampai beberapa tahun sesudahnya dimana kasus pencurian tiap tahunnya paling banyak adalah satu kasus. Hal tersebut mungkin ada kaitannya dengan dikeluarkannya Undang- Undang tentang BCB pada tahun 1992. Namun, pada tahun 2000 pencurian kembali meningkat, yakni sebanyak empat kasus. Hal itu mungkin dikarenakan stabilitas nasional yang sedang terganggu karena jatuhnya rezim orde baru dan digantikan oleh era reformasi. Angka pencurian tersebut di atas memang terlihat kecil, akan tetapi bila tiap tahun terus terjadi maka dihawatirkan kelestarian candi akan terancam dan nilai pentingnya dapat berkurang bahkan hilang. Hal tersebut mengingat benda yang dicuri merupakan benda yang sangat terbatas jumlahnya, bernilai, langka dan tidak dapat diperbarui lagi karena memiliki nilai arkeologis tersendiri. Dihawatirkan, generasi yang akan datang tidak akan dapat mengambil nilai penting dari candi. Salah satu dampaknya adalah kesadaran jati diri bangsa akan memudar sehingga mereka akan menjadi generasi yang tidak menghargai bangsanya sendiri. Apalagi sekarang ini arus globalisasi semakin kuat dan teknologi komunikasi semakin maju, dimana dalam kondisi tersebut interaksi budaya antar bangsa menjadi tak terkendali. Bangsa Indonesia yang dulunya dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah, suka gotong royong, saling menghormati, commit to user 8 akan berubah menjadi bangsa yang individualis, penuh kebebasan, suka kekerasan, mudah tercerai berai, dan tidak peduli terhadap sesama. Karena hal itulah maka upaya perlindungan terhadap candi sangat penting untuk dilakukan. Disebutkan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, bahwa semua BCB, termasuk candi didalamnya, dikuasai oleh Negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemerintah merupakan pihak yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap upaya pelestarian BCB, yang terdiri dari kegiatan perlindungan, pemugaran, pemeliharaan, inventarisasi dan dokumentasi BCB. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.37OT.001MKP-2006 tentang organisasi dan tata kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3, BP3 Jawa Tengah merupakan Unit Pelayanan Teknis UPT yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, bertugas menangani bidang kepurbakalaan dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Tengah. BP3 Jawa Tengah adalah organisasi yang bertugas melestarian BCB dan situs di Jawa Tengah. Kegiatan pelestarian itu salah satunya adalah kegiatan perlindungan terhadap candi-candi di Jawa Tengah. Keutuhan candi-candi di Jawa Tengah akan sangat ditentukan oleh sejauh mana kinerja BP3 Jawa Tengah dalam melaksanakan upaya perlindungan terhadap candi-candi tersebut. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian dengan judul “kinerja BP3 Jawa Tengah dalam perlindungan candi-candi di Jawa Tengah” ini dilakukan. Karena pencapaian kinerja juga commit to user 9 dipengaruhi faktor-faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, maka penelitian ini juga akan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana hasil yang telah dicapai, mengungkap apa saja masalah yang terjadi dalam upaya perlindungan candi-candi di Jawa Tengah, faktor apa saja yang mendukung dan faktor apa yang menghambat kinerja BP3 Jawa Tengah tersebut. Dengan begitu, akan dapat ditentukan langkah penanganan yang tepat untuk mengatasi hambatan yang ada serta upaya peningkatan kinerja dapat lebih terarah.

B. Rumusan Masalah