commit to user 125
Dibawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hal-hal apa saja yang menjadi pendorong maupun hal-hal apa saja yang menjadi penghambat BP3
Jawa Tengah dalam melaksanakan kaegiatan perlindungan candi di Jawa Tengah.
1. Faktor Pendukung
Dalam upaya perlindungan terhadap candi yang dilakukan oleh BP3 Jawa Tengah, peneliti mengamati bahwa dukungan dari masyarakat
merupakan faktor pendukung yang paling berpengaruh terhadap kinerja BP3 Jawa Tengah dalam perlindungan candi. Masyarakat di sini
dikelompokkan menjadi 2, yakni masyarakat sekitar candi, dan LSM kebudayaan.
a. Masyarakat Sekitar Candi
Kepedulian masyarakat terhadap candi, terutama masyarakat yang berada di dekatnya sangatlah berpengaruh terhadap tingkat keamanan
candi tersebut. Masyarakat umumnya sudah paham bahwa candi merupakan BCB yang dilindungi oleh negara. Masyarakat juga
mengerti bahwa di dalam candi terdapat benda-benda kuno bernilai jual tinggi yang menjadi incaran kolektor dan pencuri.
Oleh karena itu, biasanya masyarakat peduli dengan candi tersebut dan akan melakukan antisipasi apabila mengetahui hal-hal yang dapat
merusak candi tersebut. Akan tetapi perlu kita ketahui juga bahwa tingkat kepedulian masyarakat itu ternyata berbeda-beda. Ada yang
bentuk kepeduliannya sebatas pada tidak melakukan hal yang dapat
commit to user 126
merusak candi. Ada yang kepeduliannya dengan melakukan langkah antisipasi bila melihat hal-hal atau orang yang dicurigai memiliki niat
buruk terhadap candi. Kemudian ada yang kepeduliannya dengan sering berkumpul di dekat candi sekaligus mengawasi dan mengamankannya.
Tingkat kepedulian yang tinggi dari masyarakat sekitar candi dapat kita lihat di candi Sojiwan, Prambanan. Candi Sojiwan dapat dikatakan
berada di tengah perkampungan warga karena pada saat penulis berkunjung ke candi tersebut, penulis mengamati bahwa candi Sojiwan
dikelilingi oleh
rumah-rumah penduduk.
Tentang kepedulian
masyarakat terhadap candi, ditunjukkan dengan adanya beberapa warga yang pada malam hari ikut berjaga.
Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Sumardi sebagaimana telah ditulis di atas yang menyatakan bahwa pada malam hari biasanya ada
warga yang berkumpul di candi dan biasanya sampai jam 8 malam atau 12 malam. Bahkan terkadang ada yang sampai ikut tidur disana
menemani satpam. Selain itu disebutkan juga bahwa banyak anak muda yang suka berkumpul duduk-duduk di luar pagar dekat candi sekaligus
ikut mengawasi candi. Selain di candi Sojiwan, tingkat kepedulian masyarakat sekitar
pada candi juga dapat dilihat di candi Ceto, Karanganyar. Candi ini sampai sekarang masih sering digunakan sebagai tempat ibadah umat
Hindu. Orang yang beribadah di tempat ini adalah masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Hindu. Selain itu banyak juga masyarakat
commit to user 127
dari luar daerah seperti Surabaya, Jakarta dan daerah lainnya yang datang untuk beribadah.
Lokasi candi Ceto yang berada di dekat perkampungan masyarakat desa dimana masyarakatnya mayoritas beragama hindu membuat candi
tersebut lebih aman. Hal tersebut karena candi tersebut merupakan tempat ibadah bagi mereka dan oleh karenanya masyarakat tersebut
merasa memiliki dan akan ikut menjaganya. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pak Cipto selaku Juru Pelihara candi Ceto sebagai
berikut: “masyarakat mriki katah sing agamane Hindu, dadose nggih melu
njogo candi. Mriki aman mbak, menawi wonten nopo-nopo mengkeh dicegat ndalan, ngebel mriko, mriko, mriko pun ketemu
barange. Dalane kan mung setunggal. Kalih sing ngandap- ngandap mriko pun akrab sedoyo, pun gadah nomer hapene. Nek
kalih polsek-polsek sekitar nggih pun gadah nomere” hasil wawancara 12 Maret 2011
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang
mendukung keamanan candi Ceto adalah karena berada di lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu, dan candi tersebut masih
digunakan sebagai tempat ibadah. Selain itu, masyarakat sekitarnya juga sangat kompak dalam menjaga candi dan koordinasi yang terjalin
antar masyarakat juga baik. Disamping itu, jupel dan masyarakat juga sudah berhubungan dekat dengan polsek setempat sehingga apabila
terjadi pencurian di candi maka akan cepat diambil langkah penanganannya.
b. LSM Budaya