tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu analisa dengan memperbandingkan data beberapa tahun tanpa membuat
penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru misleading.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang dikwantifisir; misalnya
reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah
disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.
2.1.1.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Menurut PSAK 2009:6, ada dua konsep atau asumsi dasar, yaitu : 1. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, transaksi atau kejadian keuangan lainnya diakui pada saat terjadinya,
dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi pada para pemakai tidak
hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
akan mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. 2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu,
perusahaan diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, maka
laporan keuangan sebaiknya disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan tersebut harus diungkapkan.
Sedangkan menurut Zaki Baridwan 2000:8, ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu:
1. Kesatuan Usaha Khusus Separate Entity atau Economic Entity Dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya atau perusahaan dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.
2. Kontinuitas Usaha
Going Concern atau Continuity Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi
suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak, dan perjanjian- perjanjian.
3. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. 4. Periode Waktu Time-Period atau Periodicity
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan
dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan- laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada
waktunya, agar berguna bagi manajemen dan kreditur.
2.1.1.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan