a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metoda pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan
berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
2.1.3.1 Jenis-Jenis Rasio
Menurut Gitman 2006:58, terdapat beberapa jenis rasio, yaitu: 1.
Liquidity Ratios adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
a.
b. 2.
Activity Ratios adalah untuk mengukur kecepatan dan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset.
a.
b.
c.
d. 3.
Debt Ratios adalah untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menanggung risiko dalam menggunakan pinjaman dan mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar bunga dan angsuran. a.
b.
c.
4. Profitability Ratios adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. a.
b. c.
d.
e. f.
5. Market Ratios adalah rasio yang berhubungan dengan nilai pasar yang diukur
dengan harga saham yang sebenarnya untuk memperoleh nilai akuntansinya. a.
b.
c.
MarketBook Ratio=
2.1.3.2 Earnings Per Share
Earnings Per Share EPS adalah tolak ukur profitabilitas modal yang telah ditanamkan para pemegang saham.
Definisi Earnings Per Share menurut Dwi dan Rifka 2002:99 adalah : “Earnings Per Share EPS adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap
pemegang saham biasa dan hanya dapat dihitung untuk saham biasa.” Sedangkan menurut Aliminsyah dan Padji M.A 2003:223, pengertian
Earnings Per Share adalah : “ Rasio keuntungan laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham
dibanding jumlah lembar saham.”
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividend dan capital gain. Laba biasanya menjadi
dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan EPS yang
dilaporkan perusahaan. Angka EPS biasanya disajikan paling bawah dalam laporan laba rugi, dan karenanya sering disebut bottom line. Earnings Per Share adalah
indikator yang baik untuk melihat nilai dari suatu perusahaan. Earnings Per Share EPS menunjukkan jumlah pendapatan yang dimiliki
untuk setiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat pada struktur modal, laba bersih harus dikurangi oleh dividen saham preferen untuk menentukkan
besarnya jumlah pendapatan bagi saham biasa. Namun bila tidak terdapat saham preferen pada struktur modal perusahaan, Earnings Per Share merupakan laba bersih
dibagi dengan jumlah saham beredar. Sehingga EPS dirumuskan sebagai berikut :
Semakin tinggi nilai Earnings Per Share yang dimiliki suatu perusahaan menunjukkan semakin besar pula keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
untuk setiap lembar sahamnya. Dengan demikian semakin banyak pula investor yang akan membayar atas saham perusahaan.
2.1.4 Arus Kas