Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

4.5 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Tabel XI Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .392a .153 .090 .29703 1.333 a Predictors: Constant, Npend, eps, Naruskas b Dependent Variable: Nnilaiperush2 Nilai DW sebesar 1.333. Keputusan yang diambil menggunakan hipotesis sebagai berikut: H0 = tidak ada autokorelasi H1 = ada autokorelasi Nilai tabel untuk sampel 44 n dan jumlah variabel independen 3 k=3, maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai sebagai berikut: DL : 1.201 DU: 1.474 Karena nilai DW lebih besar dari nilai DL dan lebih kecil dari nilai DU DLDWDU, maka tidak ada keputusan yang diambil no decision.

4.6 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah ada hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel-variabel independen dalam model regresi. Apabila terdapat multikolinearitas, maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar. Keadaan ini biasanya ditandai oleh nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun jika ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Untuk menguji multikolinearitas dapat dilihat dari hubungan antar variabel independen, apabila tampak korelasi antar variabel independen yang paling tinggi menunjukkan angka dibawah 90 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Tabel XII Uji Multikolinearitas-1 Coefficient Correlationsa Model Npend eps Naruskas Npend 1.000 -.320 -.861 eps -.320 1.000 .065 Correlations Naruskas -.861 .065 1.000 Npend .029 -5.59E-006 -.024 eps -5.59E-006 1.04E-008 1.10E-006 1 Covariances Naruskas -.024 1.10E-006 .028 a Dependent Variable: Nnilaiperush2 Melihat besar korelasi antar variabel independen, tampak bahwa hanya variabel arus kas yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel pendapatan dengan tingkat korelasi sebesar -0.861 atau sekitar 86. Oleh karena korelasi tersebut masih dibawah 90, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius. Untuk menguji indikator multikolinearitas dapat juga digunakan nilai Variance Inflation Factors VIF sebagai indikator yang menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas diantara variabel bebas. Pada tabel XIII berikut merupakan bagian dari tabel Coefficient α yang merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS. Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini. Tabel XIII Uji Multikolinearitas-2 Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant eps .725 1.379 Naruskas .209 4.783 Npend .188 5.307 a Dependent Variable: Nnilaiperush2 Selain itu, melihat hasil tolerance, tidak ada variabel independen yang memiliki nilai kurang dari 0.10. Hasil nilai VIF juga menunjukan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoliniearitas antar variabel dalam model regresi.

4.7 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perubahan Komponen Arus Kas dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2005-2009).

0 1 22

Pengaruh Earning Per Share, Price Earnings Ratio dan Book Value Per Share terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2008-2010.

0 0 25

Pengaruh Current Ratio, Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham (STudi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2006-2009).

0 0 24

Pengaruh Earnings Per Share, Return On Asset, dan Retusn On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2007-2009).

0 0 25

Pengaruh Faktor-Faktor Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2006-2008).

0 0 25

Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Earnings per Share terhadap Harga Saham (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2005-2008).

0 0 22

Pengaruh Laba Bersih dan Total Arus Kas terhadap Harga Saham (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2006-2008).

0 0 19

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan Manufaktur Periode 2005-2007).

0 0 24

Pengaruh Current Ratio, Return on Equity dan Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2005-2008).

0 0 21

Pengaruh Earnings per Share, Price Earnings Ratio dan Book Value per Share terhadap Harga Saham (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2005-2007).

0 0 22