80
Kebijakan kerjasama lintas instansi yang bersama-sama mengembangkan pasar tradisional. Hal ini di dukung pula oleh kebijakan pemerintah daerah
melalui peraturan bupati yang mengatur ulang penataan pasar modern. Sehingga mampu merancang draft pengelolaan pasar yang fair dalam bentuk persaingan
yang sehat. Sampai hari ini model pengembangan pasar tradisional telah mampu mempromosikan diri melalui event-event pameran kerajinan, bursa tanaman hias,
agenda pentas budaya, maupun kesenian tradisional lainnya secara rutin dan berkelanjutan.
Harapan dari model pengembangan pasar rakyat tradisional bisa benar- benar diterapkan dengan maksimal. Sehingga dalam upaya meningkatkan
peranserta para pelaku pasar rakyat tradisional bisa diperbaiki baik dalam bentuk operasional manajerial maupun sistem menejemen mutu menjadi lebih
baik. Walaupun sejatinya korporasi asing maupun kepungan pasar modern menyerbu tingkat desa, paling tidak bentuk nyata pemerintah dalam
mempertahankan eksistensi pasar rakyat tradisional betul-betul bisa
dilaksanakan sesuai dengan badan dan aturan hukum yang berlaku.
3. Pengaturan Zonasi
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53M- DAGPER122008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, pemerintah memberikan perlindungan terhadap Pasar Tradisional terhadap yang disebut dengan pesaingnya yaitu Pusat
Perbelanjaan dan Toko Moderen. Berkaitan dengan pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan pasar modern telah ditentukan dalam Perpres ini, harus
Universitas Sumatera Utara
81
mengacu pada rencana tata ruang wi1ayah kabupatenkota, dan rencana detail tata ruang kabupatenkota, termasuk peraturan zonasinya. Lebih lanjut berkaitan
dengan zonasi pasar tradisional, Pasal 4 huruf a dan b Perpres No. 112 menentukan bahwa pendirian pusat perbelanjaan dan pasar modern wajib
memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di wilayah yang
bersangkutan dan memperhatikan jarak antara hypermarket dengan pasar tradisional yang telah ada sebelumnya.
Salah satu tujuan dari peraturan tersebut ialah untuk memberdayakan pasar tradisional agar dapat tumbuh berkembang, serasi saling memerlukan, saling
memperkuat serta saling menguntungkan. Pemberdayaan pasar tradisional berarti memperkuat keunggulan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki olehnya serta
memberi peluang agar pasar tradisional dapat memperkuat jaringan ritel di antara sesama pasar tradisional serta bersama dengan pusat perbelanjaan dan toko
moderen dengan prinsip serasi, saling memperkuat dan saling menguntungkan
tanpa saling mematikan melalui persaingan yang adil.
Untuk melindungi keberadaan pasar tradisional juga diatur waktu beroperasi hypermarket, supermarket dan department store, yaitu mulai pukul 10
pagi waktu setempat. Pasar rakyat tradisional umumnya mulai beroperasi sejak subuh yaitu diawali oleh para pedagang dari luar kota yang menjual komoditi
segar, antara lain sayur mayur, buah-buahan, bumbu-bumbuan, ikan dan ayam potong, serta makanan matang seperti kueh basah. Biasanya para pedagang ini
mengakhiri aktivitasnya sampai dengan pukul 8 atau 9 pagi. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
82
dilanjutkan oleh para pedagang yang secara tetap berjualan di lapakkios pasar tradisional bersangkutan. Jadi apabila konsumen menghendaki berbelanja barang
kebutuhannya yang segar pada pagi-pagi hari, mereka harus datang ke pasar
tradisional.
Serangkaian pembatasan pendirian dan pengoperasian pasar dan ritel moderen sudah dilakukan, sekalipun di sana-sini masih terjadi penyimpangan,
guna untuk melindungi keberadaan pasar tradisional. Namun pembatasan- pembatasan ini tidak cukup untuk mendorong kinerja pasar-pasar tradisional agar
keberadaannya tetap didambakan oleh masyarakat banyak di tengah-tengah keberadaan pasar dan ritel moderen yang berkembang semakin pesat. Sebenarnya
ada hal yang lebih penting dibanding dengan sekadar pembatasan pendirian dan pengoperasian pasar dan ritel moderen, yaitu pemberdayaan pasar tradisional
terutama melalui peningkatan kompetensi pengelola dan pedagang pasar di samping pendanaan serta perbaikan dan pembangunan phisik pasar program
renovasi dan revitalisasi pasar tradisional. Pemberdayaan pasar-pasar tradisional merupakan salah satu fungsi dan tugas pokok pemerintah kabupatenkota. Namun
menurut pengamatan penulis, justru kegiatan pemberdayaan melalui peningkatan kompetensi pengelola dan pedagang pasar belum banyak dilakukan oleh
pemerintah kabupatenkota. Padahal kegiatan inilah yang lebih dapat menjadikan
kualitas layanan pasar-pasar tradisional sejajar dengan pasar dan ritel moderen.
Peningkatan sumber daya pelaku pasar yaitu pengelola dan pedagang pasar. Dengan adanya ketentuan secara eksplisit tentang peningkatan
pengembangan sumber daya pelaku pasar, maka Pemerintah daerah melakukan
Universitas Sumatera Utara
83
berbagai program pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku pasar. Inilah salah satu bentuk upaya pemberdayaan pasar rakyat tradisional yang sangat
penting yang dapat menjamin peruwujudan kesejajaran dalam tingkat kemajuan
antara pasar tradisional dengan pasar dan ritel moderen.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan perlindungan pasar, Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah Dinas
Pengelolaan Pasar DPP. Dalam struktur organisasi DPP, dijumpai Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar yang menangani phisik pasar peralatan,
fasilitas dan bangunan pasar dan kebersihan pasar; Bidang Pengawasan dan Pembinaan yang menangani pemberdayaan dan pembinaan pedagang, keamanan
dan ketertiban pasar, serta pengawasan pedagang; Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima PKL yang menangani penataan dan pembinaan serta pengendalian
PKL; dan Bidang Pendapatan Pasar yang menangani restribusi pasar.
67
Zonasi pasar pasar tradisional pengaturan menjadi kewenangan pemerintah daerah, dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan
pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan dan memperhatikan jarak antara hypermarket dengan pasar
tradisional yang telah ada sebelumnya. Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah merupakan wujud pelaksanaan dari otonomi daerah.
Ketentuan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Presiden Nomor 112 Tahun 2007, apabila dihubungkan dengan Pasal 10 ayat 3 dan Pasal 14ayat 1 UU No. 32
Tahun 2004, dapat diinterpretasikan bahwa pengaturan mengenai zonasi pasar
67
http:pasarkutradisional.blogspot.com201209pemerintah-melindungi-pasarku.html, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
84
tradisional dan pasar modern menjadi kewenangan pemerintah daerah dan merupakan materi muatan peraturan daerah. Oleh karena itu, pada dasarnya
Perpres No. 112 Tahun 2007 telah mengamanatkan pemerintah daerah untuk memberikan pengaturan mengenai zonasi pasar tradisional dan pasar modern,
melalui pembentukan peraturan daerah.
68
4. Kemitraan dan Kerjasama Usaha