71
kegiatan usaha koperasi dan kewirausahaan sekaligus ditujukan pada pengurangan pengangguran khususnya tenaga kerja terdidik yang sekaligus
akan dapat mengatasi masalah keterbatasan kemampuan SDM koperasi. 6 Penyediaan dana melalui koperasi untuk sarana produksi bersama anggota
yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas koperasi dan UMKM di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan,
pekebunan dan kehutanan, serta aneka usaha lainnya. 7 Revitalisasi lembaga pendidikan dan pelatihan perkoperasian dengan tujuan
untuk meningkatkan ketersediaan tenaga pembina dan penyuluh perkoperasian di daerah.
61
Memuat Pasal 73 Undang-undang No.7 tahun 2014 tentang Perdagangan mengenai pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah yaitu:
1. Pemerintah danatau pemerintah daerah melakukan pemberdayaan terhadap koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah di sector perdagangan.
2. Pemberdayaan berupa pemberian fasilitas, insentif, bimbingan teknis, akses danatau bantuan permodalan, bantuan promosi dan pemasaran.
3. Pemerintah danatau Pemerintah Daerah dalam melakukan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Pasar Rakyat
1. Pengaturan Perizinan
Secara langsung pada bagian ini dapat dikatakan pihak yang berwenang mengeluarkan izin tersebut adalah Pemerintah. Hanya saja dalam hal yang
61
http:www.bappenas.go.id, diakses terakhir pada tgl 28 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
72
demikian harus dapat dilihat izin yang bagaimanakah yang dimohonkan oleh masyarakat, sehingga dengan demikian akan dapat diketahui instansi pemerintah
yang berwenang mengeluarkan izin tersebut. Misalnya izin keramaian atau izin mengeluarkan pendapat di muka umum, maka izin tersebut di dapatkan rnelalui
kepolisian setempat dimana keramaian akan dilakukan. Dalam kajian pihak-pihak yang berwenang mengeluarkan izin maka dasarnya yang perlu dikaji adalah
satunya adalah masih besarnya biaya transaksi usaha sebagai akibat dari ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan, panjangnya proses perizinan
dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi, serta masih adanya praktik bisnis serta persaingan usaha yang tidak sehat.
Lokasi Pendirian Pasar Tradisional harus memenuhi syarat analisa kondisi social ekonomi masyarakat terkait dengan keberadaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan, Toko Modern, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi UMKMK yang berada diwilayah bersangkutan. Syarat analisa kondisi social
ekonomi masyarakat meliputi struktur penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan, tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga, kepadatan penduduk,
pertumbuhan penduduk, kemitraan dengan UMKM local, ketahanan dan pertumbuhan pasar tradisional sebagai sarana bagi UMKM Lokal, keberadaan
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang sudah ada, dan dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh jarak antara pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko
modern yang telah ada sebelumnya.
62
62
http:www.jembranakab.go.idindex.php?module=izinjenis=izin23, diakses terakhir pada tgl 28 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
73
Menurut Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
perizinan terhadap pasar rakyat yakni: 1 Untuk melakukan usaha Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern, wajib memiliki : a. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional IUP2T untuk Pasar
Tradisional. b. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan IUPP untuk Pertokoan, Mall, Plasa dan
Pusat Perdagangan. e. Izin Usaha Toko Modern IUTM untuk Minimarket, Supermarket,
Department Store, Hypermarket dan Perkulakan. 2 IUTM untuk Minimarket diutamakan bagi pelaku Usaha Kecil dan Usaha
Menengah setempat. 3 Izin melakukan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan oleh
BupatiWalikota dan Gubernur. Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern bahwa Permintaan IUP2T, IUPP dan IUTM dilengkapi dengan :
a. Studi kelayakan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan, terutama aspek sosial budaya dan dampaknya bagi pelaku perdagangan eceran setempat;
b. Rencana kemitraan dengan Usaha Kecil. Ketentuan-ketentuan mengenai perizinan usaha pusat perbelanjaan diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Universitas Sumatera Utara
74
Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern “Perpres No. 1122007” dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53M-DAGPER122008
Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern “Permendag No. 53M-DAGPER122008”.
Menurut peraturan-peraturan tersebut terdapat izin yang diperlukan untuk melaksanakan usaha Pusat Perbelanjaan. Dalam melaksanakan usaha pusat
perbelanjaan tersebut, pemilik atau pengelola pusat perbelanjaan wajib untuk memiliki izin usaha, yaitu Izin Usaha Pusat Perbelanjaan “IUPP” untuk
pertokoan, mall, plasa dan pusat perdagangan. Menurut Pasal 24 1 UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Bahwa Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan wajib memiliki perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh Menteri. 2
Menteri dapat melimpahkan atau mendelegasikan pemberian perizinan kepada Pemerintah Daerah atau instansi teknis tertentu. 3 Menteri dapat memberikan
pengecualian terhadap kewajiban memiliki perizinan di bidang Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai
perizinan di bidang Perdagangan sebagaimana pada ayat 1 dan pengecualiannya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dengan Peraturan Menteri.
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan, yang hanya diperoleh dari bekerja. Pasar Tradisional sebagai salah satu infrastruktur ekonomi
daerah memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menampung tenaga kerja, namun dengan pesatnya pembangunan, peningkatan jumlah ritel modern tidak
dapat dihindarkan. Hal ini berakibat tergusurnya pasar tradisional karena
Universitas Sumatera Utara
75
kelemahannya baik dalam permodalan maupun dalam pengolahannya Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perlindungan pedagang
tradisonal tersebut karena hak atas kesejahteraan merupakan bagian dari hak ekonomi yang menjadi salah satu hak dalam kovenan hak ekonomi sosial dan
budaya. Dalam melaksanakan perlindungan hukum terhadap pedagang pasar
tradisional, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan
Toko Modern yang diikuti dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Kedua peraturan tersebut mengatur diantaranya adalah tentang zonasi, kemitraan dan perizinan serta
pembinaan. Namun, disayangkan bahwa peraturan tersebut masih bias sehingga diperlukan instrumen daerah untuk mengatur lebih detail terutama terkait
dengan zonasi, perizinan dan pembinaan pasar tradisional. Dalam rangka Perlindungan hukum pedagang pada pasar tradisional pemerintah perlu
melakukan 2 dua hal yakni Pengendalian dan Pemberdayaan. Pengendalian dilakukan terhadap Pasar Modern melalui kewajiban memilki izin gangguan yang
mensyaratkan zonasi sebagai pertimbangan pemberian izin, sedangkan Pemberdayaan dilakukan terhadap Pedagang Pasar Tradisional, melalui program
kemitraan, pendanaan dan peningkatan profesionalitas pengelola pasar.
63
63
Burhan Saidi, Perlindungan Hukum Bagi Pedagang Pasar Tradisional, “
http:burhansaidi.blogspot.com”, diakses terakhir pada tgl 28 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
76
Untuk aspek perizinan usaha dengan menetapkan peraturan dan kebijaksanaan untuk menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan
mengupayakan terwujudnya sistem pelayanan satu atap; memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. Dalam aspek perlindungan sebagaimana
pemerintah juga mengeluarkan kebijaksanaan untuk menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi
sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya; mencadangkan bidang
dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun temurun;
mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan Usaha Kecil melalui pengadaan secara langsung dari Usaha Kecil; mengatur pengadaan barang atau
jasa dan pemborongan kerja Pemerintah; memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
64
2. Penataan Tata Ruang