63
Tujuan dari pengaturan e-commerce dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan adalah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan juga
bagi para pelaku usaha. Nantinya, Kementerian Perdagangan Kemendag akan menyusun peraturan pelaksana atau pedoman yang relevan. Ini merupakan awal
yang baik karena akhirnya Indonesia memiliki dasar hukum untuk melakukan pengelolaan perdagangan transasksi elektronik.
51
B. Pemberdayaan Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam
Pasar Rakyat Pemberdayaan koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah KUMKM
merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
karena KUMKM merupakan bagian terbesar dari aktivitas masyarakat Indonesia.
Upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM telah dilakukan dengan langkah- langkah yang nyata. Namun, di masa depan UMKM masih menghadapi beberapa
permasalahan sebagai berikut. Permasalahan yang terkait dengan iklim usaha yang kurang kondusif menjadi penghambat bagi tumbuhnya UMKM. Salah satu
Produktivitas UMKM sudah menunjukkan peningkatan, tetapi nilainya masih sangat kecil dibandingkan dengan produktivitas usaha besar. Hal ini
mengakibatkan produk yang dihasilkan kurang memiliki kemampuan untuk bersaing dan kualitas yang baik yang dapat memenuhi permintaan pasar domestik
dan pasar internasional.
52
51
Komisi Hukum Nasional, Hukum Desain, “Kiblat UU Hukum Perdagangan Baru”, Jurnal Vol 14, No.4 Mei 2014, ISSN 1829-7943 www:Komisi Hukum.go.id,html, diakses
terakhir pada tgl 27 Agustus 2014
52
http:www.bappenas.go.id, diakses terakhir pada tgl 27 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
64
Masih rendahnya produktivitas UMKM ini diakibatkan antara lain, oleh rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia. Selain
itu, keterbatasan modal dan penguasaan teknologi pada sektor usaha mikro dan kecil berakibat sangat sulit untuk meningkatkan nilai tambah usahanya sehingga
pendapatan yang diperoleh juga masih rendah. Demikian pula, kualitas kerja
UMKM yang kurang baik berdampak pada lingkungan kerja dan produk yang
dihasilkan menjadi kurang berdaya saing. UMKM juga masih menghadapi kendala keterbatasan pada akses pemasaran yang mempengaruhi UMKM dalam
meningkatkan kapasitas produksi dan usahanya.
53
Permasalahan khusus yang dihadapi dalam pemberdayaan koperasi adalah belum meluasnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang
memiliki struktur kelembagaan dan insentif yang unikkhas dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang kurang
memahami prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang benar dalam berkoperasi. Koperasi dan UMKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan oleh
pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi.
54
Kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM secara umum diarahkan terutama untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional
melalui:
55
53
http:ferlyprogresif.blogspot.com201306peran-akuntansi-dalam-pemberdayaan.html, diakses terakhir pada tgl 27 Agustus 2014
54
https:applelovestory.wordpress.compengembangan-usaha-kecil-menengah-ukm, diakses terakhir pada tgl 27Agustus 2014
55
http:stiebanten.blogspot.com201104kebijakan-dan-program-pemberdayaan.html diakses terakhir pada tgl 27 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
65
1 peningkatan ekonomi lokal dengan mengembangkan usaha skala mikro dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah; dan
2 peningkatan produktivitas dan akses UKM pada sumber daya produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi daerah, sekaligus
menciptakan lapangan kerja.
Dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah melalui peningkatan ekonomi lokal, kota, dan perdesaan,
pemberdayaan usaha mikro difokuskan untuk mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.
Langkah kebijakannya yaitu: 1 meningkatkan kapasitas dan memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro LKM baik dengan pola bagi hasil,
konvensional, maupun melalui dana bergulir; 2 meningkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen usaha dan teknis produksi; 3
meningkatkan fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana usaha mikro; 4 meningkatkan fasilitasi pembinaan sentra-sentra produksi tradisional dan usaha
ekonomi produktif terisolir dan daerah tertinggalperbatasan. Dalam kaitannya dengan peningkatan akses UMKM kepada sumber daya produktif, langkah
kebijakannya meliputi: 1 meningkatkan akses modal UMKM kepada lembaga keuangan dengan mendorong pemanfaatan skim penjaminan kredit dan kredit
usaha rakyat KUR, khususnya untuk investasi produktif di sektor agribisnis dan industri; 2 meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengajuan investasi usaha
dengan skim penjaminan kredit melalui pembinaan oleh lembaga layanan usaha
Universitas Sumatera Utara
66
Business Development Service Provider-BDS-P; 3 meningkatkan fasilitas pemasaran dan promosi ekspor produk-produk UKM dan koperasi; dan 4
meningkatkan akses teknologi dan inovasi dengan menyediakan fasilitas layanan teknologi dan pusat inovasi. Seiring dengan peningkatan akses tersebut, langkah
kebijakan pemberdayaa UMKM lainnya adalah meningkatkan wirausaha yang tangguh dan kompetitif, serta berwawasan iptek dan inovatif.
56
Kebijakan penting lainnya yang mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi UMKM adalah 1 menyelesaikan penyusunan turunan peraturan
pelaksanaan RUU tentang UMKM dan koperasi; 2 meningkatkan formalisasi badan usaha UMKM; 3 memberikan rekomendasi perbaikan kebijakan dan
regulasi yang menghambat usaha dan investasi, baik di pusat maupun di daerah. Sementara itu, langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas
kelembagaan koperasi meliputi: 1 meningkatkan pelaksanaan pembinaan, pengawasan,dan penilaian perkoperasian; dan 2 pelatihan dan pemasyarakatan
praktik-praktik koperasi terbaik, sekaligus bimbingan teknis penerapan akuntabilitas koperasi.
57
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian memiliki beberapa kelemahan dan mewarisi sifat tradisi perkoperasian kolonial. Salah satu
contohnya yaitu semangat koperasi dihilangkan kemandiriannya dan disubordinasikan di bawah kepentingan kapitalisme maupun negara. Campur
56
http:diperta.ntbprov.go.idprodukhukumbab_19_narasi.pdf , diakses terakhir pada tgl 28 Agustus 2014
57
http:zhabum.blogspot.com2014_05_01_archive.html, diakses terakhir pada tgl 28Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
67
tangan pemerintah dan kepentingan pemilik modal besar sangat terbuka dalam undang-undang ini.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Koperasi dijelaskan bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Dari definisi tersebut mengandung makna koperasi sebagai badan hukum yang tidak
ada bedanya dengan badan usaha uang lain. Pasal 75 Undang-Undang ini yang mengatur soal penyertaan modal tidak mengenal adanya pembatasan. Akibatnya,
koperasi bisa kehilangan kemandiriannya dan anggotanya hanya sekadar dijadikan objek pinjaman bagi pemilik modal besar.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 juga mempertahankan keberadaan koperasi golongan fungsional. Pada Pasal 27 ayat 1, syarat keanggotaan koperasi
primer adalah mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi. Lebih lanjut dalam penjelasn disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kesamaan kepentingan
ekonomi adalah kesamaan dalam hal kegiatan usaha, produksi, distribusi, dan pekerjaan atau profesi.
Karakteristik Undang-Undang No, 17 Tahun 2012 yang mempertahankan koperasi golongan fungsional dan meniadikan koperasi produksi itu jelas dengan
perkembangan koperasi yang berlangsung secara internasional. Dengan tujuan dapat digunakan sebagai dasar untuk menjadikan koperasi sebagai gerakan
Universitas Sumatera Utara
68
ekonomi rakyat, justru Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 diwaspadai menjadi ancaman serius terhadap keberadaan koperasi di Indonesia.
58
Usaha untuk mengembangkan system ekonomi kerakyatan tersebut ini sebagai suatu sistem yang baku, jelas tidak mudah, karena sector ekonomi rakyat
yang didominasi oleh sector ekonomi UMKM masih sangat tertinggal dalam berbagai hal. Seperti keterbatasan dalam permodalan, keterampilan kerja SDM-
nya maupun jaringan pemasarannya. Di Indonesia posisi usaha mikro, kecil dan menengah UMKM telah lama diakui sebagai sektor usaha yang sangat penting,
karena berbagai peranannya yang riel dalam perekonomian. Pada tahun 2008, pemerintah telah menerbitkan UU No. 20 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. UU tersebut bertujuan untuk: a mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang dan berkeadilan; b
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan c meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan.
59
Kelemahan utama usaha kecil pada dasarnya terletak pada kelemahan manajerialnya. Hal itu terungkap baik pada kelemahan pengorganisasian,
perencanaan, pemasaran maupun pada kelemahan akuntansi. Hal itu mudah
58
Ramadian, Kritikan Tentang UU koperasi No. 17 tahun 2012, https:ramadian28.wordpress.com,
diakses terakhir pada tgl 18 Agustus 2014
59
Marsuki, Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia, Edisi pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2006, hlm 15-19
Universitas Sumatera Utara
69
dipahami. Selain dipengaruhi oleh keterbatasan modal, usaha kecil memang tidak memiliki kemampuan untuk mempekerjakan manajer-manajer professional.
60
1 Menindaklanjuti Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM sebagai landasan yang kuat dalam memberdayakan UMKM pada
Dana bergulir kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan usaha mikro dan kecil yang tergabung dalam koperasi untuk mengembangkan komoditas
unggulan di wilayahnya. Dana bergulir kemitraan dijadikan sebagai danapadanan oleh koperasi untuk bermitra dengan lembaga keuangan bank maupun
nonbankinvestor yang telah melakukan penilaian kelayakan terhadap komoditas unggulan yang akan dikembangkan. Dana bergulir dengan pola kemitraan telah
disalurkan kepada tiga koperasi. Dalam rangka mendukung upaya penataan lokasi dan penertiban pedagang kaki lima PKL, Pemerintah Pusat bekerja sama dengan
pemerintah daerah memberikan dukungan penguatan pengembangan sarana usaha PKL melalui Koperasi.
Dukungan penguatan pasar tradisional yang diberikan Pemerintah ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan fungsi pasar tradisional melalui
rehabilitasi pasar tradisional. Dengan demikian, dapat diwujudkan kondisi pasar yang layak, bersih, teratur, nyaman dan aman, serta dikelola secara profesional.
Selain itu, para pedagang mendapatkan kepastian lokasiusaha dengan didukung peran kelembagaan koperasi di dalamnya.
Beberapa tindak lanjut dalam memberdayakan koperasi dan UMKM perlu dilakukan, terutama adalah pada hal-hal berikut ini.
60
Revrisond Baswir, Ekonomi Kerakyatan Vs Neoliberalisme, Yogyakarta: Penerbit Delokomotif, 2010, hlm 135
Universitas Sumatera Utara
70
masa mendatang, segera di tindaklanjuti sehingga menjadikan UMKM yang tangguh, kuat dan mandiri, serta lebih mendapat jaminan kepastian hukum.
Untuk itu, diperlukan beberapa peraturan pelaksanaan, baik berupa peraturan presiden maupun peraturan pemerintah.
2 Perlu adanya penyempurnaan dalam pelaksanaan KUR melalui a penyempurnaan pelaksanaan penyaluran KUR mikro; b perluasan bank
pelaksana penyaluran KUR; dan c peningkatan skema linkage yang melibatkan lembaga keuangan mikro LKM dan KSPUSP dalam penyaluran
KUR. 3 Perlu adanya terobosan rintisan untuk mengembangkan sentra-sentra
produksi di daerah terisolasi dan tertinggalperbatasan. Tindak lanjut ini diperlukan agar masyarakat atau sentra-sentra produksi di daerah
tertinggalperbatasan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi lokal tiap-tiap daerah.
4 Penyediaan insentif dan dukungan bagi pengembangan inovasi dan teknologi untuk mendukung UKM dan koperasi dan wirausaha baru berbasis teknologi.
Insentif ini terutama ditujukan bagi UKM yang berorientasi ekspor, subkontrakpenunjang, agribisnisagroindustri dan yang memanfaatkan
sumber daya lokal. 5 Penumbuhan wirausaha baru melalui dukungan fasilitasi praktek usaha yang
melibatkan peran lembaga pendidikan pedesaan. Lembaga ini merupakan kelompok yang berperan mendorong proses trickle down effectdalam bidang
ekonomi dan iptek. Pemberdayaan lembaga pendidikan pedesaan dalam
Universitas Sumatera Utara
71
kegiatan usaha koperasi dan kewirausahaan sekaligus ditujukan pada pengurangan pengangguran khususnya tenaga kerja terdidik yang sekaligus
akan dapat mengatasi masalah keterbatasan kemampuan SDM koperasi. 6 Penyediaan dana melalui koperasi untuk sarana produksi bersama anggota
yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas koperasi dan UMKM di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan,
pekebunan dan kehutanan, serta aneka usaha lainnya. 7 Revitalisasi lembaga pendidikan dan pelatihan perkoperasian dengan tujuan
untuk meningkatkan ketersediaan tenaga pembina dan penyuluh perkoperasian di daerah.
61
Memuat Pasal 73 Undang-undang No.7 tahun 2014 tentang Perdagangan mengenai pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah yaitu:
1. Pemerintah danatau pemerintah daerah melakukan pemberdayaan terhadap koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah di sector perdagangan.
2. Pemberdayaan berupa pemberian fasilitas, insentif, bimbingan teknis, akses danatau bantuan permodalan, bantuan promosi dan pemasaran.
3. Pemerintah danatau Pemerintah Daerah dalam melakukan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Pasar Rakyat