76
Untuk aspek perizinan usaha dengan menetapkan peraturan dan kebijaksanaan untuk menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan
mengupayakan terwujudnya sistem pelayanan satu atap; memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. Dalam aspek perlindungan sebagaimana
pemerintah juga mengeluarkan kebijaksanaan untuk menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi
sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya; mencadangkan bidang
dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun temurun;
mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan Usaha Kecil melalui pengadaan secara langsung dari Usaha Kecil; mengatur pengadaan barang atau
jasa dan pemborongan kerja Pemerintah; memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
64
2. Penataan Tata Ruang
Sekilas tentang regulasi penataan pasar rakyat tradisional telah memberikan proteksi terhadap pasar tradisional, namun jika diperhatikan secara
lebih seksama regulasi yang terkait dengan pasar rakyat tradisional sebenarnya sangat longgar dan memberi kemudahan yang sangat luar biasa bagi hadirnya
pasar modern ditengah masyarakat tanpa batas. Kehadiran regulasi ini secara tidak langsung mempromosikan pemerintah
menganut paradigma ekonomi Pancasila dalam persaingan usaha di wilayahnya.
64
Balian Zahab, Hukum Eknomi, “https:balianzahab.wordpress.com”, diakses terakhir pada tgl 28 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
77
Sehingga dengan adanya peraturan daerah tersebut substansinya adalah untuk menciptakan agenda ekonomi kerakyatan yang menjadi pilar dalam perekonomian
Indonesia saat ini. Sudah barang tentu, dengan kehadiaran konsepsi teori ini alasan pasar bebas mengepung Indonesia dan daerah-daerah sejatinya menjadi
pijakan bahwa Indonesia masih bisa bebas berekspresi ditengah korporasi asing dan persaingan pasar bebas dalam dunia globalisasi.
65
Peraturan ini pula diperkuat oleh Permendag No.532008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
yang menjelaskan bahwa pendirian pasar modern wajib menganalisa kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar rakyat tradisional yang
meliputi: struktur penduduk menurut daftar mata pencaharian dan pendidikan, tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga, kepadatan penduduk, pertumbuhan
penduduk, kemitraan setempat, penyerapan tenaga kerja lokal, ketahanan dan pertumbuhan pasar tradisional sebagai sarana bagi UMKM lokal, keberadaan
fasilitias umum dan fasilitas sosial yang sudah ada, dampak negatif dan positif Menopang roda perekonomian daerah yang lebih mapan dan sehat secara
persaingan pasar, pemerintah daerah pun mengacu pada rujukan Peraturan Presiden maupun Peraturan Menteri Perdagangan yang diharapkan mengerem laju
pertumbuhan pasar modern. Dalam aturan ini disebutkan pemerintah daerah wajib memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar
tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang berada di daerah yang bersangkutan.
65
http:dudukinspiratif.blogspot.com201401pemberdayaan-pasar-tradisional- pada.html, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
78
bagi pendirian perusahaan modern, dan tanggung jawab sosial corporate social responsibility perusahaan.
Dengan adanya regulasi kebijakan itu semua, tidak menutup kemungkinan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di pasar rakyat tradisional dengan di pasar
modern membuat persaingan yang tidak sehat. Karena kita ketahui bersama, bahwa para pelaku pasar rakyat tradisional tertinggal jauh dari segi sumber daya
manusia. Belum lagi RUU pemerintah dengan DPR seringkali menimbulkan sebuah ketimpangan produk hukum. Artinya adalah bahwa pemerintah lebih
mementingkan penghasilan pendapatan daerah, karena tidak mustahil akibat bergulir pasar modern di suatu tempat menambah pundi ekonomi bagi pemerintah
daerah tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa pasar rakyat tradisional merupakan tempat interaksi masyarakat menengah ke bawah pada umumnya.
Sehingga para pelaku pasar rakyat tradisional tidak mustahil yang menggeluti di bidang ini sangat sedikit mereka yang berlatar belakang pendidikan dari
perguruan tinggi. Dengan melihat kondisi ini sangat jauh jika dibandingkan dengan sistem
pengelolaan pasar modern yang sudah mandiri. Oleh karenanya, melihat keperihatinan seperti ini pemerintah melakukan kerjasama dengan beberapa
instansi terkait yang berhubungan langsung dengan pengelolaan pasar rakyat tradisional.
Seperti halnya dalam melaksanakan kebijakan tersebut implikasinya sudah saatnya diperlukan reorientasi prinsip kemitraan. Jalinan kemitraan harus
didasarkan atas prinsip sinergi, yaitu saling membutuhkan dan saling membantu.
Universitas Sumatera Utara
79
Prinsip saling membutuhkan akan menjamin kemitraan berjalan lebih langgeng karena bersifat alami dan tidak atas dasar belas kasihan. Berlandaskan prinsip ini,
usaha besar akan selalu mengajak usaha kecil sebagai partner in progress. Pola bapak-anak angkat banyak yang tidak didasari atas prinsip saling
membutuhkan.
66
66
Sudah barang tentu, berdasarkan landasan ini ditopang dengan badan hukum dari masing-masing instansi terkait dilingkungan masing-masing dinas.
Misal, seiring dengan perkembangan zaman saat terkait perdagangan bebas bukan rahasia umum akan terciptaknya praktek monopoli dilapangan yang dilakukan
oleh oknum bisa terjadi. Oleh karena itu, berdasarkan landasan dari pemerintah pusat, melalui peraturan presiden pemerintah wajib mengelola segala bidang
ekonomi agar tidak terjadinya monopoli. Sehingga bentuk implikasinya bisa dilakukan bidang kerjasama antar instansi tersebut.
Model lain disebutkan dalam melakukan perkembangan di pasar tradisional berdasarkan peraturan daerah, Dinas Pengelola Pasar menjalankan
pembentukan organisasi lembaga teknis. Dalam hal ini bisa diartikan bahwa dalam keadaan mendesak pemerintah daerah dibawah naungan Dinas Pengelola
Pasar bisa membentuk lembaga organisasi teknis untuk berjalannya kinerja dilapangan, baik bisa diimplementasikan pembantuan pekerja dalam penarikan
retribusi maupun pengelola pasar dilapangan. Kemudian, dalam bentuk proses pemberdayaan bagi pelaku pasar diatur dalam badan hukum.
http:ekonomikerakyatan.ugm.ac.idMy20Webmudrajad.html, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
80
Kebijakan kerjasama lintas instansi yang bersama-sama mengembangkan pasar tradisional. Hal ini di dukung pula oleh kebijakan pemerintah daerah
melalui peraturan bupati yang mengatur ulang penataan pasar modern. Sehingga mampu merancang draft pengelolaan pasar yang fair dalam bentuk persaingan
yang sehat. Sampai hari ini model pengembangan pasar tradisional telah mampu mempromosikan diri melalui event-event pameran kerajinan, bursa tanaman hias,
agenda pentas budaya, maupun kesenian tradisional lainnya secara rutin dan berkelanjutan.
Harapan dari model pengembangan pasar rakyat tradisional bisa benar- benar diterapkan dengan maksimal. Sehingga dalam upaya meningkatkan
peranserta para pelaku pasar rakyat tradisional bisa diperbaiki baik dalam bentuk operasional manajerial maupun sistem menejemen mutu menjadi lebih
baik. Walaupun sejatinya korporasi asing maupun kepungan pasar modern menyerbu tingkat desa, paling tidak bentuk nyata pemerintah dalam
mempertahankan eksistensi pasar rakyat tradisional betul-betul bisa
dilaksanakan sesuai dengan badan dan aturan hukum yang berlaku.
3. Pengaturan Zonasi