Konsep Pasar Rakyat dalam Undang-undang No.7 Tahun 2014

54

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT

BERDASARKAN UU NO.7 TAHUN 2014

A. Konsep Pasar Rakyat dalam Undang-undang No.7 Tahun 2014

Pasar dapat dibedakan menurut statusnya yaitu pasar resmi dan pasar tidak resmi sedangkan dari lingkup pelayanannya dapat pula dibedakan menurut pasar lokal, pasar regional dan pasar global. Berdasarkan jenis barang dan jasa yang ditawarkan maka pasar dapat dibedakan menjadi pasar umum dan pasar khusus yang dibedakan pula menurut waktu pelayanan seperti pasar malam dan jenis barang yang ditawarkan seperti pasar ternak. Menurut skala kegiatan dibedakan menjadi pasar eceran, pasar grosir dan pasar induk dan menurut skala pelayanan lokal terbagi pula kepada pasar lingkungan, pasar wilayah dan pasar kota. 46 Konsep pasar terus berkembang seperti ‘one stop shopping’ yaitu pelayanan pasar makin bervariasi termasuk sebagai tempat rekreasi. Pasar modern menjadi media bagi interaksi kosmopolitan yang cenderung kepada gaya hidup yang mendorong kegiatan ‘window shopping’. 47 46 Philip Kotler, Marketing Manajement: Analysis, Planning, Implementation, and Control. Manajemen Pemasaran, edisi 6. Jakarta : Erlangga. 1996, hlm 37 47 Fashbir Noor Sidin, Strategi Kebijakan Pembangunan Dalam Otonomi Daerah, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2001, hlm 15-37 Awal perkembangan pasar ditunjukkan oleh suasana yang akrab antara pembeli dan penjual walaupun dibatasi oleh transaksi melalui tawar menawar. Proses ini untuk menyepakati harga dari barang yang ditawarkan. Harga itu umumnya memberikan keuntungan yang sewajarnya bagi penjual untuk menjaga kelangsungan kehidupan keluarga. Universitas Sumatera Utara 55 Pembeli dianggap memiliki pengetahuan tentang harga dan mutu barang melalui proses pembandingan dengan penjual lainnya. 48 Hal itu karena biasanya penjual pasar rakyat tradisional menjual dalam jumlah kecil dan merupakan hasil kebun atau pengelolahan sendiri. Mereka juga mampu menjual barang dagangannya dengan standar modal apabila proses jual- beli sedang sepi atau hari sudah sore dan mereka akan pulang. Keunikan lainnya adalah proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Pembeli pada pasar tradisional mendapatkan kepuasan tersendiri ketika mampu meyakinkan penjual untuk mengurangi harga barang yang dijualnya bahkan apabila harga tersebut Jangkauan pelayanan pasar ditentukan oleh jarak dan modal yang tersedia dikaitkan dengan biaya dan manfaat. Pasar akan berkembang sesuai ambang batas dan jangkauan pelayanan tersebut dan persaingan antar pasar sangat dipengaruhi oleh kebijakan publik termasuk penataan ruang. Ini menunjukkan bahwa perkembangan pasar dikaitkan dengan kelangsungan kehidupan pasar itu harus dilindungi agar investasi memberi pulangan yang optimal. Karakteristik Pasar tradisional dan Pasar Modern Pasar tradisional memiliki daya saing yang muncul secara ilmiah seperti lokasi yang strategis, keanekaragaman barang, harga yang murah , area penjualan yang luas serta sistem tawar menawar yang hingga kini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Seorang penjual pada pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan jenis yang berbeda, misalnya seorang pedagang yang menjual goreng-gorengan sekaligus sayur-sayuran. 48 Andrian . Pertumbuhan Pasar Modern Lampaui Pasar Tradisional. [http:www.suarakarya-online.com], diakses terakhir pada tgl 25 Agustus 2014 Universitas Sumatera Utara 56 hanya turun sebesar Rp.500. Suasana belanja berkait dengan faktor emosional antara pembeli dan penjual menjadi satu faktor penting dihubungkan dengan eksistensi pasar tradisional. Selain itu jenis barang dan sifat perbelanjaan juga dapat berpengaruh karena beberapa pasar rakyat tradisional masih mempertahankan hari-hari pasar tertentu yang ramai dikunjungi. Jarak relatif dekat dengan permukiman dan akses yang tinggi terutama keberadaan ojek dan becak motor sehingga berbelanja menjadi rekreasi yang menyenangkan. Disisi lain pasar rakyat tradisional juga memiliki kelemahan. Hampir setiap pasar tradisional memiliki kelemahan yang sama. Kelemahan ini menjadi penyebab kekalahan dalam persaingan memperebutkan konsumen dengan pasar modern. Kelemahan tersebut diantaranya tampilan pasar tradisional yang terlihat kumuh, kotor dan bau, tata ruang yang tidak beraturan, jam operasional yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang yang masih rendah. Dengan harga yang relatif sama dan bersaing pasar modern mampu memberikan keunggulan dari kelemahan pasar tradisional. Terlebih lagi konsumen pasar tradisional berasal dari kalangan menengah kebawah sangat peduli terhadap perbedaan harga walaupun perbedaan harga tersebut sangat kecil dan sebagian besar penduduk Indonesia berada pada status menengah kebawah. Apalagi pasar modern mampu menawarkan inovasi-inovasi harga seperti diskon besar-besaran. Harga pada pasar modern yang murah yang bisa mengalahkan harga pasar rakyat tradisional dengan menekan habis harga beli dari pemasok. Nama brand yang menjadi andalan serta penyakit konsumerisme masyarakatlah dapat digunakan pasar modern untuk mengambil keuntungan dan memenangkan Universitas Sumatera Utara 57 persaingan tidak seimbang ini. Selain itu propaganda media elektronik dan media lainnya begitu besar dimanfaatkan. Pasar rakyat tradisional juga memiliki kelemahan besar, selain soal persaingan. Problemnya adalah watak yang terbangun menjadi calon pengusaha-pengusaha menengah dan besar. Dalam sistem pasar tradisional adalah sama dengan pasar modern, yaitu soal tengkulak dan bandar dalam mata rantai distribusi barang dagangan serta penghasil barang produksi. Perputaran nilai uang yang dihasilkan dari perdagangan di pasar tradisional lebih besar dan merata namun dengan kualitas yang lebih rendah nilai uangnya. Kondisi ini yang membuat berjalannya roda ekonomi namun lemah dan tidak signifikan dalam mengangkat taraf hidup. 49 Adanya UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan bisa menjadi benteng perlindungan bagi pasar tradisional, tapi kenyataannya berbeda malah melemahkan fungsi dan peran secara hukum, dan lebih memberikan penguatan pada peran dari pasar ritel modern yang akan makin besar ditahun mendatang. 50 Pengaturan perdagangan dalam negeri sebagaimana dijelaskan didalam pasal 5 UU No. 7 Tahun 2014 diarahkan untuk, meningkatkan efisiensi dan efektifitas distribusi, peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha, Memuat pasal 1 ayat 12 ketentuan umum UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan bahwa pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi perdagangan. 49 http:planningandpublicpolicy.blogspot.com201302menciptakan-keseimbangan- antara-pasar.html, diakses terakhir pada tgl 26 Agustus 2014 50 http:www.neraca.co.idarticle38397IKAPPI--UU-Perdagangan-Lemahkan-Pasar- Tradisional, html diakses terakhir pada tgl 26 Agustus 2014 Universitas Sumatera Utara 58 pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri, peningkatan akses pasar bagi produk dalam negeri, dan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. Upaya tersebut dilakukan dengan pengharmonisasian peraturan, standart, prosedur kegiatan perdagangan antara pemerintah pusat dan daerah, prosedur perijinan, memfasilitasi sarana dan prasarana perdagangan dalam negeri, termasuk perdagangan antar pulau. UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan juga mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk menggunakan dan melengkapi label berbahasa indonesia pada barang yang diperdagangkan di dalam negeri. Hal mana nantinya secara lebih detail akan diatur melalui peraturan menteri. Terkait dengan distribusi bisa dilakukan melalui single level atau multi level. Barang dengan hak distribusi ekslusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung. Terkait dengan hak distribusi ekslusif ini perlu mendapat perhatian khusus karena ada kemungkinan terdapat unsur monopoli didalamnya. Selain itu pelaku usaha distribusi dilarang menerapkan skema piramida dalam mendistribusikan barang. Kerjasama pemerintah daerah, dan pelaku usaha secara sendiri ataupun bersama-sama dalam mengembangkan sarana perdagangan memungkinkan dalam hal, pengembangan pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, gudang, perkulakan, pasar lelang komoditas, pasar berjangka komoditi, atau sarana perdagangan lainya. Kesemua itu diharuskan mengacu pada ketentuan undang-undang terkait. Pengaturan ini disatu sisi memperlihatkan semangat kegotongroyongan antar stake holders, namun disisi lain dapat menghilangkan Universitas Sumatera Utara 59 kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan pasar rakyat melalui intervensi pemerintah pusat. Di era otonomi daerah sekarang ini mekanisme semacam ini sepertinya agak sulit dijalankan mengingat sepanjang perjalanan penerapan otonomi daerah, kesan yang muncul pemerintahan daerah sepertinya memiliki ego besar untuk melepaskan diri dari campur tangan pemerintah pusat. Dalam Pasal 6 ayat 1 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan menyebutkan, “Pelaku usaha wajib menggunakan dan melengkapi label berbahasa Indonesia pada barang yang diperdagangkan di dalam negeri.” Kewajiban penggunaan label berbahasa Indonesia dapat melindungi konsumen dalam negeri. Dengan adanya label berbahasa Indonesia, konsumen dalam negeri dapat lebih paham tentang informasi produk yang dikonsumsinya. Apalagi pelabelan ini erat kaitannya dengan produk makanan, yang notabene para konsumen membutuhkan info sebanyakbanyaknya mengenai produk makanan tersebut, terkait dengan keamanan dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh pembeli atau konsumen. Mulai dari info nutrisi sampai dengan info kadaluarsa dalam kemasan produk makanan. Pasal 14 UU UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan ayat 1 menyebutkan bahwa asas setara berkeadilan antara pasar rakyat dan pasar modern, ayat 2 tentang aturan zonasi pembangunan pasar rakyat tradisional dan modern, dan ayat ketiga tentang waktu operasional pasar. Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah menata dan membina pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan toko swalayan. Caranya dengan pengaturan perizinan, tata ruang, dan pembagian wilayah dengan memperhatikan jarak dan Universitas Sumatera Utara 60 lokasi pendirian, kemitraan dan kerjasama. UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Komitmen kerberpihakan kepada pasar rakyattradisional tertuang dalam Pasal 12, 13, dan 14. Pembinaan terhadap pasar lokal tidak hanya soal perizinan semata. Dalam konteks yang riil, infrastruktur pasar tradisional perlu dibenahi untuk menunjang aktifitas perdagangan. Perlu ada standar kelayakan dan kenyamanan di pasar-pasar rakyat sehingga pembeli atau konsumen dapat dengan nyaman berbelanja. Kondisi lain yang saat ini dialami oleh pedagang-pedagang kecil adalah maraknya pungutan-pungutan liar oleh preman-preman yang di back up oleh oknum militer ataupun kepolisian. Oleh karena itu, apa yang diatur dalam pasal ini bukanlah titik akhir tetapi justru menjadi awal pembenahan pasar tradisional. Selain itu, munculnya banyak swalayan dan minimarket baik franchise atau milik pribadi tentu merugikan para pedagang di pasar tradisional. Sehingga pada dasarnya ketentuan ini dibuat untuk melindungi pasar tradisional dalam negeri. Pasal 22 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Dalam rangka pengembangan pemberdayaan dan penguatan perdagangan dalam negeri, Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pemangku kepentingan lainnya diwajibkan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan juga mengatur soal kebutuhan pokok masyarakat diseluruh indonesia, khususnya mengenai ketersediaan kebutuhan pokok dan kualitas mutu yang baik. Dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 25 ayat 2 sinergi antara pemerintah pusat dan daerah diwajibkan mendorong peningkatan dan melindungi produksi barang kebutuhan Universitas Sumatera Utara 61 pokok dan barang penting untuk pemenuhan kebutuhan nasional yang mengenai criteria barang pokok dan penting tersebut akan diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden. Ini merupakan angin segar bagi para petani sebagai produsen kebutuhan pokok yang selama ini cenderung dipandang sebelah mata lantaran pemerintah cenderung menghambat pada penyedia kebutuhan pokok dari luar negeri sehingga produk impor membanjiri pasar nasional dan menggilas petani nasional. Seandainya pada pelaksanaanya nanti pemerintah bisa konsisten dengan kehendak UU maka dapat kita bayangkan bahwa dimasa mendatang, pertanian akan berkembang lahan pertanian bertambah dan mental kemandirian dalam berusaha akan tertanam kuat didiri setiap warga negara. Cara ini sekaligus merupakan strategi ampuh mengurangi pengangguran dan kemiskinan yang selama ini menjadi beban nasional. Kehadiran UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan ini dianggap sebagai momentum bersejarah dalam perekonomian nasional baik terkait dengan upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang seluas-luasnya maupun mendorong kemajuan ekonomi bangsa. Pengesahan UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sekaligus mengkonfirmasi arah dan orientasi kebijakan perdagangan Indonesia di tengah volatilitas permintaan dunia. Pemerintah bersama DPR meyakini bahwa potensi perdagangan nasional merupakan salah satu keunggulan ekonomi Indonesia di bandingkan ekonomi negara berkembang lainnya. Salah satu keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam hal ini adalah jumlah penduduknya, dengan banyaknya warga negara maka secara tidak langsung akan menjadi pasar strartegis untuk menyerap produkproduk yang diperdagangkan. Universitas Sumatera Utara 62 Pemerintah berwenang melarang dan membatasi perdagangan dalam negeri dengan tujuan peningkatan efisiensi dan efektifitas distribusi, iklim usaha dan kepastian usaha, pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri, akses pasar produk dalam negeri dan perlindungan konsumen. Dalam Pasal 35 ayat 1 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan menyebutkan, “Pemerintah menetapkan larangan atau pembatasan perdagangan Barang danatau Jasa untuk kepentingan nasional dengan alasan: melindungi kedaulatan ekonomi; melindungi keamanan negara; melindungi moral dan budaya masyarakat; melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup; melindungi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan untuk produksi dan konsumsi; melindungi neraca pembayaran danatau neraca perdagangan; melaksanakan peraturan perundang-undangan; danatau pertimbangan tertentu sesuai dengan tugas pemerintah. Ketentuan lain yang diatur di dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan adalah mengenai perdagangan melalui sistem elektronik atau e- commerce, yang diatur dalam Pasal 65-66. Pemberlakuan aturan e-commerce yang tercantum di dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan ini berlaku untuk skala internasional. Maksudnya, seluruh transaksi elektronik yang dilakukan pelaku usaha dalam negeri dan luar negeri, yang menjadikan Indonesia sebagai pasar wajib mematuhi aturan e-commerce yang ada di dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan kelak. UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur bagaimana transaksi elektronik dan binis online dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku bisnis. Universitas Sumatera Utara 63 Tujuan dari pengaturan e-commerce dalam UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan adalah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan juga bagi para pelaku usaha. Nantinya, Kementerian Perdagangan Kemendag akan menyusun peraturan pelaksana atau pedoman yang relevan. Ini merupakan awal yang baik karena akhirnya Indonesia memiliki dasar hukum untuk melakukan pengelolaan perdagangan transasksi elektronik. 51

B. Pemberdayaan Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam

Dokumen yang terkait

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

7 65 137

Analisis Yuridis Kebijakan Pelindungan Dan Pengamanan Perdagangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 11 134

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 9

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 1

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 2 21

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 1 35

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 5

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN SEBELUM DIUNDANGKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2014 A. Pengertian Pasar Rakyat (Tradisional) - Perlindungan Hukum terhadap Pasar Rakyat Berdasarkan Undang-Undang No 7 tahun 2014 te

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum terhadap Pasar Rakyat Berdasarkan Undang-Undang No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan

0 0 21

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN SKRIPSI

0 0 9