Kemitraan dan Kerjasama Usaha

84 tradisional dan pasar modern menjadi kewenangan pemerintah daerah dan merupakan materi muatan peraturan daerah. Oleh karena itu, pada dasarnya Perpres No. 112 Tahun 2007 telah mengamanatkan pemerintah daerah untuk memberikan pengaturan mengenai zonasi pasar tradisional dan pasar modern, melalui pembentukan peraturan daerah. 68

4. Kemitraan dan Kerjasama Usaha

Banyak penelitian dan kajian dilakukan praktisi, akademisi, pemerintah terus melakukan pendalaman mengenai sistem perdagangan untuk tata pasar khususnya pasar tradisional dan modern. Di dapat pilah dua karakteristik tata kelola pasar rakyat tradisional dan modern kini, pasar rakyat tradisional cenderung kumuh, kotor, sembrawut, lahan parkir yang tak tertata, keamanan pasar yang tidak terjamin, penempatanpenataan produk dan komoditi yang sembarangan dan tentunya pengelolaan pasar yang masih belum professional, ini berbanding terbalik dengan kondisi pasar modern yang memiliki tempat yang bersih, dijaga keamanan yang memadai, tata produkkomoditi yang terklasifikasi, manajemen yang terstruktur dalam pola perlakukan professional. Inti masalah harus ditemukan, pertama, bagaimana membuat pasar tradisional yang secara kesehatan memadai hygienis, bersih dan rapih, penanganan sampah yang teratur, keamanan yang terjamin dan tentunya standar baku pengelolaanmanajemen yang profesional. Ini membutuhkan kerja keras dari semua pihak, Pemda 68 http:fh.unsoed.ac.idsitesdefaultfilesfilekudokumen4.20weda20Kupita.pdf, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014 Universitas Sumatera Utara 85 KabupatenKota-Provinsi dan semua elemen yang bersinggungan dengan kondisi pasar saat ini. 69 Penurunan konsumen ke pasar rakyat tradisional dapat dianalisis melalui beberapa segi, baik dari sisi konsumen maupun kondisi pasar rakyat tradisional. Persaingan perdagangan retail yang bermain yang menjual mata dagangan yang sama, yaitu seperti kebutuhan sehari-hari dimana komoditas tersebut sesungguhnya menjadi bagian dari kesulitan pasar rakyat tradisional untuk meraih pasar. Dengan demikian sesungguhnya yang terjadi bisa jadi kompetisi keras diantara intra-type, yakni sesama hypermarket atau supermarket, dan sesama kelompok pedagang tradisional, seperti sesama toko dipasar tradisional, sesame warung, sesama pedagang kaki lima, yang tingkat barrier to entry-nya dari segi modal minim. Dengan demikian konflik tidak hanya terjadi antara yang bermodal besar dengan yang bermodal kecil tapi antara sesama modal besar atau kecilpun persaingan usaha akan terjadi dengan hukum pasar. 70 Sebelum mendalami lebih jauh kita harus paham terlebih dahulu bahwa definisi pasar adalah area tempat jual beli dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar rakyat tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda 69 Rian Prasetya, Perbedaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional, “http:rianprasetyamulya.blogspot.comhtml”, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014 70 http:perlindungankonsumennasional.compage6.html, diakses terakhir pada tgl 29 Agustus 2014 Universitas Sumatera Utara 86 yang dimilikidikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertantu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertical maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Pusat perbelanjaan wajib menyediakan tempat usaha untuk usaha kecil dengan harga jual atau biaya sewa yang sesuai dengan kemampuan usaha kecil, atau yang dapat dimanfaatkan oleh usaha kecil melalui kerjasama lain dalam rangka kemitraan. Kemitraan ini merupakan kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan ini diselenggarakan melalui pola-pola yang sesuai dengan sifat dan tujuan usaha yang dimitrakan dengan membrikan peluang seluas- luasnya kepada usaha kecil, oleh pemerintah dan dunia usaha. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan bahwa dalam kegiatan perdagangan pada umumnya, kemitraan antara usaha besar dan atau usaha menengah dengan usaha kecil dapat berlangsung dalam bentuk kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha, atau penerimaan pasokan dari usaha kecil mitra usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh usaha besar dan usaha menengah. Universitas Sumatera Utara 87 Pemerintah menetapkan bidang usaha industri yang termasuk dalam kelompok industri kecil, termasuk industri yang menggunakan keterampilan tradisional dan industri penghasil benda seni, yang dapat diusahakan hanya oleh WNI. Pemerintah juga menetapkan jenis-jenis industri yang khsusus dicadangkan bagi kegiatan industri kecil yang dilakukan oleh masyarakat pengusaha dari golongan ekonomi lemah. Selain itu pemerintah juga menetapkan bidang usaha industri untuk penanaman modal, baik modal dalam negeri maupun luar negeri. 71 Usaha menengah dan usaha besar dalam melakukan kemitraan wajib memberikan pembinaan kepada usaha kecil agar dapat meningkatkan kesempatan berusaha serta kemampuan manajemen dalam satu atau lebi aspek di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi, penyediaan bahan baku, pengelolaan usaha, dan pendanaan. Bidangjenis usaha yang dicaangkan untuk usaha kecil, usaha menengah dan besar terbagi menjadi beberapa sektor diantaranya pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, industri dan perdagangan, perhubungan, telekomunikasi dan kesehatan. 72 Pengaturan dan pembinaan bidang usaha industri dilakukan dengan memperhatikan, Penyebaran dan pemerataan pembangunan industri dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia dengan mempergunakan proses industri dan teknologi yang tepat guna untuk dapat tumbuh dan berkembang atas kemampuan dan kekuatan sendiri; Penciptaan iklim yang sehat bagi pertumbuhan 71 Pasal 5-6 UU RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian 72 Kepres RI No. 127 Tahun 2001 Tentang BarangJenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang Jenis Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan Universitas Sumatera Utara 88 industri dan pencegahan persaingan yang tidak jujur antara perusahaanperusahaan yang melakukan kegiatan industri, agar dapat dihindarkan pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat; Perlindungan yang wajar bagi industri dalam negeri terhadap kegiatankegiatan industri dan perdagangan luar negeri yang bertentangan dengan kepentingan nasional pada umumnya serta kepentingan perkembangan industri dalam negeri pada khususnya; Pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup, serta pengamanan terhadap keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam. 73 Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus melakukan pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil dalam bidang: produksi dan pengolahan; pemasaran; sumber daya manusia; dan teknologi. Yang terurai dalam kegiatan meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan; meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasa memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran; meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran; menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar; mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi; memasarkan produk Usaha Kecil. memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial; membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, dan konsultasi Usaha Kecil; 73 Pasal 9 UU RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian Universitas Sumatera Utara 89 menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan Usaha Kecil. meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu; meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru; memberi insentif kepada Usaha Kecil yang menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup; meningkatkan kerjasama dan alih teknologi; meningkatkan kemampuan memenuhi standardisasi teknologi; menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi Usaha Kecil. 74 Kemitraan dalam kegiatan perdagangan antara usaha besar dengan usaha menengah dan kecil dapat berlangsung dalam bentuk kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha, atau penerimaan pasokan dari usaha kecil mitra usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh usaha besar dan atau usaha menengah yang bersangkutan. Pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha besar dan usaha menengah dilakukan dengan mengutamakan pengadaan hasil produksi usaha kecil dengan cara langsung dan terbuka. 75 Dalam rangka pengembangan kemitraan antara pemasok usaha kecil dengan Perkulakan, Hypermarket, Departemen Store, Supermarket, dan Pengelola Jaringan Minimarket, perjanjian kerjasamanya harus dilakukan dengan tidak memungut bisaya administrasi pendaftaran barang dari pemasok usaha kecil, dan pembayaran kepada pemasok usaha kecil dilakukan secara tunai, atau dengan alasan teknis tertentu dapat dilakukan dalam jangka waktu 15 hari setelah seluruh 74 Pasal 14-18 UU RI No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil 75 Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Universitas Sumatera Utara 90 dokumen penagihan diterima. Pembayaran tidak secara tunai dapat dilakukan sepanjang cara tersebut tidak merugikan pemasok usaha kecil, dengan memperhitungkan biaya resiko dan bunga untuk pemasok usaha kecil. Dalam rangka menciptakan hubungan kerjasama yang berkeadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan antara pemasok dengan toko modern, pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi kepentingan pemasok dan toko modern dalam merundingkan perjanjian kerjasama. 76 Usaha kecil yang bermitra mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan kinerja usahanya secara berkelanjutan, sehingga lebih mampu melaksanakan kemitraan dengan usaha besar dan usaha menengah, dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya berbagai bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan oleh usaha besar dan usaha menengah. Pun demikian usaha besar, usaha menengah dan atau usaha kecil yang melaksanakan kemitraan mempunyai kewajiban untuk mencegah gagalnya kemitraan, memberikan informasi tentang pelaksanaan kemitraan kepada Menteri Teknis dan Menteri dan meningkatkan efisiensi usaha dalam kemitraan. 77 Pembinaan pusat perbelanjaan dan toko modern, pemerintah daerah harus memberdayakan pusat perbelanjaan dan toko modern dalam membina pasar tradisional dan mengawasi pelaksanaan kemitraan sebagaimana telah diatur dalam Perpres. 78 76 Pasal 9 dan 11 Perpres No. 1222007 tentang Kemitraan 77 Pasal 15-16 PP RI No. 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan 78 Pasal 15 ayat 3 Perpres No. 1122007 tentang Kemitraan Universitas Sumatera Utara 91

BAB IV PERAN DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH

DAERAH DALAM PERLINDUNGAN TERHADAP PASAR RAKYAT A. Peran Pemerintah Pusat dalam Perlindungan Terhadap Pasar Rakyat Pasar di masa kekinian semakin tersaingi dengan adanya masa modernisasi yang memunculkan supermarket ataupun pusat perbelanjaan yang juga menyediakan bahan makanan pokok yang biasanya kita temui di pasar. Tidak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia saat ini jauh lebih kritis dan lebih cerdas dalam menentukan pilihan. Keadaan pasar rakyat tradisional yang identik dengan image kotor, panas, sesak, dan tidak nyaman memberikan masyarakat pilihan lain untuk berbelanja beras, sayur-mayur, daging, dan kebutuhan pokok di supermarket yang bersih dan nyaman serta memiliki barang dagangan yang higienis, yang rela mereka tebus dengan harga lebih mahal. Barang dagangan di pasar tradisional jauh lebih variatif dan murah. Sayur- mayur dan daging di pasar rakyat tradisional pun juga jauh lebih segar daripada di supermarket yang biasanya sudah beberapa hari diletakkan di lemari pendingin. Kegiatan interaksi sosial antara pedagang dan pembeli tentunya menawarkan suasana berbeda yang tidak ditemukan di supermarket. Tentunya hal paling mendasar yang perlu dibenahi sebelum kita bicara bagaimana agar pasar kembali dikunjungi adalah struktur fisik pasar yang terkesan tua dan usang perlu diremajakan serta direnovasi senyaman mungkin. Mungkin dengan memasang atap yang kokoh dan lantai kedap air sehingga ketika hujan tidak bocor dan menyebabkan genangan air dimana-mana. Kemudian kita berikan space yang Universitas Sumatera Utara 92 lebih luas untuk tempat parkir, jalanan pasar, dan juga memperbaiki toilet umum yang ada di pasar sehingga dengan keadaan pasar yang lebih baik, tentunya pembeli juga akan lebih nyaman dan mau berlama-lama berada disana. Kerjasama dengan pemerintah kotakabupaten dan dinas-dinas terkait untuk menjadikan pasar tempat yang menarik untuk dikunjungi. Semisal kita bekerjasama dengan dinas pariwisata untuk mengadakan festival makanan tradisional atau festival jajanan pasar dengan harga yang lebih murah, yang tentunya acara ini berusaha mengajak masyarakat untuk datang ke pasar. 79 Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Dalam Negeri melalui kebijakan dan pengendalian. 80 Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Dalam Negeri diarahkan pada: 81 a. peningkatan efisiensi dan efektivitas Distribusi; b. peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha; c. pengintegrasian dan perluasan Pasar dalam negeri; d. peningkatan akses Pasar bagi Produk Dalam Negeri; dan

e. pelindungan konsumen.

Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri mengatur: 82 a. pengharmonisasian peraturan, Standar, dan prosedur kegiatan Perdagangan antara pusat dan daerah danatau antardaerah; b. penataan prosedur perizinan bagi kelancaran arus Barang; 79 http:dokterberpeci.blogspot.com201403mengembalikan-fungsi-pasar-sebagai.html, diakses terakhir pada tgl 1 September 2014 80 Pasal 5 ayat 1 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan 81 Pasal 5 ayat 2 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan 82 Pasal 5 ayat 3 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Universitas Sumatera Utara 93 c. pemenuhan ketersediaan dan keterjangkauan Barang kebutuhan pokok masyarakat; d. pengembangan dan penguatan usaha di bidang Perdagangan Dalam Negeri, termasuk koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah; e. pemberian fasilitas pengembangan sarana Perdagangan; f. peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri; g. Perdagangan antarpulau; dan h. pelindungan konsumen. Pengendalian Perdagangan Dalam Negeri meliputi: perizinan; Standar; dan pelarangan dan pembatasan. 83 Tugas Pemerintah di bidang Perdagangan mencakup: 84

a. merumuskan dan menetapkan kebijakan di bidang Perdagangan; b. merumuskan Standar nasional;

c. merumuskan dan menetapkan norma, Standar, prosedur, dan kriteria di bidang Perdagangan; d. menetapkan sistem perizinan di bidang Perdagangan; e. mengendalikan ketersediaan, stabilisasi harga, dan Distribusi Barang kebutuhan pokok danatau Barang penting; f. melaksanakan Kerja sama Perdagangan Internasional;

g. mengelola informasi di bidang Perdagangan;

h. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan di bidang Perdagangan; 83 Pasal 5 ayat 4 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan 84 Pasal 93 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Universitas Sumatera Utara 94

i. mendorong pengembangan Ekspor nasional; j. menciptakan iklim usaha yang kondusif;

k. mengembangkan logistik nasional; dan l. tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 mempunyai wewenang: 85 a. memberikan perizinan kepada Pelaku Usaha di bidang Perdagangan; b. melaksanakan harmonisasi kebijakan Perdagangan di dalam negeri dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem Distribusi nasional, tertib niaga, integrasi Pasar, dan kepastian berusaha; c. membatalkan kebijakan dan regulasi di bidang Perdagangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang bertentangan dengan kebijakan dan regulasi Pemerintah; d. menetapkan larangan danatau pembatasan Perdagangan Barang danatau Jasa; e. mengembangkan logistik nasional guna memastikan ke-tersediaan Barang kebutuhan pokok danatau Barang penting; dan f. wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah selain dengan peraturan-peraturan yang telah dijelaskan diatas, dalam menjaga eksistensi pasar tradisonal, juga telah mengeluarkan peraturan yang paling baru yaitu Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisonal. 85 Pasal 94 UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Universitas Sumatera Utara 95 Disebutkan dalam peraturan tersebut dalam pasal satu ayat 2 yang berbunyi Pemberdayaan pasar rakyat tradisional adalah segala upaya pemerintah daerah dalam melindungi keberadaan pasar tradisional agar mampu berkembang lebih baik untuk dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern. Dengan menngacu pasal tersebut, pemerintah harus melindungi pasa ttardisional, dengan segala upaya apapun tentunya dengan tidak melanggar undang-undang yang ada agar pasar tradisional bisa bersaing dengan pasar modern. Namun yang terjadi kini walaupun ada peraturan-peraturan yang telah dibentuk oleh pemerintah, tetap saja pasar tradisional dengan perlahan namun pasti telah terpinggirkan dengan adanya pasar modern yang semakin berkembang, lalu sebenarnya apa yang salah dengan keadaan ini. Pemerintah membiarkan para investor asing masuk, dan pasar-pasar modern seperti, supermarket, hypermarket, carefore, dan sejenisnya terus berkembang, hal ini karena memang sangat menguntungkan pemerintah, dan bisa menambah ppendapatan pemerintah dari pajakn yang dihasilkan, namun disisi lain hal ini akan emamtikan pasar rakyat tradisional. Selain itu kesadaran dari masyarakat sendiri yang kuarang terhadap dampak adanya pasar modern, masyarakat tidak berfikitr jauh tentnag akibat kegemaran mereka yang lebih memilih pasar modern untuk memdapatkan pemenuhan kebutuhan mereka. Masyarakat tidak berfikr bahwa dengan memilih pasar modern akan mematikan pasar rakyat tradisional. Sebenranya masyarakat mungkin sebagian tahu akan hal demikian, namun mereka tidak mau tahu dan lebih mementingkan gengsi mereka dari pada kehidupan rakyat kecil yang notabene orang-orang sebangsa mereka. Disamping itu, pasar rakyat tradisional juga tidak Universitas Sumatera Utara 96 mampu membenahi keadaan yang ada didalam pasar rakyat tradisional walaupun sudah ada upaya pemerintah dalam menertibkan pasar tradisional sehingga bisa lebih nyaman untuk didatangi oleh para masyarakat atau konsumen. Persoalan-persoalan yang terjadi sebetulnya sudah bisa diidentifikasi walaupun tidak secara penuh, namun seharusnya pemerintah bisa berkaca dan melihat persoalan-persoalan tersebut untuk menetukan langkah-langka yang harus ditempuh untuk menanggulangi persoalan-persoalan tentang pasar tradisional dan menjamurnya pasar modern. Akantetapi pemerintah belum bisa dan terkesan mmembiarkan itu semua dan menjadikannya wahana politik untuk merebut suara rakyat dengan menjanjikan program-program yang memntingkan rakyat kecil dengan mendahulukan pasar tradisional dari pada pasar modern. Secara hukum, memang pasar tradisional telah mendapatkan perlindungan tentang keberadaanya, namun sekali ditekankan pada prakteknya pmerintah belum bisa mewujudkan perllindungan terhadap pasar tradisional ini yang jelas-jelas diattur dalam peraturn-peraturan yang sah. 86 Kebijakan pemerintah adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, secara kritis menilai dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang proses kebijakan dan di dalam proses kebijakan. 87 86 http:dingklikkelas.blogspot.com201403hukum-bisnis-pasar-tradisional.html, diakses terakhir pada tgl 1 September 2014 87 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 2003, hlm 26 Dalam kebijakan pemerintah terdapat prosedur umum yang biasa dipakai untuk memecahkan masalah, yaitu perumusan masalah, peramalan, rekomendasi, pemantauan dan evaluasi.Terdapat beberapa strategi yang perlu Universitas Sumatera Utara 97 diperhatikan pemerintah dalam menjaga kebertahanan pasar tradisional : Pembangunan fasilitas dan renovasi fisik pasar, peningkatan kompetensi pengelola pasar, melaksanakan program pendampingan pasar, penataan dan pembinaan pasar yang dikemukakan dalam peraturan presiden No.1122007 dan optimalisasi pemanfaatan lahan pasar. Persaingan usaha antara pasar rakyat tradisional memang penuh dinamika. oleh karena itu memerlukan upaya dalam meningkatkan eksistensi pasar tradisional antara lain : revitalisasi pasar tradisional, pembatasan komoditas barang dari pasar modern untuk menjaga daya saing pasar tradisional serta regulasi zoning dengan pertimbangan ekonomi. Dengan adanya upaya yang baik serta komitmen yang jelas dari pihak pemegang kebijakan, pengelola pasar, pihak swasta dan pelaku usahapedagang maka persaingan pasar modern dan pasar tradisional tidak harus mematikan. Dengan alasan ekonomi dan sosial yang unik dan beda pada pasar rakyat tradisional. 88 Seiring dengan meningkatnya persaingan di bisnis ritel, ada beberapa hal yang harus menjadi landasan bagipembuat kebijakan untuk menjaga kelangsungan hidup pasar rakyat tradisional selain dari kebijakan pemerintah yang bersifat regulasi, antara lain: pertama, memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional. Masalah keterbatasan dana seyogianya dapat diatasi dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta. Konsep bangunan pasar pun ketika renovasi harus diperhatikan sehingga permasalahan seperti konsep bangunan yang tidak sesuai dengan keinginan penjual dan pembeli dan kurangnya sirkulasi udara tidak 88 Bambang Djau, Op.Cit, hlm 5 Universitas Sumatera Utara 98 terulang kembali. Kedua, melakukan pembenahan total pada manajemen pasar. Sepatutnya, kepala pasar yang ditunjuk memiliki kemampuan dan kepandaian manajerial. Oleh sebab itu, sudah saatnya pemda dan lembaga keuangan setempat memerhatikan hal ini. 89 Masih dalam mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah yang biasanya ditangani melalui konsep pengaturan perlindungan ada dua tugas utama yang harus dilakukan pemerintah. Pertama, memberikan perlindungan kepada pelaku usaha keciltradisional dari ancaman ketersingkiran akibat ketidakmampuan bersaing, misalnya melalui pengaturan zonasi, waktu buka, kewajiban melakukan kemitraan, dan sebagainya. Hal inilah yang saat ini dicoba untuk diadopsi oleh pemerintah melalui Rencana Peraturan Presiden tentang Pembinaan Usaha pasar rakyat tradisional. Kedua, melakukan pemberdayaan usaha keciltradisional untuk memperkuat daya saing mereka sehingga mereka mampu mengakomodasi tuntutan masyarakat terhadap aspek- aspek yang lebih berkaitan dengan psikologi konsumen, seperti kenyamanan, rasa aman, dan sebagainya. 90 Suatu sistem dimana individual dan swasta membuat keputusan mengenai produksi dan konsumsi. Sistem harga, pasar, keuntungan dan kerugian, insentif serta ganjaran menentukan apa, bagaimana dan untuk siapa. Perusahaan memproduksi komoditi yang menghasilkan keuntungan tertinggi apa dengan teknik produksi berbiaya rendah bagaimana. Konsumsi ditentukan oleh keputusan invidual, tentang bagaimana membelanjakan gaji dan pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja mereka untuk siapa, dengan kata lain pemerintah 89 Herman Malano. Op.Cit 90 Ibid Universitas Sumatera Utara 99 tidak campur tangan dalam membuat keputusan ekonomi, kegiatan perekonomian dikendalikan sepenuhnya oleh interaksi antara pembeli dan penjual di pasar. 91

B. Peran Pemerintah Daerah dalam Perlindungan Terhadap Pasar Rakyat

Dokumen yang terkait

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

7 65 137

Analisis Yuridis Kebijakan Pelindungan Dan Pengamanan Perdagangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 11 134

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 9

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 1

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 2 21

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 1 35

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 5

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN SEBELUM DIUNDANGKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2014 A. Pengertian Pasar Rakyat (Tradisional) - Perlindungan Hukum terhadap Pasar Rakyat Berdasarkan Undang-Undang No 7 tahun 2014 te

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum terhadap Pasar Rakyat Berdasarkan Undang-Undang No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan

0 0 21

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN SKRIPSI

0 0 9