31
karena itu, pasar rakyat tradisional memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kekerabatan sosial yang terjadi akan menstimulasi
hubungan bisnis yang berlangsung lama dan memiliki potensi untuk pengembangan usaha. Produktivitas masyarakat, baik dari pihak penjual maupun
pembeli akan meningkat, pada akhirnya memacu peningkatan aktivitas produksi dimana pihak-pihak tersebut. Di sinilah peran pasar tradisional terhadap
pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, tidak ada alasan bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk
tidak memprioritaskan pengembangan pasar rakyat tradisional di suatu wilayah. Pasar rakyat tradisional yang tidak memiliki keunikan juga harus dikembangkan
dengan memaknai pasar tradisional sebagai sebuah institusi ekonomi seperti yang dijelaskan di atas. Pasar, tidak hanya tempat bertransaksi, tetapi juga tempat
berinteraksi, ruang bagi masyarakat lokal menumpahkan segala ekspresi sosial dan ekonominya. Pasar rakyat tradisional, tidak hanya cerminan dinamika
ekonomi, tetapi juga realitas sosial masyarakat kita. Di sinilah peran pasar rakyat tradisional bagi kesejahteraan masyakarat lokal.
32
C. Eksistensi Pasar Rakyat Tradisional dalam Perundang-undangan
sebelum diundangkan UU No.7 Tahun 2014
Akhir-akhir ini seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, banyak sekali pasar-pasar modern yang berdiri khususnya diperkotaan. Hal
tersebut secara tidak langsung bisa mengancam keberadaan pasar rakyat
32
http:bewe33.blogspot.com201309oleh-poppy-ismalina-ph.html diakses terakhir pada tgl 21 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
32
tradisional, karena banyak sekali kelebihan-kelebihan yang diperoleh dari pasar modern. Salah satunya adalah karena kenyamanan akan tempatnya yang jauh
berlawanan keadaannya dengan pasar rakyat tradisional, dimana pasar tradisional pada umumnya memiliki tempat yang jorok, kecil dan pengap.
Eksistensi pasar rakyat tradisional, merupakan indikator paling nyata kegiatan ekonomi kemasyarakatan di suatu daerah. Pemerintah harus lebih fokus
dan peduli terhadap eksistensi pasar rakyat tradisional sebagai salah satu sarana tempat belanja murah yang menunjang kegiatan ekonomi masyarakat..
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, dan kualitas sarana yang diusung oleh beberapa pihak komersil ritel modern begitu hebat sehingga membuat
eksistensi pasar rakyat tradisional menjadi sedikit tenggelam. Akan tetapi, ditengah maraknya pasar modern, keberadaan pasar rakyat tradisional tetap
bertahan dan tetap maju karena pasar rakyat tradisional berperan penting lebih dari sekedar tempat transaksi jual-beli, pasar rakyat tradisional mengandung
nilai ekonomi kerakyatan. Namun ditengah perkembangan jaman yang semakin maju, tidak menutup kemungkinan pasar rakyat tradisional akan tergusur pasar
modern, karena itu, campur tangan semua pihak terutama pemerintah untuk pembenahan pasar rakyat tradisional.
33
Kinerja pasar rakyat tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar modern, penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para
pasar tradisional. Kondisi pasar rakyat tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar rakyat tradisional yang tidak terawat sehingga
33
Sholiha, Eksistensi Pasar Tradisional ditengah, “http:iissholiha.blogspot.com.html”, diakses terakhir pada tgl 21 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
33
dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern.
Kelemahan yang dimiliki pasar rakyat tradisional. Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor desain dan tampilan
pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan
ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern.
34
Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional,
yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan collateral yang tidak mencukupi, tidak adanya skala
ekonomi economies of scale, tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk
menyesuaikan dengan keinginan konsumen.
35
34
Ekapribadi. W, Persaingan Pasar Tradisional dan Pasar Modern, Jakarta
Hal ini diperkuat dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Paesoro menunjukkan bahwa penyebab utama
kalah bersaingnya pasar rakyat tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata
http:ekapribadi.wordpress.com, diakses terakhir pada tgl 21 Agustus 2014
35
Wiboonponse, Aree dan Songsak Sriboonchitta ’Securing Small Producer Participation in Restructured National and Regional Agri-Food Systems: The Case of Thailand’
[Mengamankan Partisipasi Produsen Kecil dalam Sistim Agro-Makanan Nasional dan Regional Yang Terrestrukturisasi: Kasus Thailand].
Regoverning Markets [online] http:www.regoverningmarkets.org [diakses terakhir pada tgl 21 Agustus 2014]
Universitas Sumatera Utara
34
karena keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional.
36
Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan di atas, pasar tradisional juga memiliki beberapa potensi kekuatan, terutama kekuatan sosio
emosional yang tidak dimiliki oleh pasar Modern. Kekuatan pasar rakyat tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut diantaranya
harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman
berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa
kelemahan. Selama ini justru pasar rakyat tradisional lebih dikenal memiliki banyak kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan
terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier
sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional.
37
36
Adri Paesoro. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global. “
Maka dari itu, konsep revitalisasi untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional itu sangat penting. Sudah barang tentu revitalisasi tidak hanya sebatas
bangunan dan regulasi pemerintah. Akan tetapi, semua aspek yang menjadi instrument pasar tradisional memerlukan reviltalisasi. Baik dari segi manajemen,
http:www.Smeru.or.id”, diakses terakhir pada tgl 21 Agustus 2014
37
Muhammad dkk, Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis,
“http:www.sinarharapan.co.id”, diakses terakhir pada tgl 22 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
35
pola pengembangan pasar, pelaku pasar, dana penunjang pengembangan dan lain- lain.
38
Instrumen dari menjalarnya konsep neoliberalisme, sampai saat ini telah semerbak sampai tingkatan desa. Diantaranya dengan menawarkan konsep pasar
modern yakni bisa dilihat di daerah-daerah, seperti indomart, alfamart dan lain sebagainya tidak asing lagi ditengah masyarakat. Dengan adanya hal ini membuat
semakin terpinggirkannya pasar rakyat tradisional sebagai basis ekonomi kerakyatan. Pada akhirnya, pasar rakyat tradisional sebagai bagian dari sistem
ekonomi, kini mulai mengalami penurunan kepercayaan di tengah masyarakat. Karena pasar tradisional identik dengan bau, kotor, tidak nyaman dan lain
sebagainya. Hal ini kemudian, yang menjadi stigma negatif pasar rakyat tradisional. Mau tidak mau, regulasi pemerintah sangat diperlukan peran aktif
dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi pasar rakyat tradisional di tengah persaingan pasar bebas dunia. Seyogyanya, regulasi kebijakan tentang
Proses regulasi ekonomi khususnya pasar rakyat tradisional secara garis besar masih mengindahkan kaidah-kaidah ekonomi dalam perspektif Indonesia
ekonomi pancasila. Seperti terbukti masih berdirinya pasar tradisional dengan dikelola langsung oleh pemerintah maupun masyarakat setempat. Hal ini
ditambah dengan regulasi yang ketak tertuang dalam draft Undang-Undang UU, yang secara garis besar masih menekan angka pertumbuhan ekonomi yang tidak
fair. Artinya, pemerintah masih memperketat sektor pasar modern.
38
AC Nielsen. Pasar Modern Terus Geser Peran Pasar Tradisional. “http:www.sinarharapan.co.id.html”, diakses terakhir pada tgl 23 Agustus 2014.
Universitas Sumatera Utara
36
pasar tradisional harus mengalami perubahan pengelolaan. Alhasil, perlindungan terhadap pasar rakyat tradisional menjadi prioritas di daerah tersebut.
Instrument kebijakan kantor pasar telah di dirikan sebagai pengatur dan pengelola dari pasar itu sendiri, secara kasat mata mau tidak mau kurang bisa
keluar dari regulasi kebijakan pemerintah pusat karena identik dengan kepentingan pasar bebas. Namun paling tidak secara nyata proses pengelolaan dan
perlindungan terhadap pasar tradisional tersebut dibuktikan dengan berbagai macam program kerja. Seperti, proses pemberdayaan dilingkungan pasar
tradisional berjalan dengan baik. Tetapi masih banyak perlu inovasi dan konsep dalam mempertahankan pilar ekonomi kerakyatan di daerah tersebut. Sehingga
peneliti menemukan banyak temuan masih kurang berkembangnya dana bergulir, masih belum terakomodirnya para pedagang pasar yang interaktif dalam
organisasi pedagang Indonesia. Kemudian, di tengah gemerlapnya pasar modern kebijakan pemerintah tetap memperhatikan eksistensi pasar tradisional. Dengan
begitu, regulasi pemerintah daerah bisa dibilang layak menjadi contoh untuk pola pengembangan pasar rakyat tradisional bagi pemerintah daerah lainnya. Artinya,
kita banyak menemukan daerah lain terfokus terhadap anggaran penghasilan yang dihasilkan tiap tahun sehingga banyak yang melonggarkan semaraknya pasar
modern di daerah. Karena secara ekonomi-politik pasar modern lebih menjanjikan.
Konsep regulasi kebijakan pasar bagi pemerintah daerah perlu memperhatikan kondisi sosial-ekonomi di dalam perkembangan masyarakat
setempat. Tidak kemudian, masyarakat menjadi korban dari kebijakan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
37
berpihak terhadap hajat orang banyak. Maka konsep ekonomi yang seimbang atau fair dalam mengelola perekonomian suatu daerah sangat perlu.
39
Eksistensi pasar, khususnya pasar rakyat tradisional, merupakan indikator paling nyata kegiatan ekonomi kemasyarakatan di suatu daerah.
Pemerintah harus lebih fokus dan peduli terhadap eksistensi pasar tradisional sebagai salah satu sarana publik berongkos murah yang menunjang kegiatan
ekonomi masyarakat. Pasar rakyat tradisional tidak hanya menjadi tempat pedagang dan pembeli bertransaksi jual beli, melainkan juga mendukung
kelancaran produksi, distribusi hasil pertanian, dan industri kecil yang menyerap banyak tenaga kerja. Perkembangan jaman,perubahan gaya hidup, dan kualitas
sarana yang diusung oleh beberapa pihak komersil ritel modern begitu hebat sehingga membuat eksistensi pasar rakyat tradisional menjadi sedikit tenggelam.
Kondisi ini bertentangan, mengingat bahwa sektor pasar rakyat tradisional yang sebenarnya memiliki potensi dan kapasitas cukup besar ini, juga
menghadapi kompetisi kualitas sarana dan produk dari perkembangan sektor ritel modern. Mengangkat eksistensi pasar tradisional merupakan action
39
http:dudukinspiratif.blogspot.com201401pemberdayaan-pasar-tradisional-pada.html diakses terakhir pada tgl 23 Agustus 2014
sangat penting, mengingat dalam kegiatan pasar modern, terjadi kegiatan jual beli antara
masyarakat yang menginginkan kualitas dan ekonomis produk. Hal ini seharusnya diintensifkan dengan kecepatan dalam melakukan inovasi pemasaran guna
menarik konsumen yang merupakan kunci sukses di sektor ritel, yang seharusnya juga diimplementasikan pada pasar tradisional agar nilai eksistensi itu tidak pudar
Universitas Sumatera Utara
38
Revitalisasi pasar rakyat tradisional dinilai sangat strategis untuk meningkatkan daya saing pasar rakyat tradisional di tengah persaingan dengan
ritel modern, dan pusat-pusat perbelanjaan yang kian memamabiak di berbagai wilayah perkotaan. Karenanya, pemerintah melakukan revitalisasi untuk
membangkitkan dan menggerakan kembali eksistensinya, sekaligus memoposikan pasar rakyat tradisional dengan konsep belanja satu atap yang aman, nyaman,
bersih dan ekonomis bagi pembeli maupun pedagangnya. Tentunya eksistentesi pasar rakyat tradisional ini tidak mungkin bias
terjaga jika pemerintahnya sendiri tidak memberikan perhatian yang khusus terhadap keberlangsunga dari pasar rakyat tradisional ini, harus ada kerjasama
antara pemerintah dengan para pelaku pasar rakyat tradisional sehingga eksistensi dari pasar tradisional ini bias terjaga dan tidak kalah saing dengan pasar
modern. Kerjasama tersebut bias dalam bentuk suatu peraturan perundang- undangan tentang membudayakan pasar tradisional, ataupun himbaun terhadap
masyarakat luas untuk kembali meramaikan oasar tradisional, lebih dari itu dengan adanya para investor asing yang membawa modal besar-bedaran ke tanah
air, ini akan menjadi ancaman bagi para pengusaha kecil dan pasar tradisional, oleh karena itu pemerintah juga harus memirkan bagaimana para pelaku pasar
tradisional ini bisa tetap berjalan, salah satunya dengan pemberian pinjaman modal, namun yang lebih penting lagi adanya pelatihan skil kewirausahaan agar
bisa bersaing dengan para pihak asing yang datang sehingga para pelaku pasar
Universitas Sumatera Utara
39
rakyat tradisional tidak hilang tergerus zaman ditnegah maraknya pasar-pasa modern yangkian berkembang dimana-mana.
40
Apabila dikaitkan dengan maraknya pertumbuhan pasar modern dewasa ini, maka pemerintah bertekad untuk mempertahankan pasar rakyat tradisional.
Hal ini tampak dengan lahirnya Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern. Latar belakang dikeluarkannya Perpres Nomor 112 Tahun 2007 oleh pemerintah pada dasarnya ialah dengan semakin berkembangnya usaha
Pasal 13 maupun Pasal 14 UU Perdagangan. Dimana pada Pasal 13, pasar tradisional hanya dilihat dari segi fisik tanpa mempertimbangkan faktor manusia
dan kemanusiaan yang terlibat di dalamnya. Sedangkan dalam pasal 13 ayat 2 tidak melibatkan pedagangan pasar rakyat tradisional dalam rencana
pembangunan revitalisasi pasar rakyat atau pasar tradisional. Hal ini telah menghilangkan jaminan kepastian hukum bagi pedagangan tradisional dimana
selama ini hak-haknya hilang setelah revitalisasi pasar rakyat dilakukan oleh Pemerintah. Tidak adanya partisipasi pedagang tradisional dalam rencana
revitalisasi pasar telah menghilangkan hak perlakuan yang sama dihadapan hukum dimana pedagang tradisional berhak untuk terlibat dalam pengambilan kebijakan
yang berkaitan langsung dengan kepentingannya. Dalam pasal tersebut revitalisasi pasar dan pengelolaan pasar tidak sama sekali menyebutkan turut sertanya
pedagang sebagai pihak yang berperan penting dalam memajukan pasar rakyat tradisional.
40
http:dingklikkelas.blogspot.com201403hukum-bisnis-pasar-tradisional.html, diakses terakhir pada tgl 23 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
40
perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat
tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan. Bahwa untuk membina pengembangan industri dan
perdagangan barang dalam negeri serta kelancaran distribusi barang, perlu memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pasar tradisional, pusat perbelanjaan
dan toko modern, serta norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern serta
pengembangan kemitraan dengan usaha kecil, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen.
Tujuan peraturan ini pada dasarnya sangat baik, namun dalam implementasinya ketentuan ini sulit terealisasi. Karena sulitnya melakukan pengawasan atas
pelaksanaan ketentuan perpres tersebut.
41
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern mengatur
secara teknis mengenai pembagian usaha antara pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Pada beberapa ketentuan pasal, Peraturan Presiden
Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern terlalu mengatur dengan sangat rigid. Misalnya,
terdapat pengaturan mengenai lokasi dan syarat-syarat pendirian, luas bangunan, jam operasi, ketentuan pemasokan barang, perizinan, serta pembinaan dan
pengawasan untuk pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.
41
Novi Nurviani, Perpres Ritel vs Persaingan Usaha, “http:www.kppu.go.idid”, diakses
terakhir pada tgl 24 Agustus 2014
Universitas Sumatera Utara
41
Peraturan ini dibuat dengan maksud untuk melindungi dan mengembangkan usaha kecil serta sebagai suatu upaya pembinaan terhadap usaha kecil supaya bisa maju
dan berkembang. Namun jika dilihat dari sisi persaingan, pengaturan yang rigid seperti itu justru menghambat pelaku usaha untuk berusaha dan berinovasi,
terutama bagi pusat perbelanjaan dan toko modern. Perpres ini dibentuk untuk mewujudkan dunia usaha yang kondusif sebagaimana diamanatkan dalam UU No.
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha Tidak Sehat.
Penerapan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
seyogyanya sejalan dengan implementasi UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha Tidak Sehat. Tidak ada yang salah
dengan peraturan yang bersifat teknis seperti Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern, namun pemerintah perlu mempertimbangkan seberapa efektif peraturan tersebut dapat diimplementasikan, siapa pihak yang
berwenang melakukan pengawasan, dan seberapa siap pihak tersebut melakukan pengawasan. Karena dalam praktiknya, beberapa Pemerintah Daerah terutama
Pemerintah KabupatenKota sebagai pihak yang terjun langsung di lapangan belum melakukan tugas dan fungsinya dengan baik sehingga pelaksanaan
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern menjadi bias.
Universitas Sumatera Utara
42
Peraturan presiden ini dilatarbelakangi bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah,
usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling
memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan dan untuk membina pengembangan industri dan perdagangan barang dalam negeri serta kelancaran
distribusi barang, perlu memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, serta norma-norma keadilan,
saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern serta pengembangan kemitraan dengan usaha kecil,
sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, took modern dan konsumen pasar yang dimaksud dalam Perpres ini
adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007.
Perpres membedakan pengertian antara pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Pasar rakyat tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimilikidikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
Universitas Sumatera Utara
43
menawar Pasal 1 angka 2 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan
perdagangan barang. pengaturan larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam UU No. 5 Tahun 1999:Sejak dimulainya peradaban dan selama
masih akan ada peradaban, persaingan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan adanya persaingan jelas memberikan manfaat kepada
peningkatan kualitas kehidupan manusia. Namun di samping dampak positifnya persaingan juga terkadang menimbulkan dampak negatif, terutama bagi pihak
yang kalah dalam persaingan. Namun secara umum persaingan diakui ataupun tidak, lebih banyak membawa segi positif dibandingkan segi negatifnya. Jadi
keinginan untuk meniadakan persaingan adalah suatu keinginan yang jelas justru akan membawa kehidupan umat manusia kearah kemunduran.
Berkaitan dengan persaingan usaha secara sehat telah diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang–undang ini dilatarbelakangi agar setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi persaingan yang
sehat dan wajar,sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu.Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang
Usaha Kecil, Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi diatur dalam ketentuan Pasal 7, melarang sesama pelaku
usaha untuk membuat perjanjian di antara pelaku usaha untuk menetapkan harga
Universitas Sumatera Utara
44
di bawah harga pasar predatory pricing yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Namun di dalam pasal tersebut defenisi harga pasar
akan sangat kabur bila diterapkankarena harga pasar bukanlah merupakan sesuatu yang pasti dalam nilai, juga bervariasi dalam waktu yang berbeda.
D. Pembinaan dan Perlindungan Pasar Rakyat Tradisional dalam