Rancangan Percobaan METODE PENELITIAN

17

g. Pengamatan Mikrostruktur dengan Scanning Electron Microscope SEM Pereda

et al., 2008 Film kitosanPLA dilapiskan pada plat alumunium dengan menggunakan pelekat kemudian divakum selama 5 menit. Selanjutnya proses coating dengan emas selama 15 menit kemudian film kitosan difoto dengan JEOL Model JSM 5310 LV Scanning Microscope.

3. Rancangan Percobaan

Racangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 faktor yang diulang 3 kali. Perlakuan yang diterapkan berturut- turut adalah perbandingan konsentrasi antara kitosan dan PLA 100:0 ; 99.5:0.5 ; 99:1 ; 97.52.5 ; 955 ; 9010 ; 8020 , perbedaan pelarut asam laktat 1 dan asam asetat 1 , penambahan pemlastis penambahan PEG dan tanpa penambahan PEG. Racangan ini digunakan untuk uji statistika terhadap analisis nilai pH, aw, warna, ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan, diameter penghambatan, nilai WVTR. Model rancangan yang digunakan sebagai berikut : Dimana : Y ijkl = pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B teraf ke-j, faktor C taraf ke-k, dan ulangan ke-l. µ = nilai tengah umum α = pengaruh utama faktor A perbandingan konsentrasi antara kitosan dan PLA = pengaruh utama faktor B jenis pelarut = pengaruh utama faktor C penambahan pemlastis α = komponen interaksi dari faktor A dan faktor B = komponen interaksi dari faktor B dan faktor C α = komponen interaksi dari faktor A dan faktor C α = komponen interaksi dari faktor A, faktor B dan faktor C ɛ = galat i = banyak perlakuan faktor A perbandingan konsentrasi antara kitosanPLA j = banyak perlakuan faktor B jenis pelarut k = banyaknya perlakuan faktor C penambahan pemlastis l = ulangan Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5 untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antar perlakuan Walpole, 1992. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0. Y ijkl = µ + α i + j + k + α ij + jk + α ik + α ijk + ɛ ijkl

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang efisien dalam melakukan pengeringan film serta kondisi film setelah kering. Pengeringan film dilakukan dengan dua cara yaitu dikeringkan di suhu ruang dan suhu 50 C dalam oven. Pada pengeringan suhu ruang diperoleh film dengan kondisi yang lebih lembek dan kurang rata. Ketidakrataan film disebabkan karena adanya gelembung udara yang terperangkap dalam larutan saat proses pengeringan. Hal ini disebabkan karena sifat polimer yang memerangkap udara dan kombinasi pelarut kitosan asam laktat dan asam asetat dan kloroform yang memiliki titik didih berbeda. Selain itu proses pengeringan pada suhu ruang dibutuhkan waktu yang lama dibandingkan film yang dikeringkan pada suhu 50 C. Berbeda dengan film yang dihasilkan pada suhu ruang, film yang dikeringkan pada suhu 50 C mempunyai karakter yang lebih kuat dan lebih rata serta dibutuhkan waktu yang lebih cepat. Perbandingan konsentrasi kitosan dan PLA pada pembuatan film adalah 1000 ; 99.50.5 ; 991 ; 97.50.5 ; 955 ; 9010 ; 8020. Dari semua film yang dihasilkan film dengan perbandingan kitosan dan PLA sebesar 9010 dan 8020 mempunyai penampakan yang tidak dapat diterima sebagai film sebab penampakannya yang tidak rata dan masih basahnya bagian dasar cetakan dengan bagian permukaan film yang sudah kering. Kejadian ini mirip dengan fenomena case hardening. Hal ini disebabkan karena perbedaan titik didih kloroform pelarut PLA dan asam laktat ataupun asam asetat pelarut kitosan. Titik didih kloroform sekitar 61.2 C berbeda dengan asam asetat atupun asam laktat yang lebih tinggi yaitu 118 C untuk asam asetat dan 122 C untuk asam laktat. Perbedaan ini menyebabkan tidak bersamaannya proses penguapan sehingga dimungkinkan adanya pelarut yang terperangkap sedangkan bagian lainnya sudah kering. Kondisi film kitosanPLA yang rusak dan baik dapat dilihat pada Gambar 7. a b Gambar 8. Film biodegradabel kitosanPLA : a. rusak b. baik. Dengan demikian pada penelitian utama akan dilakukan pembuatan film kitosanPLA dengan perbandingan konsentrasi 1000; 99.50.5; 991; 97.52.5; 955. Hasil penampakan film biodegradabel kitosanPLA yang menggunakan pelarut asam laktat menghasilkan film yang lebih

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

2 126 72

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

7 76 146

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Pemlastis Gliserin

3 64 75

Pengaruh Konsentrasi Polietilen Glikol (PEG) 6000 Terhadap Disolusi Piroksikam Dalam Dispersi Padat

6 91 87

Karakteristik Sifat Mekanik Biokomposit Serat Kelapa dengan Matrik Plastik Biodegredabel dari PLA (Poli Lactic Acid)

0 5 20

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe3 O4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

0 0 5

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 0 13

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polietilen Glikol (PEG) - Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol 6000 Terhadap Sifat-sifat Fisik dan Pelepasan Natrium Diklofenak dari Cangkang Kapsul Alginat

0 0 19