7
C. FILM KITOSAN
Kitin dan kitosan merupakan senyawa kimia yang mudah menyesuaikan diri, hidrofilik, memiliki reaktifitas kimia yang tinggi karena mengandung gugus OH dan gugus NH
2
untuk ligan yang bervariasi sebagai bahan pewarna dan penukar ion. Disamping itu ketahanan kimia
keduanya cukup baik, yaitu kitosan larut dalam asam, tetapi tidak larut dalam basa dan ikatan silang kitosan memiliki sifat yang sama baiknya dengan kitin, serta tidak larut dalam media
campuran asam dan basa Muzzarelli, 1997. Ada dua jenis pelarut asam yang digunakan untuk melarutkan kitosan yaitu asam asetat
dan asam laktat. Menurut Knorr 1982, pelarut yang umum digunakan untuk melarutkan kitosan adalah asam asetat dengan konsentrasi 1-2. Pelarut terbaik yang digunakan dalam proses
pembuatan membran polimer berbahan dasar kitosan adalah pelarut asam asetat Aryanto, 2002. Asam asetat adalah cairan tidak berwarna dengan karakteristik bau yang tajam, berasa
asam, serta larut dalam air, alkohol dan gliserol. Asam asetat mempunyai rumus empirik C
2
H
4
O
2
. Asam asetat mempunyai berat molekul 60, titik didih 118
C, titik beku 16.7 C, dan dapat
digunakan sebagai penambah rasa Dillon, 1992. Asam laktat merupakan senyawa tidak berbau serta larut dalam air dan pelarut organik
polar tetapi tidak larut dalam pelarut organik lainnya Kim, 2006. Asam laktat mempunyai rumus empirik C
3
H
6
O
3
, bobot molekul sebesar 90, titik didih 122 C, titik leleh 17
C Darusman et al., 1999. Asam laktat mempunyai sifat sebagai pemlastis Astuti, 2008. Menurut Koesnandar
2004, asam laktat merupakan salah satu molekul terkecil yang memiliki sifat optis aktif yang mempunyai satu atom karbon kiral sehingga memiliki dua bentuk enantiomer, yaitu L-laktat dan
D-laktat. Sekitar 85 kebutuhan asam laktat saat ini adalah untuk aplikasi di bidang pangan, antara lain sebagai pengasam makanan food acidulant, flavoring agent, pH buffering agent, dan
antimicrobial agent. Menurut Angka dan Suhartono 2000, molekul kitosan di dalam larutan asam encer
berkekuatan ion rendah bersifat lebih kompak bila dibandingkan dengan larutan polisakarida lainnya. Hal ini disebabkan densitas muatan yang tinggi. Namun, dalam larutan berkekuatan ionik
tinggi, ikatan hidrogen, dan gaya elektrostatik pada molekul kitosan terganggu sehingga konformitas menjadi bentuk acak random coil. Sifat fleksibel molekul ini yang akan menjadikan
kitosan dapat membentuk baik konformitas kompak maupun memanjang polisakarida lainnya umumnya berbentuk memanjang. Sifat fleksibel kitosan membantu daya gunanya di dalam
berbagai produk.
a. b.
Gambar 3. Struktur kimia : a asam laktat b asam asetat
8
Polimer dengan bobot molekul rendah BM = 2000-10000
PLA bobot molekul tinggi BM 100000
Kondensasi azeotropik
Kondensasi
Polimer dengan BM rendah 1000-5000
Polimerisasi pembukaan
cincin
Asam laktat
Kitosan merupakan poliglukosamin yang dapat larut dalam kebanyakan asam seperti asam laktat, asam asetat atau asam-asam organik adipat, malat, asam mineral seperti HCl, HNO
3
pada konsentrasi 1 mempunyai daya larut terbatas dalam asam fosfat dan tidak larut dalam asam sulfat Lab. Protan, 1987. Menurut Johnson dan Peniston 1975, kitosan mempunyai
gugus fungsional yaitu gugus amina, sehingga mempunyai derajat reaksi kimia yang tinggi.
D. POLY LACTIC ACID PLA