Ketebalan Film Biodegradabel KitosanPLA

22 Tingkat kecerahan film biodegradabel kitosanPLA ditunjukkan oleh nilai L, semakin besar nilai L maka semakin cerah pula warna yang terlihat. Nilai L dari film biodegradabel kitosanPLA berkisar antara 79.53±2.32 sampai 84.02±0.71. Penambahan konsentrasi PLA tidak memperlihatkan perubahan yang nyata akan kecerahan dari film. Hal ini berarti bahwa kecerahan film biodegradabel kitosanPLA tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya PLA dan besar kecilnya konsentrasi PLA yang ditambahkan. Nilai a untuk film biodegradabel kitosanPLA berkisar antara -1.55±0.61 sampai - 0.71±0.10 untuk pelarut asam asetat sedangkan untuk pelarut asam laktat berkisar antara - 0.25±0.09 sampai 0.90±1.23. Hal ini berarti nilai a film biodegradabel kitosanPLA dengan pelarut asam laktat lebih besar dibandingkan dengan nilai a untuk film dengan pelarut asam asetat. Ini berarti warna film biodegradabel kitosanPLA dengan pelarut asam laktat lebih merah dibandingkan dengan pelarut asam asetat. Penambahan PLA tidak memperlihatkan perubahan yang nyata terhadap nilai b dari film biodegradabel kitosanPLA. Nilai b film biodegradabel kitosanPLA berkisar antara 14.06±1.08 dan 34.44±4.60. Warna film cenderung berwarna kuning, sebab nilai b dari semua film yang terbentuk tidak membentuk pola dan cenderung acak.

3. Ketebalan Film Biodegradabel KitosanPLA

Ketebalan film dipengaruhi oleh banyaknya total padatan dalam larutan serta luas dan volum larutan dalam cetakan Park et al. 1995. Semakin banyak total padatan yang terdapat dalam larutan maka semakin tebal pula film. Dalam cetakan yang sama, film yang terbentuk akan lebih tebal apabila volum larutan yang dituangkan ke dalam cetakan lebih banyak. Tebal film biodegradabel kitosanPLA berkisar antara 0.12±0.002 mm sampai 0.14± 0.004 mm untuk pelarut asam laktat dan 0.10 ±0.002 mm sampai 0.13±0.003 mm untuk pelarut asam asetat. Berikut diperlihatkan ketebalan film kitosanPLA dari berbagai perlakuan. Tabel 4. Data ketebalan film biodegradabel kitosanPLA Pelarut Konsentrasi PEG Tanpa PEG Asam laktat 1000 0.14 ± 0.004 d 0.13 ± 0.002 c Asam laktat 99.50.5 0.14 ± 0.002 d 0.13 ± 0.002 c Asam laktat 991 0.13 ± 0.002 d 0.12 ± 0.002 c Asam laktat 97.52.5 0.14 ± 0.002 d 0.13 ± 0.003 c Asam laktat 955 0.14 ± 0.004 d 0.13 ± 0.003 c Asam asetat 1000 0.12 ± 0.002 b 0.10 ± 0.002 a Asam asetat 99.50.5 0.12 ± 0.002 b 0.10 ±0.002 a Asam asetat 991 0.12 ± 0.002 b 0.10 ± 0.002 a Asam asetat 97.52.5 0.12 ± 0.001 b 0.10 ± 0.002 a Asam asetat 955 0.12 ± 0.002 b 0.10 ± 0.002 a Ket : Nilai yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata pada taraf 5. 23 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai perlakuan memberikan hasil ketebalan film yang berbeda nyata pada taraf 5 Lampiran 4. Perbedaan jenis pelarut dan penambahan pemlastis memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan film biodegradabel kitosanPLA yang terbentuk. Film yang dihasilkan dari pelarut asam laktat 1 lebih tebal dibandingkan dengan film yang dihasilkan dari pelarut asam asetat 1. Hal ini dapat terjadi karena asam laktat memiliki potensi untuk berikatan dengan air lebih banyak dibandingkan dengan asam asetat. Molekul asam laktat mempunyai satu gugus hidroksi -OH dan satu gugus karboksilat -COOH, sedangkan asam asetat hanya memiliki satu gugus karboksilat. Perbedaan struktur ini mengakibatkan asam laktat cenderung dapat berikatan hidrogen dengan air lebih banyak dibandingkan dengan asam asetat, sehingga film yang dihasilkan menjadi lebih tebal. Ketebalan film yang dihasilkan dari kitosanPLA dipengaruhi juga oleh penambahan pemlastis. Film yang dihasilkan dengan penambahan pemlastis cenderung menghasilkan film yang lebih tebal dibandingkan dengan yang tidak ditambahkan dengan pemlastis. Hal ini terjadi karena total padatan yang terdapat pada film dengan penambahan pemlastis PEG lebih banyak dibandingkan yang tidak ditambahkan dengan pemlastis PEG. Penambahan pemlastis PEG akan menambah total padatan larutan sehingga akan dihasilkan film yang lebih tebal.

4. Pengukuran Kuat Tarik dan Persentase Pemanjangan

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

2 126 72

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

7 76 146

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Pemlastis Gliserin

3 64 75

Pengaruh Konsentrasi Polietilen Glikol (PEG) 6000 Terhadap Disolusi Piroksikam Dalam Dispersi Padat

6 91 87

Karakteristik Sifat Mekanik Biokomposit Serat Kelapa dengan Matrik Plastik Biodegredabel dari PLA (Poli Lactic Acid)

0 5 20

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe3 O4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

0 0 5

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 0 13

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polietilen Glikol (PEG) - Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol 6000 Terhadap Sifat-sifat Fisik dan Pelepasan Natrium Diklofenak dari Cangkang Kapsul Alginat

0 0 19