15
Sebelum dicetak larutan film biodegradabel kitosanPLA diukur pH-nya untuk mengetahui tingkat keasaman larutan. Pengukuran pH larutan film kitosanPLA
dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Adapun prosedur analisisnya adalah sebagai berikut: larutan yang telah homogen didiamkan sampai dingin. Kemudian dilakukan
pengukuran pH dengan menggunakan pH-meter yang telah dikalibrasi dengan dua macam buffer, yaitu buffer pH 4 dan pH 7.
2. Tahap Penelitian Utama
Film kitosanPLA yang terbentuk pada peneltian pendahuluan dilihat bagaimana kondisi dan penampakan film setelah dikeringkan. Selain itu, dari penelitian pendahuluan
dapat kita peroleh hingga perbandingan konsentrasi berapakah film kitosanPLA masih mempunyai kondisi dan penampakan yang baik setelah dikeringkan. Pengambilan batas
perbandingan konsentrasi ini dilakukan karena melihat fenomena perbandingan titik didih pelarut antara kitosan dan PLA sehingga dimungkinkan larutan film yang dikeringkan tidak
kering secara merata. Film kitosanPLA yang terpilih selanjutnya dilakukan karakterisasi. Karakterisasi
film kitosanPLA meliputi :
a. Pengukuran Aktivitas Air a
w
Pengukuran aktivitas air dilakukan dengan menggunakan a
w
meter Shibaura WA-360. Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih dahulu alat dikalibrasi dengan
menggunakan larutan garam jenuh NaCl dengan nilai a
w
0.750. Sampel edibel film yang diukur sebesar 1-2 gram. Pencatatan dilakukan terhadap nilai a
w
dan suhu saat pengukuran.
b. Pengukuran Warna dengan Chromameter Hutching, 1999
Pengukuran warna dilakukan menggunakan Chromameter CR 310 Minolta. Sampel film biodegradabel ditempatkan pada alas putih. Pengukuran menghasilkan nilai
L, a, dan b. L menyatakan parameter kecerahan warna kromatis, 0: hitam sampai 100: putih. Sedangkan a dan b adalah koordinat-koordinat chroma. Parameter a adalah
cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah – hijau dengan nilai
+a positif dari nol sampai 100 merah dan nilai –a negatif a dari nol sampai 80
hijau. Parameter b adalah warna kromatik campuran biru – kuning dengan nilai +b
positif b dari nol sampai 70 kuning dan nilai –b negatif b dari nol sampai 70 biru.
c. Pengukuran ketebalan metode microcal messmer ASTM, 1983
Film yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan micrometer dengan ketelitian 0.001 mm pada lima tempat yang berbeda. Nilai ketebalan diukur dari
rata-rata lima pengukuran ketebalan.
16
d. Pengukuran Kuat Tarik dan Persentase Pemanjangan ASTM, 1983
Kuat tarik dan persentase pemanjangan diukur dengan menggunakan Tensile Strength and Elongation Tester Industries model SSB 0500. Sebelum dilakukan
pengukuran, film dikondisikan dalam desikator dengan RH 75. Nilai gaya maksimum untuk memutuskan film yang diukur dapat dilihat pada display alat. Kuat tarik ditentukan
berdasarkan beban maksimum pada saat film putus dan persentase pemanjangan didasarkan atas pemanjangan film saat film putus. Secara matematis hubungan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan: F : gaya kuat tarik N; A : luas contoh m
2
Persen pemanjangan dihitung dengan membandingkan panjang film saat putus dan panjang film sebelum ditarik oleh alat. Secara matematis persen pemanjangan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan : a : panjang awal m ; b : panjang setelah putus m
e. Laju Transmisi Uap Air Metode Gravimetri ASTM, 1983