Pengukuran Kuat Tarik dan Persentase Pemanjangan

23 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai perlakuan memberikan hasil ketebalan film yang berbeda nyata pada taraf 5 Lampiran 4. Perbedaan jenis pelarut dan penambahan pemlastis memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan film biodegradabel kitosanPLA yang terbentuk. Film yang dihasilkan dari pelarut asam laktat 1 lebih tebal dibandingkan dengan film yang dihasilkan dari pelarut asam asetat 1. Hal ini dapat terjadi karena asam laktat memiliki potensi untuk berikatan dengan air lebih banyak dibandingkan dengan asam asetat. Molekul asam laktat mempunyai satu gugus hidroksi -OH dan satu gugus karboksilat -COOH, sedangkan asam asetat hanya memiliki satu gugus karboksilat. Perbedaan struktur ini mengakibatkan asam laktat cenderung dapat berikatan hidrogen dengan air lebih banyak dibandingkan dengan asam asetat, sehingga film yang dihasilkan menjadi lebih tebal. Ketebalan film yang dihasilkan dari kitosanPLA dipengaruhi juga oleh penambahan pemlastis. Film yang dihasilkan dengan penambahan pemlastis cenderung menghasilkan film yang lebih tebal dibandingkan dengan yang tidak ditambahkan dengan pemlastis. Hal ini terjadi karena total padatan yang terdapat pada film dengan penambahan pemlastis PEG lebih banyak dibandingkan yang tidak ditambahkan dengan pemlastis PEG. Penambahan pemlastis PEG akan menambah total padatan larutan sehingga akan dihasilkan film yang lebih tebal.

4. Pengukuran Kuat Tarik dan Persentase Pemanjangan

Nilai kuat tarik diukur dengan cara membagi gaya tarik maksimum untuk memutuskan film dengan luas area film, sedangkan persentase pemanjangan merupakan hasil pembagian antara perpanjangan film saat putus dibagi dengan panjang awal film Suyatma et al., 2005. Kuat tarik dan perpanjangan film ini mengindikasikan bagaimana suatu film dapat dijadikan sebagai kemasan pangan. Film dengan nilai kuat tarik dan persentase pemanjangan yang kecil mempunyai karakter fisik yang mudah patah sehingga tidak bagus untuk dijadikan suatu kemasan. Pada penelitian ini film biodegradabel kitosanPLA dengan pelarut asam asetat mempunyai nilai kuat tarik yang lebih besar dibandingkan dengan pelarut asam laktat. Film kitosanPLA dengan pelarut asam laktat mempunyai nilai kuat tarik berkisar antara 5.0 MPa sampai 12.2 MPa, sedangkan film biodegradabel dengan pelarut asam asetat mempunyai nilai kuat tarik antara 28.5 MPa sampai 85.2 MPa. Nilai kuat tarik film semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi PLA dan penambahan pemlastis PEG. Bertambahnya konsentrasi PLA dan penambahan pemlastis PEG akan mempengaruhi pembentukan kristal kitosan sehingga strukturnya menjadi kurang rapat dan menjadikan nilai kuat tarik film berkurang. Nilai kuat tarik film biodegradabel kitosanPLA dapat dilihat pada Gambar 10. 24 1000 99.50.5 991 97.52.5 955 PEG 10.1 9.8 8.0 5.4 5.0 tanpa PEG 12.2 10.3 8.5 6.9 6.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 k u a t ta ri k M P a 1000 99.50.5 991 97.52.5 955 PEG 54.5 49.7 43.0 36.6 28.5 non_PEG 85.2 66.2 55.1 41.8 40.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ku a t ta ri k M P a Gambar 10. Diagram nilai kuat tarik film biodegradabel kitosanPLA a pelarut asam laktat b pelarut asam asetat. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa film biodegradabel kitosanPLA berbeda nyata pada taraf 5 untuk ketiga jenis faktor yaitu perbedaan konsentrasi, perbedaan pelarut dan penambahan pemlastis PEG Lampiran 5. Semakin besar konsentrasi PLA yang dicampurkan ke dalam kitosan semakin kecil atau rendah nilai kuat tarik dari film. Begitu juga dengan penambahan pemlastis PEG film biodegradabel kitosanPLA yang ditambahkan dengan PEG mempunyai nilai kuat tarik yang lebih rendah dibandingkan dengan film yang tanpa ditambahkan pemlastis PEG. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suyatma 2004 dan 2005 dimana terjadi penurunan nilai kuat tarik dan persentase pemanjangan dengan meningkatnya jumlah PLA dalam campuran serta terjadi peningkatan persentase pemanjangan film ketika ditambahkan dengan pemlastis PEG. Penambahan pemlastis diperlukan untuk mengatasi kerapuhan dari film, meningkatkan kelenturan dan meningkatkan kekerasan, untuk meningkatkan resistensi dari film, dan untuk menghindari pecahnya film saat penyimpanan dan trasportasi Aydinli Tuntas, 2000 diacu dalam Cao N et al., 2008. Penambahan PEG pada film biodegradabel kitosanPLA menjadikan film semakin lentur, dengan meningkatnya kelenturan maka nilai kuat tarik dari film semakin berkurang sehingga PEG mampu bertindak sebagai pelumas atau pelunak dari film. Meskipun demikian diharapkan film tidak mempunyai nilai kuat tarik yang kecil karena mudah patah sehingga tidak layak untuk dijadikan sebagai suatu kemasan. Nilai persentase pemanjangan dari film biodegradabel kitosanPLA berkisar antara 185.18±37.5 sampai 263.38±48.1 untuk film dengan pelarut asam laktat dan 25.1±4.0 sampai 42.0±4.3 dengan pelarut asam asetat. Film biodegradabel kitosanPLA dengan pelarut asam laktat mempunyai nilai persentase pemanjangan yang lebih besar dibandingkan dengan pelarut asam asetat. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Canner et al. 1998 yang menyatakan bahwa film kitosan dengan pelarut asam laktat mempunyai nilai kuat tarik yang lebih rendah dan persen pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut lain. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh gugus OH dalam asam laktat yang mampu berikatan dengan gugus-gugus dalam kitosan sehingga mengganggu struktur kitosan menjadi kurang rapat. Kurang rapatnya struktur kitosan ini mempengaruhi fleksibilitas film menjadi lebih fleksibel. Pemlastis akan memberikan efek lebih mudah diulur dan ditarik sehingga a b 25 1000 99.50.5 991 97.52.5 955 PEG 263.4 230.5 225.1 242.4 210.3 tanpa PEG 202.9 220.6 187.7 185.2 192.6 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 p e rs e n p e m a n ja n ga n 1000 99.50.5 991 97.50.5 955 PEG 42.0 39.5 37.9 40.7 37.4 tanpa PEG 36.2 32.1 31.7 25.1 32.1 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 p e rs e n p e m a n ja n ga n menyebabkan film lebih panjang dan akan mempunyai nilai persentase pemanjangan yang lebih besar. Nilai persentase pemanjangan film biodegradabel kitosanPLA dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Diagram nilai persentase pemanjangan film biodegradabel kitosanPLA a pelarut asam laktat b pelarut asam asetat. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan film biodegradabel kitosanPLA berbeda nyata pada taraf 5 untuk pengaruh jenis pelarut dan penambahan pemlastis sedangkan untuk perbedaan konsentrasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam hal persentase pemanjangan Lampiran 6. Film biodegradabel kitosanPLA dengan penambahan pemlastis PEG mempunyai nilai persentase pemanjangan yang lebih besar dibandingkan dengan film tanpa panambahan pemlastis PEG. Dengan demikian terbukti bahwa penambahan pemlastis PEG mampu meningkatkan persentase pemanjangan dari film biodegradabel kitosanPLA. Hal ini berarti pemlastis ditambahkan untuk meningkatkan fleksiblitas dari polimer Daniels, 1989 diacu dalam Suyatma et al., 2005.

5. Laju Transmisi Uap Air Metode Gravimetri

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

2 126 72

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

7 76 146

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Pemlastis Gliserin

3 64 75

Pengaruh Konsentrasi Polietilen Glikol (PEG) 6000 Terhadap Disolusi Piroksikam Dalam Dispersi Padat

6 91 87

Karakteristik Sifat Mekanik Biokomposit Serat Kelapa dengan Matrik Plastik Biodegredabel dari PLA (Poli Lactic Acid)

0 5 20

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe3 O4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

0 0 5

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 0 13

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polietilen Glikol (PEG) - Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol 6000 Terhadap Sifat-sifat Fisik dan Pelepasan Natrium Diklofenak dari Cangkang Kapsul Alginat

0 0 19