4. Membantu organisasi menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Pada gilirannya, usaha ini akan
membantu perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
5. Menyediakan alat, atau sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai dengan tingkat gajinya, atau imbalannya sebagai bagian dari
kebijakan dan sistem imbalan yang baik. 6. Memberikan
kesempatan kepada
pegawai untuk
mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan, atau hal yang ada kaitannya. Dengan
demikian, jalur komunikasi dan dialog akan terbuka, sehingga diharapkan bahwa proses penilaian prestasi kerja akan mengeratkan hubungan antara
atasan dan bawahan.
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Lituhayu 2008 dalam penelitian yang berjudul Analisis Beban Kerja dan Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Head Office PT Lerindo
Internasional Jakarta, menyatakan bahwa permasalahan beban kerja yang terjadi pada karyawan adalah jumlah karyawan yang masih belum cukup
untuk menangani pekerjaan yang ada khususnya divisi Operations, Sales dan Human Resource atau HR beban gaji dan insentif yang masih kurang
sesuai dengan beban kerja, kurangnya pelatihan pada karyawan, pendistribusian pekerjaan yang kurang baik dan beban kerja karyawan yang
belum sesuai. Novera 2010 dalam penelitian berjudul Analisis Beban Kerja dan
Kebutuhan Karyawan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Studi Kasus Unit Tata Usaha Departemen pada Institut Pertanian Bogor,
menjelaskan jumlah kebutuhan karyawan untuk pekerjaan administrasi akademik dan kemahasiswaan menurut beban kerja adalah rataan sebanyak
satu 1 orang disetiap unit tata usaha. Menurut hasil perbandingan jumlah kebutuhan karyawan terhadap jumlah jumlah riil atau aktual di unit tata
usaha, dapat diketahui bahwa terdapat sebelas unit tata usaha memiliki kelebihan jumlah karyawan.
Nurutami 2009 dalam penelitiannya berjudul Gambaran Beban Kerja Staf Logistik Perbekalan Kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun
2009, menyatakan bahwa seksi staf Logistik Perbekalan Kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih mengalami kekurangan staf yang berdampak pada
beban kerja staf yang ada. Hal ini didukung oleh hasil identifikasi masalah yang menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan jumlah staf
logistik perbekalan kesehatan tidak sesuai dengan beban kerja yang ada, yaitu work sampling kegiatan langsung 72,71, kegiatan tidak langsung 9,13,
kegiatan pribadi 14,59 dan kegiatan tidak produktif 3,57 dan daily log kegiatan langsung 71,88, kegiatan tidak langsung 13,12, kegiatan
pribadi 2,62 dan kegiatan tidak produktif 12,37. Wijaya 2009 dalam penelitian berjudul Analisis Kinerja Petugas
Administrasi Berdasarkan Persepsi Petugas Puskesmas dan Masyarakat pada Puskesmas Sukmajaya Kota Depok pada Tahun 2009, menunjukkan beban
permasalahan yang ada adalah tentang perlunya pelatihan karyawan, khususnya dalam bidang kearsipan dan perlunya penambahan SDM di
lingkungan petugas administrasi, adanya peningkatan koordinasi antar petugas administrasi dan adanya sistem baru berbasis komputerisasi pada
petugas loket administrasi pendaftaran.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan finance, dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada
konsumen dengan konsentrasi penjualan motor Honda, Yamaha dan Suzuki. PT. WOM Finance mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas dalam
melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumennya. Visi, misi dan tujuan tersebut harus terjabarkan dengan baik, agar tercapai efektivitas dan efisisensi
organisasi. Penjabaran tujuan tersebut berasal dari tujuan organisasi dan selanjutnya dijabarkan pada tingkat divisi, dan unit kerja, yang nantinya
bermuara pada pengukuran kinerja, baik tingkat karyawan dan perusahaan. Perencanaan SDM dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
pekerjaan yang menjabarkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Untuk mendukung analisis pekerjaan digunakan analisis beban kerja dan kebutuhan
tenaga kerja. Adanya kesesuaian antara analisis pekerjaan dan beban kerja, dapat dihasilkan pelaksanaan pekerjaan efektif dan efisien, serta tercapainya
kinerja karyawan yang baik pula. Sejalan dengan penjabaran visi dan misi yang dimiliki sebuah
organisasi, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui perencanaan SDM. Perencanaan SDM merupakan faktor terpenting yang dapat mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi, serta menghasilkan karyawan yang cakap dan baik pula. Menurut Siagian 2008, karyawan yang baik adalah
bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki menurut kebutuhan perusahaan. Alur kerangka pemikiran yang dimaksud dapat dilihat pada
Gambar 1.