Menganalisis Beban Kerja Analisis PLS

Tabel 2. Nilai skor rataan Skor Rataan Penilaian 1,0 - 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 – 2,6 Tidak Setuju 2,6 – 3,4 Cukup Setuju 3,4 – 4,2 Setuju 4,2 – 5,0 Sangat Setuju Intepretasi untuk skor rataan tabel di atas adalah apabila nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 1,0 - 1,8, maka permasalahan yang dihadapi karyawan dikatakan sangat tidak baik. Apabila nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 1,8 - 2,6, maka permasalahan yang dihadapi karyawan dikatakan tidak baik. Kemudian, jika nilai skor rataan berada pada rentang 2,6 - 3,4 maka permasalahan yang dihadapi karyawan dikatakan cukup baik. Dalam kategori cukup baik terdapat 2 pesepsi, yaitu cukup baik dengan persepsi yang mengarah pada kecenderungan penilaian tidak baik, jika terdapat pada skala penilaian 2,6 – 2,99 dan persepsi yang mengarah pada kecendrungan baik dengan skala penilaian dari 3,00 – 3,4. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada dalam rentang 3,4 - 4,2, maka permasalahan yang dihadapi karyawan dapat dikatakan baik. Sementara apabila nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 4,2 - 5,0, maka permasalahan yang ada dapat dikatakan sangat baik.

3.4.3 Menganalisis Beban Kerja

Proses pengolahan data tersebut memiliki beberapa tahapan proses, yaitu : a. Menghitung waktu kerja efektif yang tersedia bagi karyawan selama satu tahun. Perhitungannya menurut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara 2004 : Hari Kerja Efektif = X 1 - X 2 + X 3 + X 4 + X 5 ..................4 Keterangan : X 1 = Jumlah hari menurut kalender X 2 = Jumlah hari Sabtu dan Minngu dalam satu tahun X 3 = Jumlah hari Libur dalam satu tahun X 4 = Jumlah Cuti dalam satu tahun Jam kerja efektifhari = jam kerjahari – Waktu boros Waktu Boros = 30 x jam kerjahari Waktu Produktif 1 tahun = Hari kerja efektif x jam kerja efekifhari b. Mengolah data dan menghitung beban kerja karyawan c. Menghitung jumlah karyawan yang efektif dan efisien Jumlah karyawan efektif = ℎ ℎ .............5

3.4.4 Analisis PLS

Menurut Ghozali 2008, Partial Least Square PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan Structur Equation Modelling SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. Dinyatakan oleh Wold dalam Ghozali 2008, metode ini merupakan metode yang sangat kuat, karena tidak didasarkan oleh banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi dengan normal multivariat dan untuk bahan sampel tidak harus besar. Tujuan dari PLS adalah memprediksi suatu model dan mengkonfirmasi teori yang telah ada, tetapi bisa juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar peubah atau variabel laten. Pengolahan analisis PLS dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SmartPLS 2.0. Model PLS pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2, diketahui peubah-peubah yang mencerminkan beban kerja, peubah-peubah ini bersifat reflektif. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencerminkan beban kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan beban kerja Konstruk Indikator Keterangan Beban kerja X B1 Jumlah pegawai sudah cukup B2 Target yang harus dicapai sudah jelas B3 Waktu penyelesaian pekerjaan sudah cukup B4 Pekerjaan yang sama setiap harinya B5 Penyelesaian pekerjaan harus cepat B6 Pada jam istirahat mengerjakan pekejaan B7 Pada saat-saat tertentu menjadi sangat sibuk B8 Dapat menikmati pekerjaan yang dilakuakan B9 Beban kerja sudah sesuai dengan standar pekerjaan B10 Dapat meninggalkan kantor ketika waktu kerja telah selesai Peubah-peubah yang mencerminkan kinerja bersifat reflektif. Artinya penilaian terhadap peubah-peubah tersebut mencerminkan kinerja karyawan. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencermikan kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan kinerja Konstruk Indikator Keterangan Kinerja Y K1 Pelaksanaan tugas dan pekerjaan dengan tepat atau benar K2 Mutu dan kuntitas pekerjaan sesuai standar K3 Mutu dan kuantitas pekerjaan sesuai kompetensi pekerjaan K4 Motivasi untuk tujuan perusahaan K5 Loyal pada perusahaan K6 Mampu bekerjasama dalam tim K7 Kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan pekerjaan K8 Pelayanan kepada customer, atau masyarakat sudah baik Lanjutan Tabel 4. Konstruk Indikator Keterangan Kinerja Y K9 Prosedur dan kebijakan dilaksanakan dengan baik K10 Penampilan dan cara berpakaian sudah baik Gambar 2. Model PLS Pada metode PLS dikenal 2 dua evaluasi model. Pertama model pengukuran atau outer model. Outer model adalah model pengukuran hubungan antara indikator dengan konstruk. Dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dari masing-masing indikator. Pada model reflektif, kriteria validitas dan reliabilitas indikator diukur dengan convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Indikator dikatakan valid jika memiliki nilai loading diatas 0,7. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran, nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Convergent validity dapat pula ditunjukkan oleh nilai Average Variance Extracted AVE. Syarat untuk menjadi model yang baik adalah nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,50. Selain convergent validity , dilakukan juga pengujian discriminant validity. Discriminant validity dinilai berdasarkan cross loading antara indikator terhadap konstruk. Nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dikatakan reliabel jika memiliki nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70 Ghozali, 2008. Sementara untuk pengujian validitas model formatif dilakukan dengan melihat koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien tersebut. Pada dasarnya konstruk formatif merupakan hubungan regresi dari indikator ke konstruk. Kedua, model struktural atau inner model. Inner model menggambarkan hubungan antara peubah atau variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan Uji-t untuk menentukan nyatanya koefisien parameter jalur struktural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh peubah laten independen tertentu terhadap peubah laten dependen, apakah mempunyai pengaruh substantif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN