terintegrasi terhadap kriteria pengembangan budidaya perikanan laut dibandingkan dengan metode lain yang menggunakan teknik analitik dan
pembuatan peta secara manual.
2.4. Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jarak jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer, 1990. Perolehan data penginderaan jarak jauh
dapat dilakukan baik dengan sensor aktif maupun pasif. Sensor pasif merekam radiasi elektromagnetik alami yang dipantulkan atau dipancarkan oleh bumi.
Sensor aktif seperti radar dan sonar dimana mencari permukaan bumi dengan radiasi elektromagnetik buatan dan kemudian merekam sejumlah fluks radian
yang dikembalikan kepada sensor Jensen, 1996 dalam Faisal, 2009. Proses penginderaan jarak jauh dengan energi elektromagnetik untuk
sumber daya alam meliputi dua hal yaitu pengumpulan data dan analisis data. Menurut Lillesand dan Kiefer 1990 elemen pengumpulan data meliputi sumber
energi, perjalanan energi menuju atmosfer, interaksi antara energi dengan kenampakan di muka bumi, sensor, dan hasil pembentukan data dalam bentuk
piktorial atau bentuk numerik. Sedangkan proses analisis data meliputi pengujian data menggunakan alat interpretasi, informasi yang didapat biasanya disajikan
dalam bentuk peta dan tabel, selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan. Sistem penginderaan jarak jauh secara skematik ditampilkan pada
Gambar 6.
Sumber : Canada Center for Remote Sensing 2003
Gambar 4. Sistem Penginderaan Jarak Jauh
Keterangan: A = Sumber Energi; B = Radiasi Elektromagnetik dan Atmosfer; C = Interaksi dengan objek; D = Perekaman energi oleh sensor; E = Transmisi,
penerimaan, serta pemrosesan; F = Analisis data penginderaan jarak jauh; G = Aplikasi data penginderaan jarak jauh
Aplikasi dalam penginderaan jarak jauh dapat digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkandung di permukaan bumi daratan
dan juga dapat digunakan untuk mendeteksi objek-objek di dasar perairan dengan menggunakan sistem akustik contohnya dalam pemetaan batimetri. Informasi
dapat diperoleh melalui penginderaan jarak jauh antaranya mengetahui luas penutupan lahan mangrove, terumbu karang, sawah, perkebunan, estimasi atau
pengukuran suhu permukaan, klorofil, dan TSS. Selain itu penginderaan jarak jauh dapat pula diaplikasikan dalam pembuatan potensi wisata Jakti, 2009.
Pemanfatan sistem penginderaan jarak jauh sangat menguntungkan, karena wilayah cakupan area yang cukup luas serta wilayah yang sulit dijangkau dan
berbahaya wilayah kebakaran hutan dapat diliput dengan menggunakan sistem ini. Keuntungan ini dapat dimanfaatkan dalam perekaman data-data di negara
Indonesia yang areanya sangat luas. Perekaman data penginderaan jarak jauh
dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan periode tertentu tergantung dari resolusi temporal satelit Faisal, 2009.
2.5. Advanced Land Observing Satellite ALOS