Kedalaman Perairan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Kedalaman Perairan

Kedalaman merupakan merupakan faktor yang turut serta berperan dalam penentuan budidaya laut karena dengan adanya stratifikasi kedalaman berpengaruh terhadap jumlah nutrient. Selain itu kedalaman perairan berperan dalam penentuan desain konstruksi keramba baik jaring apung maupun keramba jarring tancap. Dalam penentuan lokasi budidaya keramba perikanan laut kedalaman perairan sebaiknya tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal, sebab jika perairan terlalu dangkal maka akan menyebabkan kegiatan budidaya tidak akan optimal. Pada perairan yang dangkal proses pengadukan akan menyebabkan material sedimen akan terangkat ke permukaan dan menyebabkan gangguan pada biota yang dibudidayakan, selain itu pada kegiatan budidaya di laut berbeda dengan budidaya yang dilakukan pada air tawar. Pada perairan laut dipengaruhi oleh pasang surut maka untuk itu perlu dipertimbangkan pasang surut pada lokasi. Pada perairan yang dalam proses perencanaan budidaya akan tidak optimal, sebab konstruksi yang dibuat akan lebih banyak mengeluarkan biaya dalam pembuatannya. Selain itu pula pada perairan yang dalam akan sulit menentukan serta penempatan jangkar keramba. Kepulauan Seribu memiliki kedalaman yang relatif dangkal yaitu berkisar antara 1 - 50 m yang semakin bertambah dalam seiring menjauhi daratan. Pulau-pulau di Kepulauan Seribu pada umumnya terdapat gosong karang disekitarnya yang memiliki kedalaman 1-5 m. Sedangkan pada goba kedalamannya dapat mencapai 10 m, pada wilayah ini dikelilingi oleh gosong karang dan terdapat banyak terumbu karang sehingga pada wilayah ini sesuai untuk dijadikan lokasi budidaya. Peta kedalaman perairan Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Kedalaman Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Gambar 26. Klasifikasi Kesesuaian Berdasarkan Kedalaman Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Berdasarkan kedalaman perairan wilayah yang sesuai untuk dijadikan lokasi budidaya keramba perikanan laut yaitu pada sekitar gosong karang dan goba yang memiliki kedalaman 1 - 20 m, selain itu pada wilayah tersebut terlindung dari arus serta gelombang yang besar. Kedalaman perairan yang dikategorikan sangat sesuai dalam kegiatan budidaya keramba jaring apung dan jaring tancap yaitu berkisar antara 10 - 30 m. sedangkan pada wilayah yang memiliki kedalaman antara 4 - 10 m dikategorikan sesuai. Perairan yang memiliki kedalaman 4 m dan 30 m tidak cocok dijadikan wilayah budidaya, sehingga dikategorikan tidak sesuai Pada Gambar 26 merupakan peta kesesuaian lokasi budidaya keramba perikanan laut, dapat dilihat bahwa warna hijau menandakan wilayah tersebut termasuk kedalam kelas sangat sesuai, warna kuning menandakan kelas sesuai, sedangkan warna biru merupakan wilayah yang tidak sesuai untuk kegiatan budidaya. Zona atau wilayah yang sangat sesuai tersebar diseluruh pulau pada wilayah kajian, wilayah ini berada di sekitar gosong karang dan goba yang kedalamannya tidak terlalu dalam yaitu sekitar 10-30 m. Wilayah sesuai berada di dalam gosong karang sebelum tubir. Pada wilayah ini kedalamannya relatif lebih dangkal dari kelas sangat sesuai. Sedangkan wilayah yang termasuk tidak sesuai berada di laut lepas yang mempunyai kedalaman lebih dari 30 m.

4.4. Kecepatan Arus