4.2.4. Potential of Hydrogen pH
Potential of Hydrogen pH merupakan konsentrasi ion hidrogen di dalam air, Kadar pH perairan merujuk kepada aktivitas ion hydrogen didalamnya. Pada
saat pH bernilai 0 sampai 7, hal ini merupakan suatu larutan pada kisaran asam, sedangkan pada kisaran 7 sampai 14 menunjukan kisaran basa. Nilai pH perairan
pada umumnya berkisar antara 6.5 sampai 9. Kondisi perairan dengan pH netral sampai sedikit basa sangat ideal untuk kehidupan ikan air laut.
pH optimum perairan bagi pertumbuhan biota yaitu antara 7 – 8.5. Secara
umum nilai pH pada perairan Kepulauan Seribu yaitu berkisar antara 7 – 8.9, pola
persebaran nilai pH pada lokasi penenlitian didapat dari hasil interpolasi titik-titik oengukuran, adapun sebaran spasial hasil pengukuran pH dapat dilihat pada
Gambar 21. Nilai pH 7.5 – 8 dikategorikan wilayah sangat sesuai, nilai pH pada
kisaran 7 – 7.5 dan 8 – 8.5 termasuk kedalam kategori sesuai, sedangkan perairan
yang memiliki nilai pH 7 dan 8.5 tidak sesuai untuk dijadikan kawasan budidaya sehingga perairan ini dimasukkan kedalam kategori tidak sesuai, dari
hasil pengukuran pada perairan kepulauan seribu tidak ada yang termasuk kategori yang tidak sesuai.
Wilayah Kepulauan Seribu berdasarkan pembobotan parameter pH sebagian besar wilayahnya termasuk kedalam kelas sangat sesuai, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 22. Warna Hijau menunjukkan wilayah sangat sesuai untuk kegiatan budidaya keramba perikanan laut, sedangkan warna kuning pada
peta menunjukkan wilayah yang sesuai.
Gambar 21. Sebaran pH Terlarut Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Gambar 22. Klasifikasi Kesesuaian Berdasarkan pH Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
4.2.5. Total Dissolved Solid TDS
TDS adalah ukuran dari gabungan dari semua bahan organik dan anorganik yang terkandung dalam cairan
. Konsetrasi TDS mengambarkan kualitas perairan yang ada. Sumber primer
TDS di perairan Kepulauan Seribu banyak didapat dari limbah rumah tangga. Konsentrasi TDS sangat
mempengaruhi tingkat kecerahan dari suatu perairan, perairan yang tingkat kecerahannya tinggi mengindikasikan perairan tersebut cukup jernih dan layak
untuk lokasi budidaya. Sebaliknya perairan dengan tingkat kecerahan yang rendah mengindikasikan tingginya bahan organik terlarut, selain itu nilai TDS
berbanding lurus dengan nilai konduktivitas serta salinitas perairan. Semakin tinggi nilai TDS maka semakin tinggi pula nila dari konduktivitas serta salinitas
perairan. Nilai kandungan TDS pada lokasi penelitian berkisar antara 32
– 33 gliter Gambar 23, menandakan bahwa perairan di lokasi penelitian cukup sesuai untuk
kegiatan budidaya. Umumnya nilai TDS cenderung tinggi di dekat daratan berkurang seiring menjauhi daratan. Nilai TDS yang paling sesuai untuk kegiatan
budidaya yaitu 25 yang dikategorikan wilayah sangat sesuai, sedangkan kisaran antara 25
– 80 gliter dikategorikan kelas sesuai. Suatu wilayah perairain dikatakan tidak layak untuk kegiatan budidaya jika mempunyai nilai TDS 80
gliter. Nilai TDS di Wilayah Kepulauan Seribu jika diklasifikasikan berada pada kelas sangat sesuai yang ditandai dengan warna hijau pada peta. Peta kesesuaian
budidaya keramba perikanan laut berdasarkan TDS dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 23. Sebaran TDS Terlarut Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Gambar 24. Klasifikasi Kesesuaian Berdasarkan TDS Terlarut Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
4.3. Kedalaman Perairan