Waktu dan Lokasi Penelitian Metode Penelitian Pengumpulan Data

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada diwilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kepulauan Seribu terdiri dari dua wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Pulau Seribu Selatan. Secara geografis Lokasi dan objek penelitian terletak antara 5°37 ′47′′- 5°46′8′′ LS dan 106°31′20′′- 106°38 ′36′′ BT yang meliputi Pulau Air, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Karang Lebar, Karang Congkak, Pulau Semak Daun, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, hingga Pulau Panjang yang berada pada Kecamatan Kepulauan Seribu Utara seperti yang terdapat pada Gambar 6. Gambar 6. Lokasi Penelitian Penelitian ini secara umum mencakup 3 tahapan pengerjaan yaitu survei lapang dan pengambilan data kualitas air pada tanggal 11-12 November 2010, pengolahan citra satelit ALOS, dan tahapan yang terakhir yaitu penyusunan basis data serta analisis data yang dilaksanakan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. GPS Global Possitioning System 2. Water Quality Checker 3. Perangkat Lunak Image Processing 4. Seperangkat Komputer

3.2.2. Bahan

Bahan dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Citra satelit ALOS AVNIR-2 2. Peta Lingkungan Pantai Indonesia BAKOSURTANAL 3. Peta Administrasi Wilayah Kepulauan Seribu

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode cell base modelling, baik yang dilakukan pada analisis spasial dari setiap parameter maupun untuk overlay dari keseluruhan parameter dalam bentuk spasial. Analisis data spasial merupakan bagian dalam pengolahan data dengan menggunakan SIG. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis data spasial pada penelitian ini, tahapan tersebut terdiri dari pengumpulan data, pengolahan citra satelit, dan penyusunan basis data serta analisis data. Tahapan-tahapan penentuan kesesuaian perairan budidaya perikanan laut dapat dilihat pada Gambar 7 .

3.4. Pengumpulan Data

Penentuan kesesuaian lahan budidaya ikan pada keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dilakukan melalui integrasi antara penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis, untuk itu diperlukan data yang menunjang dalam pengolahan. Data yang diperlukan diperoleh melaui survei lapang serta pengumpulan data sekunder. Data yang diperoleh dari hasil survei lapang yaitu data kualitas air salinitas, suhu, DO, pH, TDS dan titik lokasi keramba. Peta lokasi pengambilan sampel kualitas air terdapat pada Gambar 8. Data sekunder yang dipakai pada penelitian ini yaitu data pasang surut, angin, dan batimetri, sementara itu data substrat dasar perairan dan keterlindungan wilayah diperoleh melalui pengolahan citra satelit. Dalam pengolahan keterlindungan wilayah perlu diperhatikan pola musim sebab lokasi budidaya untuk keramba jaring apung dan jaring tancap memerlukan lokasi atau wilayah yang terlindung pada setiap musimnya. 23 Gambar 7. Diagram Alir Penelitian Citra Satelit Keterlindungan Wilayah Koreksi Radiometrik Komposit Citra Koreksi Geometrik Transformasi Citra Substrat Dasar Kriteria Kesesuaian Zona Kesesuaian Budidaya Data Sekunder Survei Lapang  Pasang Surut  Batimetri  Angin  DO  Salinitas  Suhu Permukaan  TDS  pH Konsultasi pakar dan Literatur Analisis Sistem Informasi Geografis SIG Peta Tematik Gambar 8. Stasiun Sampel Kualitas Air

3.5. Pengolahan Data Penginderaan Jauh