Perumusan Masalah Financial Incentive of Sustainable Natural Production Forest Management from Scheme of REDD+ Carbon Trading

hutan alam produksi lestari. Pengelolaan hutan alam produksi lestari diharapkan mampu mengurangi emisi dan mempertahankan simpanan karbon yang lebih besar dibandingkan dengan hutan alam produksi tidak lestari. Informasi yang penting untuk diketahui dan menjadi pertimbangan bagi pengelola hutan alam produksi lestari untuk ikut serta dalam mekanisme perdagangan karbon skema REDD+ adalah perbedaan simpanan karbon dan biaya yang diperlukan untuk memperoleh manfaat finansial.

1.2. Perumusan Masalah

Pengelolaan hutan alam produksi mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mempertahankan simpanan karbon hutannya. Perbedaan tersebut salah satunya disebabkan oleh perbedaan praktek pengelolaan hutan seperti kegiatan pemanenan, penanaman dan perlindungan hutan. Kegiatan pemanenan yang dilakukan pada hutan alam produksi menyebabkan kerusakan pada tegakan tinggal. Besarnya kerusakan tersebut dipengaruhi oleh sistem pemanenan yang diterapkan oleh pengelola hutan produksi. Kegiatan lain seperti kegiatan penanaman juga mempengaruhi stok karbon hutan karena perbedaan jumlah tanaman atau luas areal penanaman. Kegiatan perlindungan hutan seperti perlindungan terhadap kebakaran dan perambahan mempengaruhi laju degradasi hutan dan simpanan karbon pada hutan alam produksi. Pengelolaan hutan alam produksi dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan hutan alam produksi lestari dan pengelolaan hutan alam produksi tidak lestari. Pengelolaan hutan alam produksi lestari merupakan hutan alam produksi yang pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan asas-asas kelestarian dengan memperhatikan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial. Pengelolaan hutan lestari merupakan proses mengelola hutan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan untuk menghasilkan barang atau jasa hutan secara berkelanjutan, tanpa mengurangi nilai dan produktivitas hutan dimasa yang akan dating dan tanpa adanya dampak yang tidak diharapkan terhadap lingkungan dan sosial. Pendekatan terhadap pengelolaan hutan alam produksi lestari dapat ditentukan berdasarkan pada sertifikat lestari yang diperoleh dari lembaga sertifikasi sebagai suatu bukti bahwa unit manajemen telah memenuhi standar- standar yang ditentukan oleh lembaga sertifikasi. Hutan produksi yang dikelola secara lestari mempunyai potensi untuk ikut serta dalam REDD+. Pengelolaan hutan alam produksi lestari diharapkan mampu mereduksi emisi karbon dan mempertahankan simpanan tegakan atau karbon yang lebih besar daripada pengelolaan hutan tidak lestari karena perbedaan dalam pengelolaannya. Indikator kelestarian hutan alam produksi lestari di antaranya ditunjukkan oleh tingkat kerusakan tegakan tinggal yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan hutan produksi yang dikelola secara tidak lestari. Kegiatan perlindungan hutan yang dilaksanakan hutan produksi lestari relatif lebih intensif bila dibandingkan dengan hutan produksi tidak lestari. Keterbatasan kajian tentang hubungan antara simpanan karbon pengelolaan hutan alam produksi lestari dan insentif REDD+ menyebabkan perolehan manfaat finansial REDD+ bagi pengelola hutan lestari belum dapat diprediksi. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pendugaan simpanan karbon dan biaya untuk memperoleh insentif REDD+ pada hutan alam produksi lestari. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini: apakah skema REDD+ dapat memberikan tambahan insentif atau manfaat finansial yang memadai bagi pengelolaan hutan alam produksi lestari?

1.3. Tujuan