134,73 m
3
ha dan 51,35 m
3
Tabel 17 Biomassa, karbon dan CO ha. Biomassa pohon tersedia dan pohon dipanen
IUPHHK A1 dirangkum pada Tabel 16.
2
Kegiatan pemanenan
pohon tersedia dan pohon dipanen IUPHHK A1
2007 2008
Rata-rata Biomassa ton
Biomassa tontahun
Karbon tCtahun
CO tCO
2 2
tahun Pohon tersedia
377.980 185.206
281.593 140.796
516.723 Pohon dipanen
146.105 184.290
165.198 82.598
303.138 Tegakan tinggal
231.875 915
116.395 58.198
213.585
Rata-rata biomassa pohon dipanen lebih besar dibandingkan dengan biomassa tegakan tinggal. Simpanan karbon tegakan tinggal IUPHHK A1
sebesar 58.198 ton Ctahun atau 20,45 ton Cha. Persentase biomassa pohon dipanen tahun 2001 sebesar 38,65 dan biomassa tegakan tinggal sebesar
61,35. Persentase biomassa pohon dipanen tahun 2002 sebesar 91,75 dan menyisakan 8,25 tegakan tinggal. Rata-rata kegiatan pemanenan IUPHHK A1
menyisakan 34,8tahun tegakan tinggal.
5.1.1.2. Kerusakan Tegakan Tinggal
Perhitungan kehilangan biomassa akibat kerusakan tegakan tinggal menggunakan data potensi biomassa hasil pengukuran di IUPHHK A dan
persentase kerusakan tegakan. Potensi biomassa dan karbon IUPHHK A di hutan primer dan hutan bekas tebangan setiap tingkat perkembangan vegetasi
ditampilkan pada Tabel 17. Tabel 18 Potensi biomassa dan karbon pada IUPHHK A pada tahun 2011
Tingkat Vegetasi
Hutan primer Hutan bekas tebangan
Biomassa tonha
Karbon tonha
Biomassa tonha
Karbon tonha
Pohon 358,30
179,15 279,85
139,93 Tiang
56,78 28,39
36,67 18,34
Pancang 25,73
12,87 20,79
10,39 Semai
0,89 0,44
1,04 0,52
Total 441,70
220,85 338,35
169,18
Potensi biomassa atau karbon tingkat pohon pada hutan primer adalah 82,7 dan hutan bekas tebangan sebesar 81,11 dari total biomassa tegakan.
Biomassa tingkat tiang, pancang dan semai pada hutan primer sebesar 12,85; 5,83 dan 0,20 dan hutan sekunder sebesar 10,84; 6,14 dan 0,31.
Hasil penelitian Junaedi 2007 menunjukkan persentase biomassa yang relatif sama pada semua tingkatan vegetasi di hutan primer. Pada hutan bekas
tebangan, persentase biomassa tingkat pohon relatif sama tetapi lebih rendah pada tingkat vegetasi tiang, pancang dan semai tiang = 4,02, pancang =
1,98 dan semai = 0,21 daripada IUPHHK A. Total biomassa dan karbon hutan bekas tebangan menunjukkan
penurunan sekitar 23,40. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lasco 2002 bahwa aktifitas pemanenan kayu di hutan tropis Asia akan menurunkan
cadangan karbon antara 22 - 67. Kegiatan pemanenan kayu mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal.
Perhitungan biomassa kerusakan IUPHHK A1 menggunakan persentase kerusakan tegakan hasil studi Elias 2002 dan potensi biomassa dari hasil
pengukuran di lokasi penelitian. Pendekatan persentase kerusakan tegakan IUPHHK A1 berdasarkan persentase kerusakan pada blok tebangan yang
melakukan pemanenan dengan metode konvensional. Tabel 18 menunjukkan biomassa yang hilang akibat kerusakan tegakan karena menerapkan metode
pemanenan konvensional pada IUPHHK A1. Tabel 19 Biomassa, karbon dan CO
2
Tingkat Vegetasi
yang hilang akibat kerusakan tegakan A1
Biomassa tonha
Biomassa tontahun
Karbon ton Ctahun
CO ton CO
2 2
tahun Pohon
113,12 390.300
195.150 716.201
Tiang 14,83
51.152 25.576
93.864 Pancang
7,26 25.055
12.528 45.976
Semai 0,34
1.201 601
2.204 Total
135,55 467.709
233.854 858.246
Total biomassa yang hilang akibat kerusakan sebesar 135,55 tonha atau sebesar 467.709 tontahun. Tingkat pohon merupakan penyumbang terbesar
kehilangan biomassa hutan akibat kerusakan tegakan tinggal. Kerusakan yang terjadi pada tingkat pohon mengakibatkan kehilangan biomassa 83,45tahun
dari total biomassa yang hilang karena kerusakan tegakan tinggal IUPHHK A1. Tingkat semai memberikan kontribusi terkecil 0,26tahun terhadap kehilangan
biomassa akibat kerusakan tegakan tinggal A1.
5.1.2. Perlindungan Hutan