Keadaan Hutan Sistem Silvikultur Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

4.1.3. Topografi

Topografi daerah penelitian bervariasi dari datar sampai berbukit dan hanya sebagian kecil tanah rawa di sepanjang sungai. Bentuk bentang alam yang bervariasi pada areal IUPHHK A akibat pengaruh faktor struktur dan resistensi batuan yang berperan aktif dalam proses pembentukan bentang alamnya. Rincian sebaran kelerengan lahan areal IUPHHK A disajikan pada Tabel 10. Tabel 11 Distribusi kelas lereng areal IUPHHK A Topografi Kelas lereng Luas areal ha Datar 0 – 8 109.728 50,7 Landai 8 - 15 37.304 17,2 Agak curam 15 - 25 31.747 14,7 Curam 25 - 40 33.231 15,3 Sangat curam 40 4.570 2,1 Jumlah 216.580 100 Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi RTRWP Ketinggian tempat bervariasi dari 18 – 944 meter dari permukaan laut. Areal yang relatif datar berada di bagian Utara dan Selatan. Areal dengan kemiringan lapangan sangat curam kemiringan 40 ditetapkan sebagai kawasan lindung.

4.1.4. Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan tahun 2001 sd 2008, tipe iklim areal kerja IUPHHK A termasuk tipe iklim A schmidt Ferguson. Curah hujan rata-rata 3.804 mmtahun dan hari hujan rata-rata 182 haritahun.

4.1.5. Keadaan Hutan

Sebagian besar kondisi areal IUPHHK A merupakan kawasan hutan produksi. Hutan di lokasi penelitian termasuk tipe hutan hujan tropika basah yang didominasi oleh Shorea. Selain terdapat berbagai jenis vegetasi, di lokasi penelitian juga ditemukan tumbuhan bawah, yang terdiri atas berbagai jenis anggrek, tumbuhan obat, tumbuhan hias, serta berbagai jenis herba dan liana. Target dan realisasi produksi untuk tebangan RKT Kumulatif IUPHHK A tahun 1981 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2. Kondisi penutupan lahan IUPHHK A sesuai surat Kepala Badan Planologi Kehutanan nomor S.330IPSDH-22010 sebagai berikut: Tabel 12 Penutupan lahan IUPHHK A No Penutupan lahan Luas ha HPT HPK Jumlah 1. Hutan primer 3.675 2.255 5.930 2,7 2. Hutan bekas tebangan 129.427 32.150 161.577 74,6 3. Non hutan 15.603 16.739 32.342 15,0 4. Tertutup awan 8.815 7.916 16.731 7,7 Jumlah 157.520 4.484 216.580 100,0 Sumber: Surat Direktur Inventarisasi dan Pemantauan SDH Nomor S.330PSDH-22010 tanggal 26 Juli 2010 di dalam RKT 2011

4.1.6. Sistem Silvikultur

Pada awal pengelolaan hutan, IUPHHK A melakukan pengelolaan hutan dengan sistem TPTI Tebang Pilih dan Tanam Indonesia. Siklus tebang pada IUPHHK A adalah 35 tahun dan melakukan penebangan pada diameter 50 cm ke atas untuk hutan produksi dan 60 cm ke atas untuk hutan produksi terbatas. Penggunaan sistem TPTI berlangsung hampir 35 tahun. Mulai tahun 2005, IUPHHK A menerapkan sistem silvikultur intensif SILIN untuk meningkatkan produktivitas hutan alam yang telah terdegradasi dengan melakukan penanaman dan pembinaan tegakan secara intensif. IUPHHK A diijinkan untuk melakukan penebangan pohon berdiameter 40 cm ke atas untuk menyiapkan lahan kegiatan SILIN. Khusus untuk jalur tanaman diijinkan pula menebang seluruh pohon berdiameter 20 cm ke atas. Penentuan jatah produksi kayu ditetapkan dengan rotasi tebang 30 tahun.

4.1.7. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Pekerjaan penduduk sekitar areal kerja IUPHHK A didominasi oleh sektor pertanian ± 85. Jenis pekerjaan lain yang ada di sekitar IUPHHK A antara lain sektor pertambangan, konstruksi, perdagangan, jasa keuangan dan transportasi. Tanaman yang dikembangkan sektor pertanian adalah tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan. Masyarakat desa sekitar hutan terdiri atas 7 desa. Fasilitas pendidikan umum di sekitar IUPHHK adalah SD dan SLTP. Fasilitas kesehatan berupa balai pengobatan yang terdapat di tiap-tiap kecamatan dikepalai oleh seorang mantri kesehatan. 4.2. IUPHHK B 4.2.1. Letak dan Luas IUPHHK B