alam produksi lestari menunjukkan tingkat produksi yang relatif meningkat. Pengelolaan hutan alam produksi lestari mampu mereduksi emisi karbon hutan
sebesar 74,52tahun untuk A2-1 dan sebesar 87,11tahun untuk A2-B. Kemampuan reduksi biomassa, karbon dan CO
2
Tabel 41 Kemampuan reduksi biomassa, karbon dan CO pengelolaan hutan alam
produksi lestari disajikan pada tabel berikut:
2
IUPHHK pengelolaan hutan
alam produksi lestari Reduksi biomassa
tonhatahun Reduksi karbon
tonhatahun Reduksi CO
2
tonhatahun A2-1
4,92 2,46
9,03 A2-B
6,63 3,31
12,16
5.5. Nilai Ekonomi dalam Perdagangan Karbon Skema REDD+
Biaya yang diperhitungkan untuk mengikuti REDD+ adalah biaya oportunitas dan biaya transaksi. Biaya oportunitas merupakan perbedaan
keuntungan antara hutan alam produksi lestari dan hutan alam produksi tidak lestari. Biaya transaksi dihitung berdasarkan jumlah CO
2
5.5.1. Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Pengelolaan Hutan Alam Produksi
yang ditawarkan dan pendekatan biaya transaksi hasil studi Antinori dan Sathaye 2007.
Data yang digunakan untuk menghitung biaya dan pendapatan pada IUPHHK A adalah data keuangan tahun 2001, 2002, 2007, 2008 dan 2009. Data
keuangan yang digunakan IUPHHK B adalah tahun 2007, 2008 dan 2009. Rata- rata realisasi produksi IUPHHK A1 sebesar 143.415,65 m
3
tahun; IUPHHK A2 sebesar 201.437,64 m
3
tahun dan IUPHHK B sebesar 26.853,39 m
3
Data biaya dan pendapatan digunakan untuk mengetahui keuntungan yang diterima IUPHHK A1, IUPHHK A2 dan IUPHHK B. Perhitungan biaya,
pendapatan dan keuntungan berdasarkan harga tahun 2009 dengan tingkat suku bunga nyata sebesar 9,47. Suku bunga nyata merupakan suku bunga yang
telah terkoreksi oleh inflasi. Rata-rata tingkat inflasi yang digunakan sebesar 6,47 dan suku bunga pasar 16. Biaya, pendapatan dan keuntungan
pengelolaan hutan alam produksi disajikan pada Tabel 41. tahun.
Tabel 42 Biaya, pendapatan dan keuntungan pengelolaan hutan alam produksi
Biaya, pendapatan dan keuntungan
IUPHHK A1 Rpm
3
IUPHHK A2 Rpm
3
IUPHHK B Rpm
3
Biaya 736.806
908.185 945.236
Pendapatan 1.008.464
982.274 994.120
Keuntungan 271.658
74.089 48.884
Keterangan: Berdasarkan harga tahun 2009
Biaya pengelolaan hutan alam produksi bersertifikat lebih tinggi dari biaya pengelolaan hutan belum bersertifikat A1. Hal tersebut disebabkan tingginya
biaya pemanenan IUPHHK A2. Faktor lain yang juga mempengaruhi besarnya biaya pengelolaan hutan alam produksi bersertifikat adalah dilakukannya
peningkatan kegiatan penanaman, perlindungan hutan, penerapan teknik RIL dan kerjasama dengan masyarakat sekitar hutan. Biaya pengelolaan hutan
bersertifikat lestari mengalami kenaikan sebesar Rp 171.378,-m
3
atau 23 dari biaya pengelolaan hutan A1. Nilai tersebut lebih tinggi dari hasil studi Darusman
dan Bahruni 2004 yang menyatakan bahwa kenaikan biaya pengelolaan hutan lestari berkisar antara IDR 26.000-44.000m
3
atau 4-6,5. Biaya pengelolaan hutan IUPHHK A2 yang lebih besar dari IUPHHK A1 mempengaruhi jumlah
keuntungan yang diterima. Rata-rata keuntungan IUPHHK A1 sebesar Rp 271.658,-m
3
dan IUPHHK A2 sebesar Rp. 74.089,-m
3
Biaya pengelolaan hutan IUPHHK B sebesar Rp 945.236,-m .
3
dengan keuntungan sebesar Rp 48.884,-m
3
. Biaya pengelolaan hutan IUPHHK B lebih tinggi dari IUPHHK A1 dan IUPHHK A2. Rata-rata kenaikan biaya pengelolaan
IUPHHK B sebesar Rp. 208.430,-m
3
terhadap A1 dan sebesar Rp. 37.052,-m
3
terhadap A2. Keuntungan IUPHHK B lebih rendah antara IDR 25.206 – 22.775m
3
5.5.2. Biaya, Penerimaan dan Insentif Finansial REDD+