II. TINJAUAN PUSTAKA
Outsourcing pada hakikatnya adalah suatu kegiatan pembelian, yaitu kegiatan pembelian jasa dengan tujuan strategis berjangka panjang. Salah satu
tujuan yang penting dari outsourcing adalah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menekan biaya operasi. Oleh karena itu banyak wujud
outsourcing yang berupa mengganti memperkerjakan karyawan tetap dan purna waktu dengan karyawan tidak tetap dan paruh waktu, karyawan kontrak atau
bentuk lain dimana para karyawan tidak atau lebih sedikit menerima fringe benefit. Dengan kata lain, outsourcing dapat berupa penggantian mempekerjakan
karyawan secara tetap dengan gaji tinggi dengan mempekerjakan karyawan secara temporer dengan gaji lebih rendah Sunyoto 2012.
2.1. Status Karyawan
2.1.1. Karyawan Tetap
Menurut Yasar 2008, karyawan tetap adalah karyawan yang dipekerjakan di perusahaan tanpa batasan waktu. Perusahaan dapat
mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 bulan. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat atau
karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan uang pesangon. Karyawan tetap dalam perusahaan tentu akan merasa aman
karena tidak akan ada batas waktu bekerja di perusahaan tersebut. Mereka hanya tinggal terus meningkatkan kinerjanya untuk mencapai
peningkatan karir di perusahaan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan. Mereka akan diberikan kompensasi finansial tidak langsung
seperti tunjangan, asuransi, kendaraan, maupun fasilitas lainnya. Terutama pengingkatan jenjang karir yang akan menyebabkan
peningkatan kompensasi finansial langsung pula seperti peningkatan gaji pokok, bonus dan sebagainya. Dan tentunya kerja mereka di
perusahaan sudah terjamin karena adanya berbagai kompensasi yang diberikan perusahaan. Salah satunya ialah peningkatan jenjang karir,
tunjangan dan sebagainya. Sehingga mereka terus termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka di perusahaan tersebut.
2.1.2. Karyawan Outcsourcing
Menurut Yasar 2008, karyawan outsourcing yaitu karyawan atau tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan namun dengan batas
waktu tertentu, misalnya hanya 3 bulan. Selebihnya, itu tergantung pada perusahaan apakah ingin memperpanjang waktu kontrak dari
karyawan tersebut atau tidak. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan
adanya masa percobaan.
Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan outsourcing dituangkan dalam “Perjanjiaan Kerja Untuk Waktu Tertentu
PKWT”. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja
sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran
terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya sebesar gaji karyawan sampai batas berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. Karena karyawan outsourcing bekerja
berdasarkan kontrak dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing,
bukan dengan perusahaan pengguna jasa outsourcing.
Karyawan outsourcing dalam perusahaan akan merasa khawatir dalam bekerja apabila sudah mendekati batas waktu penghabisan
kontraknya. Mereka akan khawatir mengenai diperpanjang atau tidak kontrak di perusahaan ditempat mereka bekerja. Dan mereka pun tidak
mendapatkan kompensasi tunjangan ataupun kompensasi finansial tidak langsung lainnya. Hal ini sehubungan dengan masa kerja
karyawan kontrak yang terbatas sehingga perusahaan tidak memungkinkan untuk memberikan itu semua. Sehingga ini akan
menjadi beban untuk mereka sendiri dalam kinerjanya terhadap perusahaan.
2.2. Kompensasi