Karakteristik Responden Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan

4.3. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 81 orang yang dianalisa secara deskriptif. Karakteristik karyawan dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan, status karyawan, lama bekerja, dan jumlah tanggungan. Karakteristik karyawan BNI Divisi CMM dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Karakteristik responden Keterangan Frekuensi orang Persentase Jumlah Sampel 81 100 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 40 41 49.38 50.62 Usia 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 50 tahun 33 36 11 1 40.74 44.44 13.58 1.23 Pendidikan Terakhir D3 S1 S2 10 59 12 12.35 72.84 14.81 Jabatan Manager Assisten Manager Administrasi 20 33 28 24.69 40.74 34.57 Status Karyawan Tetap Karyawan Outsourcing 47 34 58.02 41.98 Lama Bekerja 1 tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 5 8 25 43 6.17 9.88 30.86 53.09 Jumlah Tanggungan Tidak ada 1-3 orang 3 orang 41 35 5 50.62 43.21 6.17 Berdasarkan pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan BNI Divisi CMM berusia 31-40 tahun dengan pendidikan terakhir S1 yang memiliki jabatan assistant manajer dan bekerja selama 3 tahun. Hal ini menunjukkan karyawan lama berpikir bahwa kompensasi yang diterima sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya tetapi tidak sesuai dengan masa kerjanya sehingga dapat berdampak adanya penyesuaian kompensasi untuk peningkatan kepuasan agar kinerja menjadi lebih baik.

4.4. Metode Analisis Structural Equation Modeling SEM dengan Metode

Partial Least Score PLS 4.4.1. Model Struktural Menurut Chin 1998 dalam Ghozali 2008, Partial Least Square PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Oleh karena itu, model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang bersifat non-parametik. Untuk mengevaluasi model dalam penelitian ini diperlukan beberapa kriteria yang bergantung pada model yang terakhir dibentuk. Berikut merupakan gambar dari model struktural awal yang dibentuk sebelum dievaluasi dengan menggunakan uji t- statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping. Gambar 2. Model struktural awal Keterangan : KF1 : Ketidakhadiran yang dibayarkancuti KF2 : Uang lembur KF3: Gaji sesuai jenjang jabatan KF4: Gaji sesuai pengalaman KF5 : Gaji sesuai masa kerja KF7: Tunjangan pensiun KF8 : Tunjangan kesehatan KF9 : Gaji KNF6 : Jenjang karir KNF10 : Fasilitas kantor KP1 : Kepuasan akan penghasilan KP2 : Kepuasan atas promosi dan kenaikan jabatan KP3 : Kepuasan atas bonus dan tunjangan KP4 : Kondisi fisik KP5: Hubungan kerja KP6 : Turn over KP7: Turn over KP8 : Fasilitas kesehatan KP9: Kepuasan atas bimbingan dan pembinaan atasan KP10 : Proses kerja KJ1 : Tempat pelatihan KJ2 : Jenis pelatihan KJ3 : Masa pelatihan KJ4 : Penghargaan KJ5 : Prestasi kerja KJ6 : Penempatan kerja KJ7 : Kemampuan kinerja karyawan KJ8 : Pertanggungjawaban kinerja karyawan KJ9 : Disiplin pada peraturan KJ10 : Job desk

4.4.2. Pengujian Model Pengukuran atau Outer Model

Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk variabel yang akan diteliti. Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. 1 Convergent Validity Korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya. Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi 0.50, karena merupakan tahap awal pengembangan skala pengukuran dan jumlah indikator per variabel sebanyak 1 sampai 4 indikator. Berikut ini merupakan Tabel Outer Loadings untuk masing-masing indikatornya. Tabel 4. Outer loadings Variabel Outer Loading Syarat Valid Keterangan KOMPENSASI FINANSIAL Tunjangan pensiun 0.885594 0.50 Valid Tunjangan kesehatan 0.914663 0.50 Valid Gaji 0.736585 0.50 Valid KOMPENSASI NON FINANSIAL Jenjang karier 1.000000 0.50 Valid KEPUASAN Kondisi Fisik 0.703063 0.50 Valid Hubungan kerja 0.635166 0.50 Valid Turn over 0.631017 0.50 Valid KINERJA KARYAWAN Tempat pelatihan 0.912554 0.50 Valid Jenis Pelatihan 0.919329 0.50 Valid Masa pelatihan 0.761769 0.50 Valid Prestasi kerja 0.739266 0.50 Valid STATUS KARYAWAN Status 1.000000 0.50 Valid Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai outer loading lebih dari 0.5 yang berarti bahwa semua indikator dinyatakan valid. 1. Kompensasi finansial diukur dari tiga indikator yaitu tunjangan pensiun dengan nilai outer loading 0.886; fasilitas kesehatan dengan nilai outer loading 0.915; gaji dengan nilai outer loading 0.737. 2. Kompensasi non finansial diukur dari satu indikator yaitu jenjang karier dengan nilai outer loading 1.00. 3. Kepuasan diukur dari tiga indikator yaitu kondisi fisik dengan nilai outer loading 0.703; hubungan kerja dengan nilai outer loading 0.635; turn over dengan nilai outer loading 0.631. 4. Kinerja diukur dari empat indikator yaitu tempat pelatihan dengan nilai outer loading 0.913; jenis pelatihan dengan nilai outer loading 0.919; masa pelatihan dengan bobot faktor 0.762; dan prestasi kerja dengan nilai outer loading 0.739. 5. Status diukur dari satu indikator yaitu pegawai tetap atau pegawai outsourching dengan nilai outer loading 1.00. Melihat hasil korelasi antara indikator dengan variabelnya telah memenuhi convergent validity karena semua loading factor berada di atas 0.50. 2 Dicriminant Validity Discrimant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengujian validitas diskriminan dinyatakan valid bila korelasi konstruk dengan indikatornya lebih tinggi dibanding dengan korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Discrimant validity dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara melihat pada cross loading dan nilai akar AVE. Berikut ini merupakan hasil discrimant validity: a Cross Loading Korelasi variabel kompensasi finansial dengan indikator tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan dan gaji lebih besar dibandingkan korelasi indikator kompensasi finansial dengan variabel lainnya. Korelasi variabel kompensasi non finansial dengan indikator jenjang karier lebih besar dibandingkan korelasi indikator kompensasi non finansial dengan variabel lainnya. Korelasi variabel kepuasan dengan indikator kondisi fisik, hubungan kerja dan turn over lebih besar dibandingkan korelasi indikator kepuasan dengan variabel lainnya. Korelasi variabel kinerja dengan indikator tempat pelatihan, masa pelatihan dan prestasi kerja lebih besar dibandingkan korelasi indikator kinerja dengan variabel lainnya. Korelasi variabel status dengan indikator karyawan tetap atau karyawan outsourcing lebih besar dibandingkan korelasi indikator status dengan variabel lainnya. Berikut ini merupakan Tabel cross loading untuk masing- masing indikatornya. Tabel 5. Cross loading Indikator Kompensasi Finansial Kompensasi Non Finansial Kepuasan Kinerja Status Tunjangan pensiun 0.543363 0.675080 0.886942 0.375696 0.867943 Tunjangan kesehatan 0.524731 0.641526 0.915471 0.438719 0.833393 Gaji 0.383372 0.382248 0.733130 0.198717 0.512086 Jenjang karier 0.199133 0.458232 0.414994 1.000000 0.396473 Kondisi Fisik 0.703387 0.353224 0.335350 0.095556 0.383847 Hubungan kerja 0.634806 0.306281 0.385188 0.268060 0.416533 Turn over 0.631056 0.196535 0.421542 0.024390 0.500178 Tempat pelatihan 0.371603 0.912558 0.619894 0.309448 0.616397 Jenis Pelatihan 0.434757 0.919335 0.660306 0.340648 0.660136 Masa pelatihan 0.251768 0.761793 0.438800 0.268544 0.428104 Prestasi kerja 0.369503 0.739239 0.550067 0.582745 0.594336 Status 0.658822 0.699641 0.895114 0.396473 1.000000 Berdasarkan Tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa dalam pengujian validitas diskriminan semua indikator dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan tiap indikator mempunyai nilai yang lebih besar dari variabel itu sendiri yang berarti bahwa masing-masing indikator tersebut sudah dapat mewakili variabelnya. b Akar AVE Tabel dibawah menunjukkan bahwa pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root of average ariance extracted Akar AVE setiap variabel dengan korelasi antara variabel tersebut terhadap variabel lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu variabel lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi variabel terhadap variabel lainnya dalam model maka dapat disimpulkan variabel tersebut memiliki nilai discriminant validity yang baik dan sebaliknya. Direkomendasikan nilai pengukuran akar AVE harus lebih besar dari 0.50. Berikut ini merupakan Tabel AVE dan akar AVE untuk masing-masing variabel. Tabel 6. AVE dan akar AVE Variabel AVE Akar AVE Syarat Valid Keterangan Kompensasi Finansial 0.720745 0.84896702 0.50 Valid Kompensasi Non Finansial 1.000000 1 0.50 Valid Kepuasan 0.431988 0.65725794 0.50 Valid Kinerja 0.701185 0.8373679 0.50 Valid Status 1.000000 1 0.50 Valid Berdasarkan Tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa akar AVE variabel kompensasi finansial sebesar 0.849 lebih tinggi dari nilai korelasi antara variabel kompensasi finansial dengan variabel lainnya. Akar AVE variabel kompensasi non finansial sebesar 1.00 lebih tinggi dari nilai korelasi antara variabel kompensasi non finansial dengan variabel lainnya. Akar AVE variabel kepuasaan sebesar 0.657 lebih tinggi dari nilai korelasi antara variabel kepuasan dengan variabel lainnya. Akar AVE variabel kinerja sebesar 0.837 lebih tinggi dari nilai korelasi antara variabel kinerja dengan variabel lainnya. Akar AVE variabel status sebesar 1.00 lebih tinggi dari nilai korelasi antara variabel status dengan variabel lainnya. 3 Composite Reliability Uji reliabilitas variabel dapat diukur dengan melihat composite reliability dari blok indikator yang mengukur variabel.Nilai batas yang diterima untuk composite reliability adalah diatas 0.60.Berikut merupakan Tabel Composite Reliability untuk variabel. Tabel 7. Composite reliability Variabel Composite Reliability Syarat Reliabel Keterangan Kompensasi Finansial 0.884964 0.60 Reliabel Kompensasi Non Finansial 1.000000 0.60 Reliabel Kepuasan 0.694719 0.60 Reliabel Kinerja 0.902852 0.60 Reliabel Status 1.000000 0.60 Reliabel Berdasarkan hasil Tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa nilai composite reliability untuk variabel kompensasi finansial adalah sebesar 0.885; variabel kompensasi non finansial adalah sebesar 1.00; Sedangkan variabel kepuasan adalah sebesar 0.695; variabel kinerja adalah sebesar 0,903; variabel status adalah sebesar 1.00. Berdasarkan hasil diatas nilai composite reliability dan cronbach alpha diatas 0.60 jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah reliabel karena semua nilai indikator mempunyai nilai lebih dari 0.60.

4.4.3. Pengujian Model Struktural atau Inner Model

Setelah dilakukan pengujian model pengukuran atau outer model, maka dapat diketahui indikator-indikator yang valid dan reliable. Berikut merupakan gambar dari model struktural akhir yang dibentuk sesudah dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping. Gambar 3. Model struktural akhir Keterangan : KF7: Tunjangan pensiun KF8 : Tunjangan kesehatan KF9 : Gaji KNF6 : Jenjang karir KP4 : Kondisi fisik KP5: Hubungan kerja KP7: Turn over KJ1 : Tempat pelatihan KJ2 : Jenis pelatihan KJ3 : Masa pelatihan KJ5 : Prestasi kerja Setelah terbentuk model struktural akhir dengan masing- masing indikator yang telah valid dan reliabel, maka model tersebut perlu dilakukan pengujian model struktural. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentasi variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R 2 . Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya dan stabilitas dari estimasi di evaluasi dengan menggunakan uji t –statistic yang didapat lewat prosedur bootstrapping. Berikut ini merupakan Tabel R Square untuk masing-masing variabel. Tabel 8. R square Variabel R Square Kompensasi Finansial 0.801230 Kompensasi Non Finansial 0.157191 Kepuasan 0.337175 Kinerja 0.513666 Status Berdasarkan Tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa variabel kompensasi finansial yang dapat dijelaskan dalam model adalah sebesar 80.12 sisanya 19.88 dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Variabel kompensasi non finansial yang dapat dijelaskan dalam model adalah sebesar 15.71 sisanya 84.29 dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Variabel kepuasan yang dapat dijelaskan dalam model adalah sebesar 33.72 sisanya 66.28 dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Variabel kinerja yang dapat dijelaskan dalam model adalah sebesar 51.37 sisanya 48.63 dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

4.4.4. Analisa Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompensasi Non

Finansial, Kepuasan, Kinerja dan Status Karyawan Berikut merupakan koefisien jalur struktural dan indikator beserta nilai signifikansinya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 9. Inner weight Variabel T Statistics |OSTERR| Keterangan Kompensasi Finansial - Kepuasan 9.129362 Signifikan Kompensasi Finansial - Kinerja 8.845472 Signifikan Kompensasi Non Finansial - Kepuasan 0.502037 Tidak Signifikan Kompensasi Non Finansial - Kinerja 2.867514 Signifikan Kepuasan - Kinerja 0.729530 Tidak Signifikan Status - Kompensasi Finansial 50.511411 Signifikan Status - Kompensasi Non Finansial 4.488234 Signifikan Status - Kepuasan 8.934182 Signifikan Status - Kinerja 13.186335 Signifikan

a. Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan

Kompensasi finansial terdiri dari gaji, tunjangan pensiun, dan tunjangan kesehatan. Sedangkan kepuasan terdiri dari kondisi fisik, hubungan kerja dan turn over. Berdasarkan pada tabel diatas, kompensasi finansial berpengaruh terhadap kepuasan karyawan memiliki nilai t-hitung 9.13 1.96 dan signifikan terhadap alpha sebesar 5. Hal ini dapat dinyatakan bahwa Ho1 ditolak atau Ha1 diterima, yang berarti kompensasi finansial yang berupa peningkatan gaji, tunjangan pensiun, dan tunjangan kesehatan yang diterima karyawan BNI Divisi CMM sebagai balas jasa atas kerja yang telah diberikan kepada perusahaan dapat menjadi salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Jadi, semakin tinggi kompensasi finansial maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan.

b. Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero).Tbk-Medan

10 160 93

Pengaruh Faktor Psikologis terhadap Kinerja Karyawan Outsourcing pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Cabang SM. Raja Medan

16 148 108

Pengaruh Learning Organization dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Cabang USU Medan

16 111 106

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KOMITMEN DAN KINERJA KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG JEMBER

3 14 85

Analisis Pengaruh Program Pelatihan Karyawan dan Kepuasan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama Tangerang)

0 13 159

Pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.Cabang Dago Bandung

21 105 67

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt Pos Indonesia (Persero) Kantor Cabang Boyolali.

0 4 15

KETERKAITAN PRAKTIK KERJA BERKINERJA TINGGI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Frontliner PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk se-Surakarta dan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk se-Surakarta).

0 0 15

PENGARUH KOMPENSASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK, KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 7 123

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG PRABUMULIH -

1 1 86