keterampilannya lebih
baik. Sebaliknya,
karyawan yang
berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat kompensasinya kecil.
9. Kondisi perekonomian nasional
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi
full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak
penggangur unemployment. 10.
Jenis dan sifat pekerjaan Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko
keuangan dan
keselamatan yang
besar maka
tingkat kompensasinya semakin besar karena membutuhkan kecakapan
serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan resiko keuangan dan keselamatan kecil,
maka tingkat kompensasinya relatif rendah. Kesimpulannya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi
besarkecilnya tingkat kompensasi. Hal ini perlu mendapat perhatian agar prinsip kompensasi adil dan layak.
2.3. Kinerja Karyawan
Menurut Bangun 2012, kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Untuk menentukan
kinerja karyawan baik atau tidak, tergantung pada hasil perbandingannya dengan standar pekerjaan. Menurut Mangkuprawira 2011, penilaian kinerja
merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja seseorang. Apabila hal itu dikerjakan dengan benar, maka para karyawan,
penyelia mereka, departemen SDM, dan akhirnya perusahaan akan menguntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu karyawan
mampu mengkontribusi pada fokus strategik dari perusahaan. Menurut Dessler 2007 menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah mengevaluasi
kinerja karyawan saat ini danatau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Menurut Rivai 2004, kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
2.4. Kepuasan Karyawan
Menurut Sunyoto 2012, kepuasan karyawan job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana
para karyawan memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap positif
karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Departemen SDM atau manajemen harus selalu memonitor
kepuasan kerja karena hal ini mempengaruhi sikap absensi, perputaran tenaga kerja turn over, kepuasan kerja dan masalah-masalah penting lainnya.
Menurut Bangun 2012, kepuasan merupakan penilaian keatas suatu pekerjaan apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dikerjakan.
Menurut Rivai 2004, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak
puas dalam bekerja.
2.5. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja