B. Analisis Dijital
Analisis dijital digunakan untuk memperoleh informasi mengenai besarnya kisaran nilai dijital Digital NumberDN dari masing-masing kelas penutupan lahan
pada citra ALOS PALSAR. Citra ALOS PALSAR ini sendiri merupakan citra satelit dengan saluran L yaitu saluran yang mempunyai panjang gelombang mikro sebesar
19,3 ~ 79,9 cm. Dengan diketahuinya besaran kisaran nilai dijital tersebut akan diketahui bagaimana karakteristik spektral dari setiap kelas penutupan lahan terhadap
saluran band yang dimiliki oleh suatu sensor satelit.
Gambar 17. Grafik karakteristik spektral kelas penutupan lahan pada citra ALOS PALSAR
Berdasarkan grafik pada Gambar 17, nilai backscatter yang dimiliki objek pada saluran HH dan HV tidak menonjolkan atau tidak dapat membedakan kepekaan
terhadap suatu objek tertentu. Polarisasi HH dan HV semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kerapatan vegetasi pada permukaan objek yang diindera.
Polarisasi HV menghasilkan citra dengan kontras yang lebih jelas antara objek yang tidak bervegetasi badan air dan lahan terbuka dengan objek yang bervegetasi
sawah, semak, perkebunan, dan hutan. Sementara itu, polarisasi HV menghasilkan citra dengan kontras yang lebih kecil dalam menunjukan perbedaan antara daerah
yang tidak bervegetasi badan air dan lahan terbuka dengan daerah yang bervegetasi sawah, semak, perkebunan, dan hutan. Akan tetapi, polarisasi HV dapat
membedakan setiap kelas penutupan lahan secara lebih baik dibandingkan polarisasi HH. Nilai statistik tiap kelas penutupan lahan ditampilkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Nilai statistik tiap kelas penutupan lahan
Pada saluran 1 satu atau band HH, terlihat perbedaan nilai rata-rata yang kontras antara objek yang bervegetasi dan tidak bervegetasi. Nilai rata-rata DN kelas
penutupan badan air sebesar 26,27. Selanjutnya nilai rata-rata DN kelas penutupan lahan berupa sawah sebesar 170,78. Sementara itu nilai rata-rata DN kelas
penutupan semak yaitu 115,88. Sedangkan nilai rata-rata DN kelas penutupan berupa lahan terbuka sebesar 51,04. Besarnya nilai rata-rata DN penutupan lahan berupa
perkebunan adalah 120,85. Nilai DN kelas penutupan lahan berupa hutan ditunjukan dengan nilai rata-rata yang mencapai 128,288.
Pada saluran 2 dua atau band HV, nilai rata-rata DN setiap kelas penutupan lahan semakin meningkat berbanding lurus dengan kerapatan vegetasi yang menutupi
objek yang di indera. Nilai rata-rata DN kelas penutupan badan air adalah 26,35.
Kelas Band Min
Max Mean
Std dev
Covariance Band HH Band HV
Badan air HH 1
18 40
26,27 5,677
32,228 6,092
HV 2 22
30 26,35
1,573 6,092
2,475 Sawah
HH 1 86
255 170,78
38,639 1492,939
-45,577 HV 2
42 133
74,52 15,366
-45,577 236,103 Semak
HH 1 96
148 120,85
10,833 117,347 114,602
HV 2 71
130 104,98
12,403 114,602 153,846
Lahan terbuka HH 1 21
122 51,04
20,422 417,059 295,183
HV 2 22
110 41,09
15,196 295,183 230,931
Perkebunan HH 1
91 138
115,88 8,955
80,196 52,013
HV 2 106
152 127,68
8,915 52,013
79,481 Hutan
HH 1 76
205 121,25
27 729,02 824,959
HV 2 93
255 146,82
31,509 824,959 992,828
Nilai DN kelas penutupan lahan terbuka mempunyai nilai rata-rata sebesar 41,09. Selanjutnya nilai DN kelas penutupan lahan sawah ditunjukan dengan nilai rata-rata
yang mencapai 74,52. Sedangkan nilai DN kelas penutupan lahan semak ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 127,68. Nilai rata-rata DN kelas penutupan lahan
berupa perkebunan adalah 104,98. Sementara itu nilai rata-rata DN kelas penutupan lahan berupa hutan adalah 153,705.
Pada saluran HH dan HV, permukaan yang halus pada badan air dan lahan terbuka menyebabkan terjadinya pantulan cermin dimana arah backscatter akan
dipantulkan menjauhi sensor sehingga objek yang direkam tampak gelap. Sedangkan pada penutupan lahan berupa vegetasi sawah, semak, perkebunan dan hutan yang
memiliki permukaan yang kasar berlaku pantulan baur. Rona yang dihasilkan dari obyek yang mempunyai permukaan yang kasar ini memiliki beberapa tingkat
kecerahan tergantung besarnya tenaga pantulan yang kembali kearah sensor.
Gambar 18. Grafik nilai rata-rata DN setiap kelas penutupan lahan pada citra ALOS PALSAR
Berdasarkan grafik pada Gambar 18, secara visual dapat diketahui bahwa kelas-kelas penutupan lahan tersebut memiliki nilai rata-rata DN yang tersebar.
Sehingga setiap kelas penutupan lahan tersebut dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Walaupun demikian masih terdapat beberapa kelas penutupan lahan yang
cenderung mengelompok seperti kelas penutupan lahan semak dengan perkebunan. Hal tersebut dikarenakan nilai rata-rata DN kelas penutupan lahan tersebut tidak
memiliki perbedaan yang cukup besar sehingga menyebabkan rendahnya nilai keterpisahan antara kelas-kelas tersebut.
C. Analisis Separabilitas