II. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni ~ Agustus 2008 dengan daerah penelitian Pulau Kalimantan yang secara geografis terletak pada 4
LU ~ 4 LS
dan 109 ~ 119
BT. Kegiatan pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
B. Data, Software dan Hardware
Data yang digunakan selama penelitian terdiri dari : 1.
Citra Satelit ALOS PALSAR Resolusi 200 m x 200 m tahun 2007 ALOS Advance Land Observing Satellite yaitu satelit milik Jepang
yang merupakan satelit generasi lanjutan dari JERS-1 dan ADEOS yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju. ALOS dilengkapi dengan tiga
instrumen penginderaan jauh : yaitu Panchromatik Remote-sensing Instrument Stereo Mapping
PRISM, Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2
AVNIR-2 dan Phased-Array type L-band Synthetic Aperture Radar PALSAR. Dalam melakukan operasinya, walaupun periode kunjungan ulang
re-visited period dari satelit ALOS adalah 46 hari, namun ALOS mampu melakukan observasi pada tempat-tempat di dunia dalam 2 hari untuk
kepentingan pemantauan bencana alam atau kondisi-kondisi darurat. Pada Tabel 1 disajikan karakteristik mengenai citra ALOS.
Tabel 1. Karakteristik Citra ALOS
Data Keterangan
Tanggal Peluncuran 24 Januari 2006
Alat Peluncuran Roket H-IIA
Tempat Peluncuran Pusat Ruang Angkasa Tanagashima
Berat Satelit 4000 Kg
Power 7000 W
Waktu Operasional 3 sampai 5 Tahun
Orbit Sun-Synchronous Sub-Recurrent
Repeat Cycle: 46 days Sub Cycle: 2 days Tinggi Lintasan 691,65 Km diatas Equator
Inklinasi 98,16
Akurasi Ketinggian 2.0 x 10
-4 0
dengan GCP Akurasi posisi
1 m off-line Kecepatan
Perekaman 240Mbps via Data Relay Technology
Satellite 120Mbps Transmisi Langsung
Onboard Data Recorder
Solid-state data recorder 90Gbytes
Sumber : NASDA, 2006
Untuk dapat bekerja dengan ketiga instrumen diatas, ALOS dilengkapi dengan dua teknologi yang lebih maju : pertama teknologi yang mampu
mengerjakan data dalam kapasitas yang sangat besar dengan kecepatan tinggi, dan selanjutnya kapasitas untuk menentukan posisi satelit dan ketinggian yang
lebih tepat.
Gambar 1. Satelit ALOS 4
Spesifikasi Instrumen Satelit ALOS Panchromatik Remote-sensing Instrument Stereo Mapping PRISM
Panchromatik Remote-sensing Instrument Stereo Mapping PRISM
adalah instrumen penginderaan jauh pada satelit ALOS dengan sensor pankromatik dengan resolusi spasial 2,5 m. Dalam melakukan operasinya,
sensor ini memiliki tiga sistem optis yang memungkinkan data dapat direkam pada saat yang bersamaan, yaitu melalui mode observasi dari arah nadir,
depan forward dan belakang backward. Dengan kemampuan seperti ini, dimungkinkan untuk membangun data 3-D three dimensional terrain data
dengan tingkay akurasi yang tinggi. Teleskop observasi pada arah nadir di sensor PRISM ini memberikan lebar sapuan 70 km, sementara teleskop
observasi arah depan dan belakang triplet mode memberikan masing-masing lebar sapuan 35 km.
Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 AVNIR-2
Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 AVNIR-2
merupakan instrumen pada satelit ALOS yang dilengkapi kanal multispektral untuk pengamatan permukaan daratan dan wilayah pesisir dengan resolusi
spasial lebih baik dari AVNIR-ADEOS. Sensor AVNIR-2 dilengkapi dengan kemampuan khusus yang memungkinkan satelit dapat melakukan observasi
tidak hanya pada arah tegak lurus lintasan satelit, tetapi juga mode operasi dengan sudut operasi pointing angle hingga sebesar ± 44
. kemampuan ini diharapkan dapat membantu dalam pemantauan kondisi suatu area yang
diinginkan.
Phased-Array type L-band Synthetic Aperture Radar PALSAR
Phased-Array type L-band Synthetic Aperture Radar PALSAR yang
dipasang pada satelit ALOS, merupakan pengembangan lebih lanjut dari sensor SAR yang dibawa oleh satelit pendahulunya, JERS-1. sensor ini
merupakan sensor gelombang mikro aktif yang dapat melakukan observasi siang dan malam tanpa terpengaruh pada kondisi cuaca. Melalui salah satu
mode observasinya, yaitu ScanSAR, sensor ini memungkinkan dapat melakukan pengamatan permukaan bumi dengan cakupan area yang cukup
luas, yaitu 250 hingga 350 km.
SAR Synthetic Aperture Radar merupakan salah satu dari tipe SLAR Side Looking Airbone Radar yang menggunakan antena 1-2 meter, tetapi
mampu mengubah ukuran jangkauannya menjadi lebih besar sampai 600 meter namun dengan pasokan energi yang lebih besar.
ScanSAR mempunyai kemudi berkas cahaya yang dapat diatur pada elevasi ketinggian dan didesain untuk memperoleh cakupansapuan yang
lebih lebar daripada SAR konvensional. Citra disintetis dengan melarik incidence angle
dan secara berurutan membuat citra untuk posisi sorotan yang berbeda. Masing-masing sorotan membentuk daerah sub-sapuan sub-swat.
Prinsip ScanSAR adalah berpatungan dalam waktu radar antara dua atau lebih sub-sapuan yang terpisah, sehingga diperoleh liputan citra yang penuh. Proses
identifikasi obyek dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Prinsip geometri dari PALSAR
Kekasaran permukaan adalah fungsi variasi relief permukaan bumi yang secara kuat mempengaruhi hamburan balik radar Lillesand dan Kiefer, 1990.
Kekasaran permukaan menyebabkan perbedaan pantulan pulsa radar. Perbedaan pantulan radar dapat digolongkan berdasarkan tiga jenis permukaan obyek yaitu
pantulan baur pantulan ke segala arah menyebabkan rona cerah, pada permukaan kasar seperti daerah berbatu, vegetasi atau hutan yang heterogen dan air. Pantulan
cermin arah pantulan berlawanan dengan arah datangnya sinar menyebabkan rona gelap pada permukaan obyek yang halus, seperti permukaan air tenang dan
permukaan tanah yang diratakan atau dikeraskan. Pantulan sudut pantulan kembali kearah sensor menyebabkan rona sangat cerah dan melebar pada obyek
yang bersudut siku-siku seperti lereng terjal atau cliff Purwadhi, 2001.
Gambar 3. Bentuk pantulan pada berbagai macam permukaan objek Lillesand dan Kiefer, 1993
Gambar 4. Peta citra ALOS PALSAR Pulau Kalimantan 2.
Data Spasial Dijital a.
Peta Penutupan Lahan P. Kalimantan tahun 2003 Skala 1 : 250.000 b.
Peta Wilayah Administrasi P. Kalimantan tahun 2003 Skala 1 : 1000.000 c.
Peta Fungsi Hutan P. Kalimantan tahun 2003 Skala 1 : 250.000 d.
Peta Dasar Tematik Kehutanan tahun 2003 Skala 1 : 1000.000
Gambar 5. Peta Penutupan Lahan Pulau Kalimantan 9
Gambar 6. Peta Wilayah Administrasi Pemerintahan Pulau Kalimantan 10
Gambar 7. Peta Fungsi Hutan Pulau Kalimantan 11
Gambar 8. Peta Dasar Tematik Kehutanan Pulau Kalimantan
Software dan Hardware
Perangkat keras hardware yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer pribadi personal computer dengan perangkat lunaknya
software yang terdiri dari Arcview 3.2 dan Erdas Imagine Ver 9.1.
C. Metode Pengolahan Data