Iklim KONDISI UMUM PULAU KALIMANTAN

utamanya melintasi bagian tengah pulau seperti trisula terbalik dari utara ke selatan dengan tiga mata tombak bercabang di bagian selatan. Puncak tertinggi terdapat di Malaysia yaitu Gunung Kinabalu dengan ketinggian 4.101 mdpl. Gunung tertinggi di Kalimantan adalah Gunung Raya yang tingginya 2.778 mdpl. Kebanyakan dataran rendah mengalami drainase yang buruk dan berawa yang sulit dilalui dengan transportasi darat. sehingga sungai menjadi sarana transportasi yang pokok didaerah pedalaman. Di Kalimantan juga banyak terdapat sungai dari daerah pedalaman sampai kepantai, diantaranya adalah sungai Kapuas 1.143 km, sungai Barito 900 km dan sungai Mahakam 775 m yang termasuk terbesar di Indonesia. Sungai Kapuas mengalir dari kaki gunung Cemaru ke barat, mengaliri sebagian besar Kalimantan Barat. Sungai Barito yang besar mata airnya berasal dari pegunungan Muller dan mengalir ke selatan dan bertemu dengan Sungai Negara yang berasal dari Pegunungan Meratus bermuara dekat Banjarmasin. Disepanjang garis pantai ditumbuhi hutan rawa hingga hutan mangrove. Beberapa sungai besar mempunyai sistem pengeluaran outlet berupa danau Djatmiko, 2006.

C. Iklim

Pulau Kalimantan terletak di garis Equator dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif konstan sepanjang tahun antara 25 ~ 35 C di dataran rendah. Dataran rendah di sepanjang equator mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulannya. Pulau Kalimantan yang terletak di daerah basah sepanjang tahun memiliki sedikitnya bulan basah dengan curah hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut November~April pada umumnya lebih basah dari pada angin musim tenggara, tetapi beberapa daerah pesisir menunjukkan pola curah hujan bimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi lima zona agroklimat. Sebagian besar daerah perbukitan yang tinggi menerima curah hujan 2.000 ~ 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar wilayah Kalimantan masuk ke dalam kawasan yang paling basah. Tidak seperti Sumatera, di Kalimantan tidak ada gunung-gunung di daerah pesisir yang mempengaruhi curah hujan, walaupun beberapa gunung yang pendek mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di Kalimantan bagian Timur. Kalimantan bagian tengah dan Barat adalah kawasan yang paling basah, sementara bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering. Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah merupakan kawasan yang paling basah. Angin musim Barat laut di Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung sampai bulan Mei. Curah hujan sangat tinggi terutama pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April. Pada bulan Juni-Agustus iklim relatif lebih kering, akan tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan tahunan di Putussibau Kapuas Hulu mencapai lebih dari 4000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Dengan wilayah panas sepanjang tahun dan daerah lembab. Angin musim barat laut mencapai Kalimantan Barat pada bulan Agustus~September dan musim hujan berlangsung sampai bulan Mei. Curah hujan sangat tinggi terutama terjadi pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April. Dari bulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih kering tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan di Putusibau lebih dari 4.000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Di Kalimantan Tengah dan Selatan, curah hujan umumnya bertambah tinggi ke arah utara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim tenggara jauh lebih besar daripada di Kalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari bulan Juli sampai September terutama di daerah-daerah bayang-bayang hujan di bagian barat Pegunungan Meratus, misalnya di Martapura. Namun musim kemarau disini masih tidak sekering di Jawa dan Nusa Tenggara. Daerah-daerah pesisir di Kalimantan Timur dan bagian timur Sanah jauh lebih kering daripada bagian-bagian lainnya di Kalimantan. Pengaruh angin musim barat laut jauh lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh di pegunungan tengah. Bahkan selama musim penghujan, curah hujan relatif rendah dan sering kurang dari 200 mmbulan, terutama di daerah Semenanjung Sankulirang. Tidak ada musim kemarau yang khusus karena angin musim tenggara melintasi laut terbuka sehingga juga membawa hujan ke daerah lain Djatmiko, 2006.

D. Tipe Hutan