Hasil wawancara direkam dalam tape recorder untuk kemudian direview kembali dan diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara. Transkripsi
hasil wawancara diberi topik pembicaraan sehingga memudahkan untuk melakukan penggolongan klasifikasi pada saat analisa.
Bahasa yang digunakan dalam wawancara adalah bahasa Indonesia karena semua informan dapat berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Catatan-catatan
lapangan field note yang diperoleh pada awal, saat dan setelah kunjungan ke lapangan terus dikembangkan. Catatan ini diperoleh berdasarkan hasil observasi di
lapangan baik yang dicatat dalam buku harian maupun yang direkam dalam kamera foto. Observasi dilakukan mulai saat pembukaan diskusi sampai selesai diskusi di
Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Observasi penting artinya dalam upaya saling melengkapi data atau informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Disamping sebagai proses cek dan ricek, observasi juga dimaksudkan sebagai pemenuhan kebutuhan dan kelengkapan
informasi serta keterlibatan langsung peneliti di lapangan.
3.4.1 Transkripsi Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam kemudian direview kembali untuk diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara. Format
transkripsi sebagai berikut: Identifikasi
: No. Informan, umur, pendidikan, lama kerja, suku, agama, alamat
Topik wawancara : Cerita berdasarkan pedoman wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah yang difokuskan pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini termasuk hal-hal yang diketahui oleh si informan dalam hubungannya dengan menurunnya
akseptor KB aktif. Informan diberikan keleluasan untuk menceritakan apa yang diketahuinya mulai dari A sampai
Z, tetapi tetap mengikuti fokus penelitian.
3.4.2 Definisi Operasional
1. Akseptor KB aktif adalah akseptor pada saat ini yang menggunakan
salah satu alat kontrasepsi. 2.
Pendekatan tokoh formal dan informal adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan petugas KB secara formal Lurah, Ka. KUA
maupun tokoh Informal TOMA, TOGA dan Tokoh Adat dalam rangka meningkatkan akseptor KB di Badan PP dan KB Kabupaten
Padang Lawas dengan kategori ada pendekatan dengan tidak ada pendekatan yang ditanyakan dalam wawancara.
3. Pembentukan dan penegasan kesepakatan oleh PLKB dalam
memantapkan tokoh formal dan informal agar berperan aktif sesuai dengan perannya masing-masing yang ditanyakan dalam wawancara.
4. Melakukan KIE dan mengerakkan TOGA dan TOMA yakni melakukan
Konseling, Informasi dan Edukasi yang melibatkan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yang menjelaskan tentang pengertian KB serta
kegunaan alatobat KB langsung kepada masyarakat pada saat kegiatan peribadatan seperti mesjid dan gereja yang ditanyakan dalam
wawancara.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyiapan kader dan penumbuhan IMP yaitu pembentukan kader-kader
atau pembantu bidan petugas KB di lapangan yang disebut dengan PPKBD dimana petugas KB, memberikan KIE dan konseling kepada
kader yang kemudian akan disampaikan kepada masyarakat yang ditanyakan dalam wawancara.
6. Mengkoordinir penyelenggara pelayanan Keluarga Berencana yaitu
suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh bidan petugas KB dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan yang ditanyakan dalam wawancara. 7.
Melakukan pencatatan dan pelaporan yaitu kegiatan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan program baik masukan maupun hasil kegiatan
yang telah dilakukan dan dituangkan dalam bentuk laporan yang menggunakan formulir baku yang sudah ada yang ditanyakan dalam
wawancara.
3.5 Instrumen