Faktor-faktor yang dapat menurunkan akseptor KB aktif

cuman entah beberapa desa lah yang [saya] lakukan, yang lainnya kan enggak..... Benar bahwa di dalam kegiatan mereka, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama dilibatkan, tetapi semuanya hanya terbatas pada pertemuan biasa, tanpa ada upaya penggerakan. Upaya pelatihan pada kader misalnya menjadi BKB dan BKR tidak bisa maksimal dikerjakan karena pelatihan yang ada tidak bisa dikerjakan secara maksimal karena ketiadaan biaya. Demikian juga dengan upaya penumbuhan institusi masyarakat pedesaan IMP tidak berjalan sama sekali. Padahal dengan adanya IMP, seharusnya kegiatan masyarakat akan berjalan dengan lebih baik karena berasal dari mereka. Sayangnya, PLKB tidak bisa menggerakkan ini karena lagi-lagi terkendala dalam masalah teknis yaitu dana. Sebagaimana disampaikan salah seorang diantaranya: ...Oh..kalau pelatihannya enggak ada cuma waktu kunjungan kita ke desa kita bina, kunjungan ke desa lain lagi kita bina, dan setiap desa ada kader, kalau dikumpul- kumpul menyangkut uang pula itu bu... Dengan demikian, hampir dapat dipastikan sebenarnya bahwa upaya peningkatan akseptor KB di Kabupaten Padang Lawas terkendala dukungan. Program KB tidak mendapatkan dukungan dana yang memadai untuk menggerakkan program KB sehingga bisa berjalan sesuai dengan tujuannya. Memang program reguler seolah berjalan, padahal tidak menyentuh sama sekali hal yang utama yaitu bagaimana memandirikan masyarakat dan membuat program KB bisa berjalan dengan baik.

4.5 Faktor-faktor yang dapat menurunkan akseptor KB aktif

Di wilayah penelitian, penurunan akseptor KB kebanyakan terjadi karena Universitas Sumatera Utara beberapa faktor. Dilihat dari sudut pandang masyarakat, sebagaimana disampaikan dalam DKT diatas, keinginan menjadi akseptor KB bisa terhenti karena beberapa hal, diantaranya: 1. Ibu yang ingin punya anak lagi. Sebagian Pasangan Usia Subur mengatakan bahwa mereka tidak ingin ber-KB lagi oleh karena mereka ingin punya anak lagi. Mereka sebelumnya adalah akseptor KB dan telah menggunakan alat KB beberapa waktu lamanya. Pertimbangan utama di dalam keinginan untuk memiliki anak tersebut adalah mengingat usia ibu informan yang sudah mencapai usia paruh baya 40 tahun. Sementara, sebagaimana juga diungkapkan oleh mereka, para ibu tersebut kebanyakan baru memiliki anak I orang. Dorongan untuk memiliki anak lebih dari satu tersebut umumnya datang dari suami bersama-sama dengan istri. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu informan: ...yang pertama, dari faktor umur saya dek, usia ya dek, karena usia saya sudah 42 tahun, yang kedua saya menginginkan anak lagi... 2. Menopause Berhentinya akseptor KB dari keikutsertaan menggunakan alat KB juga dipengaruhi salah satunya adalah faktor menopause. Informan mengungkapkan bahwa tidak ada lagi gunanya menggunakan alat KB jika mereka sudah tidak produktif. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu informan: ...Terkadang kan dek ada yang ingin punya anak lagi, baru yang menopauselah, yang tidak diizinkan suamilah, yaa gitu gitulah dek... Universitas Sumatera Utara 3. Persepsi mengenai alat KB. Istilah banyak anak, banyak rejeki ternyata masih ditemukan di lokasi penelitian. Informan mengungkapkan bahwa mereka tidak diijinkan oleh suaminya karena pandangan tersebut tadi. Menariknya lagi, masih ada masyarakat yang tidak menggunakan alat KB ternyata berpendapat bahwa penggunaan alat KB haram. Informan PLKB menyebutkan bahwa masih ada pandangan masyarakat salah satunya dari mamak-mamak yang sudah naik haji bahwa alat KB adalah setan dan karena itu haram digunakan. Di banyak populasi, persepsi mengenai hal ini memang membuat program KB sedikit terhambat. Pendapat ini membuat banyak masyarakat kemudian berhenti ber-KB. Sebagaimana disampaikan oleh seorang informan diantaranya menurut pandangan masyarakat: ...ala...KB itu apa itu, setan itu, haram itu... 4. Status janda. Wawancara kepada PLKB mengungkapkan bahwa status pernikahan seseorang juga mendorong berhentinya mereka dari status akseptor KB. Seorang yang janda dan kemudian tidak memiliki suami lagi, tidak akan diperbolehkan menggunakan alat KB karena alat KB yang diberikan harus mendapatkan surat persetujuan suami. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu informan: ...Ada yang janda kan enggak mungkin ber KB dia bu, terus kami kan sekarang ada pakai surat persetujuan suami yaghhh kalau enggak ditandatangani suaminya yaa enggak maulah kami bu... 5. Faktor lain adalah kehamilan. Informan yang menggunakan alat KB juga bisa berhenti menggunakannya karena kehamilan. Sebagaimana terungkap dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini, penggunaan alat KB kemudian dihentikan jika tahu bagaimana informannya hamil. Karena ingin mempertahankan dan meneruskan kehamilan tersebut maka informan kemudian memilih untuk tidak lagi terus ber-KB. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu informan: “...Maunya dia pengen dia hamil terus punya anak lagi...”

4.6 Harapan-harapan dalam meningkatkan akseptor KB aktif

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur menjadi Akseptor KB di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 62 58

Perilaku Akseptor Kb Pria Terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP) Di Medan Labuhan Tahun 2009

0 26 87

Analisis Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana (Kb) Pada Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 15

Analisis Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana (Kb) Pada Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 1

Pengaruh Kredibilitas Komunikasi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Terhadap Peningkatan Akseptor Keluarga Berencana Di Kota Medan

0 0 12

Peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam Meningkatkan Akseptor KB Aktif di Wilayah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana - Peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam Meningkatkan Akseptor KB Aktif di Wilayah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 8

PERAN PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) DALAM MENINGKATKAN AKSEPTOR KB AKTIF DI WILAYAH KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012 SKRIPSI

0 1 11

Strategi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam Pelayanan Konseling KB pada Balai Penyuluhan KB di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 81

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PLKB ( Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana ) 1. Definisi - FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DALAM PELAYANAN SAFARI KB IMPLANT (Studi Pada Petugas Lapangan Keluarga Berencana (P

0 0 17