BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan secara mendalam dengan cara
menggali keterangan terus-menerus sedalam mungkin tentang apa yang menjadi pemikiran, perasaan dan keinginan yang mendasari timbulnya perilaku tertentu
Sandjaja, 2011.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Padang Lawas pada bulan Februari 2012.
3.3 Jumlah Informan
Penelitian ini mengumpulkan data dari informan utama yaitu PLKB. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 7 orang yang bertugas sebagai petugas lapangan
keluarga berencana PLKB yang menyebar di 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Lawas yang menjadi wilayah penelitian. Kecamatan yang dimaksud adalah
Kecamatan Barumun, Ulu Barumun, Lubuk Barumun, Barumun Tengah, Sosopan, Sosa, Batang Lubu Sutam, Hutaraja Tinggi, Huristak.
Untuk memenuhi prinsip triangulasi sumber data dengan tujuan untuk mengkonfirmasi data dari PLKB, maka dilakukan pengumpulan data terhadap 1
kelompok masyarakat terdiri dari Lurah, Tokoh Agama TOGA, Tokoh Masyarakat TOMA, Tokoh Adat, Kader sebanyak 1 orang, serta akseptor KB aktif, calon
akseptor KB dan yang tidak menggunakan KB yang terdiri dari 8 orang, dan 1
Universitas Sumatera Utara
kelompok pelaksana KB petugas KB lain yaitu Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB, Kepala Seksi Urusan KB sebanyak 2 orang. Pada saat
pengumpulan data dilakukan pada kelompok ini pelaksana KB petugas KB, maka PLKB yang lainnya pun turut menjadi bagian FGD dengan fokus pada pertanyaan
mengenai kinerja.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data peran PLKB dalam meningkatkan akseptor KB aktif dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan berhadapan langsung dengan sumber
datanya. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan
diskusi kelompok terarah Focus Group Discussion. Wawancara mendalam dilakukan langsung dengan menggunakan metode tatap muka. Wawancara mendalam
dengan para informan tidak dapat diwakilkan karena menyangkut kualitas informasi yang dibutuhkan. Apabila informasi yang dibutuhkan dirasa belum mencukupi, maka
dilakukan wawancara ulang dengan langsung mengunjungi kembali informan yang bersangkutan. Sebagaimana dijelaskan di atas, wawancara mendalam ditujukan pada
informan PLKB. Sementara FGD dilakukan terhadap 7 Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB dan petugas KB, serta informan masyarakat.
Agar informasi yang dibutuhkan benar-benar sesuai dengan keperluan penelitian, diupayakan agar pada saat wawancara dengan informan tidak dilibatkan
orang ketiga seperti petugas kesehatan, aparat pemerintah maupun tokoh masyarakat lainnya. Dengan demikian informan lebih leluasa memberikan atau menceritakan
segala hal mengenai peristiwa menurunnya akseptor KB aktif tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara direkam dalam tape recorder untuk kemudian direview kembali dan diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara. Transkripsi
hasil wawancara diberi topik pembicaraan sehingga memudahkan untuk melakukan penggolongan klasifikasi pada saat analisa.
Bahasa yang digunakan dalam wawancara adalah bahasa Indonesia karena semua informan dapat berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Catatan-catatan
lapangan field note yang diperoleh pada awal, saat dan setelah kunjungan ke lapangan terus dikembangkan. Catatan ini diperoleh berdasarkan hasil observasi di
lapangan baik yang dicatat dalam buku harian maupun yang direkam dalam kamera foto. Observasi dilakukan mulai saat pembukaan diskusi sampai selesai diskusi di
Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Observasi penting artinya dalam upaya saling melengkapi data atau informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Disamping sebagai proses cek dan ricek, observasi juga dimaksudkan sebagai pemenuhan kebutuhan dan kelengkapan
informasi serta keterlibatan langsung peneliti di lapangan.
3.4.1 Transkripsi Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam kemudian direview kembali untuk diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara. Format
transkripsi sebagai berikut: Identifikasi
: No. Informan, umur, pendidikan, lama kerja, suku, agama, alamat
Topik wawancara : Cerita berdasarkan pedoman wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah yang difokuskan pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini termasuk hal-hal yang diketahui oleh si informan dalam hubungannya dengan menurunnya
akseptor KB aktif. Informan diberikan keleluasan untuk menceritakan apa yang diketahuinya mulai dari A sampai
Z, tetapi tetap mengikuti fokus penelitian.
3.4.2 Definisi Operasional
1. Akseptor KB aktif adalah akseptor pada saat ini yang menggunakan
salah satu alat kontrasepsi. 2.
Pendekatan tokoh formal dan informal adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan petugas KB secara formal Lurah, Ka. KUA
maupun tokoh Informal TOMA, TOGA dan Tokoh Adat dalam rangka meningkatkan akseptor KB di Badan PP dan KB Kabupaten
Padang Lawas dengan kategori ada pendekatan dengan tidak ada pendekatan yang ditanyakan dalam wawancara.
3. Pembentukan dan penegasan kesepakatan oleh PLKB dalam
memantapkan tokoh formal dan informal agar berperan aktif sesuai dengan perannya masing-masing yang ditanyakan dalam wawancara.
4. Melakukan KIE dan mengerakkan TOGA dan TOMA yakni melakukan
Konseling, Informasi dan Edukasi yang melibatkan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yang menjelaskan tentang pengertian KB serta
kegunaan alatobat KB langsung kepada masyarakat pada saat kegiatan peribadatan seperti mesjid dan gereja yang ditanyakan dalam
wawancara.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyiapan kader dan penumbuhan IMP yaitu pembentukan kader-kader
atau pembantu bidan petugas KB di lapangan yang disebut dengan PPKBD dimana petugas KB, memberikan KIE dan konseling kepada
kader yang kemudian akan disampaikan kepada masyarakat yang ditanyakan dalam wawancara.
6. Mengkoordinir penyelenggara pelayanan Keluarga Berencana yaitu
suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh bidan petugas KB dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan yang ditanyakan dalam wawancara. 7.
Melakukan pencatatan dan pelaporan yaitu kegiatan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan program baik masukan maupun hasil kegiatan
yang telah dilakukan dan dituangkan dalam bentuk laporan yang menggunakan formulir baku yang sudah ada yang ditanyakan dalam
wawancara.
3.5 Instrumen
Alat untuk pengumpulan data adalah pedoman untuk wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Pedoman ini bersifat panduan sehingga dapat
dimodifikasi selama proses wawancara berlangsung.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dari lapangan diterjemahkan dalam bentuk transkripsi hasil wawancara seperti yang telah diurai di atas. Setiap hasil transkripsi
maupun ringkasan hasil dimasukkan dalam file tertentu baik dalam komputer maupun
Universitas Sumatera Utara
hasil cetak komputer dengan diberikan nama sesuai dengan informannya. Proses transkripsi dilakukan secara manual.
3.6.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Peneliti melakukan analisis isi untuk setiap pendapat informan sesuai dengan
pedoman wawancara. Sebagai tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan cara sebagai berikut Emzir, 2011 :
1. Verifikasi transkripsi
Melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala fenomena atau pengalamanan dari informan yang diperoleh dari lapangan.
2. Analisis tematik
Mencari topik di antara masing-masing informan dan hubungannya dengan keseluruhan informan penelitian, yang selanjutnya dinyatakan ke dalam
tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian sebagaimana tercantum dalam tujuan khusus penelitian ini. Metode ini dilakukan dengan
membaca transkrip secara berulang-ulang dan membanding-bandingkan antar informan untuk melihat kesesuaiannya.
3. Pembuatan text dan atau matriks.
Text dan matriks ini berisi pengamatan, penjelasan data serta memuat ide- ide peneliti atas data yang diperoleh.
Analisis data kemudian dilanjutkan dengan melakukan konfirmasi dan konfrontasi data yang diperoleh. Konfirmasi adalah dengan mencuplik transkipsi
yang relevan dengan suatu pernyataan, sementara konfrontasi adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan perbedaan-perbedaan antar sumber data sehingga kontras akan terlihat dengan jelas dan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Padang Lawas terbentuk pada tahun 2007, merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini
memiliki wilayah seluas 4.229,99 Km
2
. Secara geografis Kabupaten Padang Lawas mempunyai 4 batas wilayah yaitu:
− Sebelah Utara berbatasan dengan :
Kabupaten Padang Lawas Utara −
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera
Barat −
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau
− Sebelah Barat berbatasan dengan :
Kecamatan Gunung Malintang Kabupaten Mandailing Natal.
4.1.2 Demografis
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas tahun 2010 sebanyak 192.463 jiwa. Kabupaten Padang Lawas mempunyai sarana kesehatan 11 puskesmas, 33
puskesmas pembantu, 10 puskesmas keliling, 3 Bidan Praktek Swasta, 335 Posyandu.
4.2 Karakteristik Informan
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 7 orang yang bertugas sebagai Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB yang menyebar di 9 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Padang Lawas yang menjadi wilayah penelitian. Ke 7 informan diperoleh karakteristik informan yaitu terdiri dari 3 informan yang berusia 30
tahun, 4 informan berusia 30. 7 informan ini mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi yaitu Diploma III sebanyak 3 orang, SMA sederajat
sebanyak 4 orang, 1 informan laki-laki 6 informan perempuan, Lama kerja informan yang 22 tahun sebanyak 3 informan, yang 7 tahun dan 3 tahun masing-masing
sebanyak 2 informan. Ke 7 informan memiliki suku yang sama yaitu suku Batak dan bertempat tinggal di sekitar Kabupaten Padang Lawas. Sedangkan karakteristik
informan dari 1 kelompok masyarakat yang berjumlah 8 orang informan yaitu Lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, kader yang bertempat tinggal di
Kabupaten Padang Lawas dan merupakan penduduk asli daerah tersebut. Selain itu, sebagai akseptor yang menggunakan KB yaitu ibu rumah tangga dimana salah
satu diantara mereka ada yang mempunyai anak 6 dengan lama menikah 15 tahun, ada juga calon akseptor yang sudah mempunyai anak 3 orang dengan lama menikah
Universitas Sumatera Utara
6 tahun, sedangkan informan yang tidak menggunakan akseptor KB yang baru mempunyai anak 1 orang dengan lama menikah 3 tahun. Adapun kelompok
pelaksana KB yang berjumlah 2 orang informan yaitu Ibu Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dimana bertempat tinggal di daerah Kecamatan Sosa, serta
Kepala Seksi Urusan KB yang bertempat tinggal di daerah Kecamatan Hasahatan di daerah Kabupaten Padang Lawas.
4.3 Masalah-masalah yang dihadapi dalam meningkatkan akseptor KB aktif