Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

12 dasar dari metode surplus produksi ialah peningkatan populasi ikan diperoleh dari sejumlah ikan-ikan muda yang dihasilkan setiap tahun, sedangkan penurunan dari populasi tersebut merupakan akibat dari mortalitas, baik karena faktor alam predasi dan penyakit maupun mortalitas yang disebabkan eksploitasi oleh manusia Widodo Suadi 2006.

2.8. Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan

Bila penangkapan ikan lebih banyak dibandingkan kemampuan ikan memijah, maka wilayah laut tersebut akan miskin. Hal tersebut yang dikenal sebagai kondisi tangkap lebih overfishing. Sehubungan dengan hal tersebut maka terdapat analisis Total Allowable Catch TACjumlah tangkapan yang diperbolehkan dan Maximum Sustainable Yield MSYtangkapan maksimum lestari Poernomo 2009. Departemen Kelautan dan Perikanan DKP telah mengeluarkan daftar potensi sumberdaya ikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Potensi sumberdaya ikan di perairan Indonesia sebesar 6,26 juta ton per tahun. Potensi tersebut terdiri dari 4,4 juta ton per tahun yang berasal dari perairan teritorial serta 1,86 juta ton per tahun dari perairan ZEEI. Akan tetapi manajemen perikanan menganut azas kehati- hatian precautionary approach, maka jumlah tangkapan yang diperbolehkan ditetapkan sebesar 80 dari tangkapan maksimum lestari Atmaji 2007.

2.9. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Menurut FAO 1997 in Widodo Suadi 2006, pengelolaan perikanan adalah proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturan-aturan main di bidang ikan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Pengelolaan sumberdaya perikanan saat ini menuntut perhatian penuh dikarenakan oleh semakin meningkatnya tekanan eksploitasi terhadap berbagai stok ikan Widodo Suadi 2006. Secara umum tujuan pengelolaan perikanan dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu biologi, ekologi, ekonomi dan sosial, dimana tujuan sosial mencakup tujuan politik dan budaya. Beberapa contoh yang termasuk dalam setiap kelompok tujuan tersebut antara lain menjaga spesies target berada pada tingkat yang diperlukan untuk menjamin produktivitas yang berkelanjutan, 13 meminimalkan berbagai dampak penangkapan atas lingkungan fisik dan non-target hasil tangkapan sampingan, memaksimumkan pendapatan bersih bagi nelayan yang terlibat dalam perikanan tujuan ekonomi dan memaksimumkan kesempatan kerja bagi yang hidup dari kegiatan perikanan tujuan sosial Widodo Suadi 2006. Menurut Boer Azis 2007 bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan bertujuan demi tercapainya kesejahteraan para nelayan, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, penghasil devisa serta mengetahui porsi optimum pemanfaatan oleh armada penangkapan ikan. Selain itu pengelola perikanan memiliki tugas untuk menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan berdasarkan tangkapan maksimum lestari. Pendekatan yang umum digunakan dalam studi pengelolaan sumberdaya perikanan adalah pendekatan struktural atau analitik yaitu pendekatan dengan cara menjelaskan sistem sumberdaya perikanan melalui komponen- komponen yang membentuk sistem tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah penambahan, pertumbuhan dan mortalitas. Pendekatan secara struktural cukup ideal saat ini dan juga termahal serta membutuhkan waktu yang cukup lama, dimana untuk dapat memahami setiap komponen diperlukan penelitian khusus yang beragam, mulai dari aspek biologi hingga aplikasi model-model kuantitatif sebagai alat bantu studi. Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan global yang menjelaskan sistem sumberdaya perikanan tanpa memperhatikan komponen yang membentuknya, melainkan berdasarkan data maupun informasi yang paling mudah dikumpulkan, seperti data tangkapan, upaya tangkap, produksi dan nilai produksi serta informasi lain yang diperoleh melalui sistem pelaporan kegiatan armada perikanan di pelabuhan, tempat pelelangan ikan atau tempat lain yang telah ditentukan Boer Aziz 2007.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Proses pengumpulan data primer dilakukan pada tanggal 25 Desember 2008 sampai 19 Februari 2009, dimana kondisi lingkungan Teluk Palabuhanratu saat penelitian berlangsung mewakili musim barat. Sedangkan proses pengumpulan data sekunder dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai April 2009. Berikut ini disajikan peta lokasi penangkapan ikan layur Lepturacanthus savala di Teluk Palabuhanratu pada Gambar 3. Gambar 3. Peta lokasi penangkapan ikan layur