26 pada selang kelas panjang 855-865 mm. Selanjutnya pada pengukuran ikan contoh
bulan Februari kisaran selang kelas panjang ikan contoh dimulai pada selang kelas 555-565 mm hingga 925-935 mm dengan modus pada beberapa selang kelas
panjang, yaitu 655-665 mm, 675-685 mm, 735-745 mm dan 745-755 mm. Berdasarkan Gambar 4 terlihat adanya pergeseran modus kelas panjang dari
bulan Desember hingga Februari. Pada bulan Desember modus kelas panjang berada pada selang kelas 775-785 mm, kemudian pada bulan Januari modus
bergeser ke arah kanan menjadi berada pada selang kelas 855-865 mm. Pergeseran modus kelas panjang ini mengindikasikan adanya pertumbuhan ikan layur. Namun
pada bulan Februari modus kelas panjang bergeser ke arah kiri yaitu pada selang kelas 655-665 mm, 675-685 mm, 735-745 mm dan 745- 755 mm. Hal tersebut
diduga disebabkan oleh rekrutmen ikan layur yang terjadi pada bulan Januari sehingga masuk individu baru serta membentuk kelompok ukuran baru pada bulan
Februari.
4.4. Pertumbuhan Populasi
Hasil analisis pemisahan kelompok ukuran ikan layur Lepturacanthus savala menggunakan metode Bhattacharya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kelompok ukuran ikan layur Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa pemisahan kelompok ukuran panjang
ikan contoh yang diamati menghasilkan tiga kelompok ukuran panjang. Pada
5 10
15 20
25 30
35 40
45
555 -565
575 -585
595 -605
615 -625
635 -645
655 -665
675 -685
695 -705
715 -725
735 -745
755 -765
775 -785
795 -805
815 -825
835 -845
855 -865
875 -885
895 -905
915 -925
F re
k u
en si
Selang Kelas Panjang mm
27 kelompok ukuran pertama mulai dari selang kelas panjang 555-565 mm hingga 765-
775 mm ditandai dengan garis berwarna merah. Selanjutnya kelompok ukuran kedua dimulai dari selang kelas panjang 675-685 mm hingga 795-805 mm dengan garis
berwarna hijau dan kelompok ukuran ketiga dari selang kelas panjang 775-785 mm hingga 915-925 mm ditandai garis berwarna ungu. Namun perlu diperhatikan
bahwa kelompok ukuran ketiga ini tidak menunjukkan sebaran normal dengan jelas. Hal tersebut disebabkan waktu penelitian terbatas dan jumlah ikan contoh yang
diamati sedikit karena rendahnya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan saat penelitian berlangsung. Walaupun demikian kelompok ukuran ketiga ini tetap
dipandang sebagai kelompok ukuran tersendiri. Hasil analisis masing-masing kelompok ukuran ikan layur terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis kelompok ukuran ikan layur
Hasil analisis pemisahan kelompok ukuran ikan layur menunjukkan bahwa jumlah total ikan secara teoritis yang diamati yaitu 361 ekor. Jumlah ini lebih besar
dibandingkan jumlah ikan yang diobservasi. Perbedaan nilai teoritis dan nilai observasi dikarenakan adanya pengacakan. Walaupun ikan layur yang diobservasi
merupakan contoh acak sempurna tetapi akan mengalami fluktuasi seputar distribusi yang sesungguhnya distribusi dari populasi Sparre Venema 1999.
Selain itu metode Bhattacharya juga menganalisis indeks separasi I. Menurut Hasselblad 1969, McNew Summerflat 1978 dan Clark 1981 in
Sparre Venema 1999 jika nilai I2 maka pemisahan kelompok ukuran tidak mungkin dilakukan karena terjadi tumpang tindih yang besar antar kelompok ukuran
ikan. Berdasarkan hasil pemisahan kelompok ukuran ikan layur pada Tabel 1 bahwa nilai indeks separasi antar kelompok ukuran yaitu 13,48 dan 13,87. Hal ini
menunjukkan bahwa pemisahan kelompok ukuran ikan layur dapat diterima dalam Kelompok Ukuran
Jumlah Populasi Indeks Separasi I
1 68.42
- 2
68,86 13,48
3 223,02
13,87
Total 360,30
-
28 metode Bhattacharya. Kemudian analisis parameter pertumbuhan dapat dilihat pada
Tabel 2. Tabel 2. Parameter pertumbuhan ikan layur
Nilai T. Palabuhanratu
T. Benggala K per tahun
0,56 0,8
L∞ mm 1348
1065 t
-0,62 -0,46
Persamaan pertumbuhan von Bertalanffy ikan layur di Teluk Palabuhanratu diperoleh Lt = 13481-e
[-0,56t+0,62]
. Berdasarkan persamaan tersebut didapat nilai koefisien pertumbuhan K sebesar 0,56 dan panjang maksimum ikan secara teoritis
L∞ sebesar 1348 mm. Hasil penelitian tersebut akan dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustafa et al. 2000 in Amin et al. 2006 mengenai
parameter pertumbuhan ikan layur Lepturacanthus savala di Teluk Benggala yang memiliki persamaan pertumbuhan Lt= 10651
–e
[ -0,8t + 0,46]
dengan nilai K per tahun sebesar 0,8 dan L∞ sebesar 1065 mm. Selanjutnya pada Gambar 6
ditampilkan kurva pertumbuhan ikan layur dengan memasukkan umur bulan dan panjang teoritis mm ikan sampai berumur 204 bulan atau 17 tahun.
Gambar 6. Kurva pertumbuhan ikan layur Nilai K memiliki korelasi yang
berbanding terbalik dengan nilai L∞, dimana semakin besar nilai K maka nilai L∞ akan semakin kecil dan sebaliknya. Hal
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
180 192
204
P an
jang m m
Umur bulan
L∞ = 1348 mm
29 tersebut mengindikasikan bahwa ikan layur yang terdapat di Teluk Palabuhanratu
memiliki ukuran lebih besar daripada yang tertangkap di Teluk Benggala. Hal ini sesuai dengan Lagler 1970 bahwa ikan dengan nilai K relatif besar umumnya
memliki panjang relatif pendek. Pada saat ikan berumur 204 bulan ± 17 tahun secara teoritis panjang
maksimum ikan adalah 1348 mm, sedangkan panjang maksimum ikan contoh yang diamati di TPI Palabuhanratu adalah 934 mm. Kurva di atas menunjukkan bahwa
laju pertumbuhan ikan selama rentang hidupnya tidak sama. Ikan muda memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang akan
mendekati L∞. Menurut Anderson Gutreuter 1983 in Busacker et al. 1990 bahwa walaupun
laju pertumbuhan relatif rendah, namun ikan tetap akan mengalami pertumbuhan panjang bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Peningkatan
ukuran panjang umumnya tetap berlangsung walaupun ikan mungkin dalam keadaan kekurangan makanan. Berdasarkan penelitian terhadap ikan layur yang dilakukan di
Teluk Benggala oleh Mustafa et al. 2000 in Amin et al. 2006 bahwa ikan layur dapat mencapai umur
15 tahun dengan nilai L∞ sebesar 1065 mm. Menurut Amir 2006 bahwa perbedaan parameter pertumbuhan ikan disebabkan oleh perbedaan
kelimpahan makanan, kondisi lingkungan perairan dan jumlah ikan contoh yang dianalisis.
4.5. Hubungan Panjang-Berat