16 kapal, nelayan atau anak buah kapal dan alat tangkap serta daerah penangkapan
ikan layur di Teluk Palabuhanratu. Proses pengumpulan data sekunder juga dilakukan saat penelitian dengan mengumpulkan data yang berasal dari arsip PPN
Palabuhanratu. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data kapal perikanan, alat tangkap yang digunakan nelayan layur, jumlah nelayan di Palabuhanratu serta
kondisi umum lingkungan Teluk Palabuhanratu.
3.3. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis data primer dan sekunder. Analisis data primer antara lain untuk menduga pertumbuhan,
mortalitas dan laju eksploitasi ikan layur. Analisis distibusi frekuensi panjang digunakan untuk melihat sebaran panjang ikan layur yang tertangkap di Teluk
Palabuhanratu. Metode Bhattacharya digunakan untuk mengidentifikasi kelompok ukuran ikan layur. Setelah itu metode Plot Ford Walford dipakai untuk menduga
pertumbuhan populasi dari persamaan von Bertalanffy melalui data yang telah dipisahkan berdasarkan kelompok ukuran ikan layur. Analisis pendugaan mortalitas
dan laju eksploitasi didapatkan dengan kurva tangkapan yang dilinierkan berdasarkan data komposisi panjang. Selanjutnya analisis hubungan panjang-berat
digunakan untuk menduga pola pertumbuhan ikan layur. Selain analisis data primer juga dilakukan analisis data sekunder melalui
metode surplus produksi, yaitu perbandingan antara model Schaefer dan Fox. Berdasarkan hasil analisis kedua model, kemudian dibandingkan nilai koefisien
determinasi yang lebih besar lalu ditentukan tangkapan maksimum lestari maupun upaya tangkap optimal dari model yang lebih mewakili. Selanjutnya analisis
penentuan jumlah tangkapan yang diperbolehkan diperoleh dari tangkapan maksimum lestari.
3.3.1. Distribusi frekuensi panjang
Data yang digunakan dalam penentuan distribusi frekuensi panjang ini adalah data panjang total dari ikan layur yang ditangkap di Teluk Palabuhanratu dan di
daratkan di TPI Palabuhanratu. Tahap untuk menganalisis data frekuensi panjang ikan yaitu :
a Menentukan jumlah selang kelas yang diperlukan
17 b
Menentukan lebar selang kelas c
Menentukan kelas frekuensi dan memasukkan frekuensi masing-masing kelas dengan memasukkan panjang masing-masing ikan contoh pada selang kelas
yang telah ditentukan Distribusi frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang
sama kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Dari grafik tersebut dapat terlihat pergeseran distribusi kelas panjang setiap bulannya. Pergeseran distribusi frekuensi
panjang menggambarkan jumlah kelompok umur kohort yang ada. Bila terjadi pergeseran modus distribusi frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kohort.
3.3.2. Metode Bhattacharya
Metode Bhattacharya merupakan metode pemisahan kelompok umur secara grafis. Metode ini pada dasarnya terdiri atas pemisahan sejumlah distribusi normal,
masing-masing mewakili suatu kohort ikan dari distribusi keseluruhan, dimulai dari bagian sebelah kiri dari distribusi total. Metode Bhattacharya digunakan untuk
pemisahan suatu distribusi komposit ke dalam distribusi-distribusi normal yang terpisah, bila sejumlah kelompok umur kohort ikan terdapat dalam ikan contoh
Sparre Venema 1999.
Kelompok ukuran ikan layur Lepturacanthus savala dapat dipisahkan
menggunakan metode Bhattacharya. Begitu distribusi normal yang pertama telah ditentukan, maka disingkirkan dari distribusi total dan prosedur yang sama diulangi
selama hal ini masih mungkin dilakukan untuk memisahkan distribusi-distribusi normal dari distribusi total. Keseluruhan proses dapat dibagi ke dalam lima tahapan
sebagai berikut Sparre Venema 1999: Langkah 1
: Tentukan suatu kemiringan yang tidak terkontaminasi bersih dari suatu distribusi normal pada sisi kiri dari distribusi total.
Langkah 2 : Tentukan distribusi normal dari kohort yang pertama dengan
menggunakan suatu transformasi ke dalam suatu garis lurus. Langkah 3
: Tentukan jumlah ikan per grup panjang yang menjadi bagian dari kohort pertama dan kemudian kurangkan mereka dari distribusi
total.
18 Langkah 4
: Ulangi proses ini untuk normal distribusi berikutnya dari kiri, sampai tidak lagi dapat diketemukan distribusi normal yang
bersih. Langkah 5
: Kaitkan nilai rata-rata panjang dari kohort-kohort yang ditentukan dalam langkah 1 sampai langkah 4 terhadap perbedaan umur
antara kohort-kohort tersebut.
3.3.3. Plot Ford Walford L∞, K dan t