penduduknya adalah penduduk asli. Kebanyakan dari penduduknya memiliki hubungan darah satu sama lainnya.
4.2 Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung merupakan sungai yang berada dalam Satuan Wilayah Sungai Ciliwung- Cisadane, dengan daerah tangkapan daerah aliran sungai
sepanjang lebih kurang 337 Km
2
. Daerah aliran Sungai Ciliwung dibagi menjadi tiga Munaf, 1992 yaitu:
a DAS Ciliwung bagian I yang dimulai dari hulu sampai ke stasiun pengamat Katulampa meliputi Kecamatan Kedunghalang, Cisarua dan Ciawi.
b DAS Ciliwung bagian II yang dimulai dari stasiun pengamat Katulampa hingga ke stasiun pengamat Ratujaya Depok meliputi Kecamatan Kedunghalang,
Kota Bogor, Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Depok. c DAS Ciliwung bagian III yang dimulai dari stasiun pengamat Ratujaya sampai
ke stasiun pengamat Rawajati Kalibata meliputi wilayah Kecamatan Depok, Kecamatan Cimanggis, dan Jakarta.
Penelitian ini difokuskan di daerah aliran Sungai Ciliwung bagian Katulampa. Bendungan Katulampa dibagi menjadi dua aliran, yaitu aliran yang
berfungsi untuk irigasi dan aliran Sungai Ciliwung yang mengalir ke Jakarta. Rata-rata debit air yang mengaliri bendungan Katulampa dari Januari hingga
Oktober 2010 adalah 18.028,5 liter per detik.
Gambar 2. Distribusi Debit Air Bendung Katulampa Januari-Oktober 2010
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
BAB V KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
5.1 Kelembagaan
Kelurahan Katulampa memiliki lembaga-lembaga yang berkembang di tengah masyarakat. Lembaga ini merupakan wadah bagi kelembagaan-
kelembagaan yang tidak disadari telah menjadi bagian dari masyarakat, mengatur dan memberi nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Horton dan Hunt 1999
menyatakan bahwa lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting, atau sekumpulan
kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada kegiatan pokok manusia, dan prosesnya terstruktur untuk melakukan berbagai kegiatan tertentu. Kelembagaan-
kelembagaan yang terlihat lebih kuat mempengaruhi masyarakat adalah pada bidang keagamaan. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai aktifitas sosial dalam
kelembagaan berupa pengajian. Pengajian diadakan rutin dalam seminggu. Setiap RT memiliki jadwal yang berbeda dengan jumlah pertemuan yang berbeda setiap
minggunya. Nilai dan norma yang berkembang dalam kelembagaan ini adalah nilai dan
norma mengenai keagamaan. Nilai-nilai yang dianut diwujudkan dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan selama pengajian. Kegiatan pengajian ini gunanya adalah
untuk memanjatkan syukur dan do’a-do’a kepada Sang Pencipta agar kehidupan mereka diberkahi serta memanjatkan do’a bagi orang-orang terdahulu.
Kelembagaan agama ini memperkuat hubungan masyarakat karena masyarakat melakukan pertemuan rutin yang bisa menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan