Kesiapsiagaan dan Mitigasi Tinjauan Pustaka .1 Bencana Alam dan Daerah Rawan Bencana Alam

peristiwa yang disebabkan oleh, antara lain berupa tsunami, gempa bumu, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Di Indonesia, banyak daerah yang rentan atau memiliki ancaman bencana yang cukup besar. Ancaman bencana merupakan kemungkinan suatu kejadian dapat menimbulkan bencana. Ancaman bencana ini menimbulkan kerawanan di daerah-daerah yang ancaman bencananya besar. Rawan bencana merupakan suatu keadaan geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk dari bahaya tertentu UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

2.1.2 Kesiapsiagaan dan Mitigasi

Penanggulangan bencana merupakan segala upaya dan kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya bencana serta penyelamatan pada saat bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadinya bencana Sekretariat Bakornas PB, 2009. Dalam tulisan Fothergill dan Peek 2004 menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan bencana terdiri dari kesiapsiagaan yang terdiri atas peringatan bahaya. Kegiatan selanjutnya adalah tanggap darurat, pemulihan, dan terakhir rekonstruksi. Kegiatan pencegahan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bencana melalui tindakan pengurangan ancaman dan kerentanan pihak yang terancam bencana BNPB, 2008. Mitigasi merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana melalui peningkatan kualitas fisik dan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menghadapi kemungkinan datangnya bencana melalui kegiatan-kegiatan peningkatan kemampuan untuk menghadapi kemungkinan bencana. Tanggap darurat merupakan kegiatan yang dilakukan sesaat setelah terjadinya bencana untuk menanggulangi semua kemungkinan dampak yang terjadi akibat bencana, penanganan pertama terhadap korban bencana dan upaya penyelamatan korban terhadap kemungkinan bencana susulan. Kesiapsiagaan dan mitigasi juga didefinisikan dalam UU Nomor 24 tahun 2007 mengenai Penanggulangan Bencana. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi bencana. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kesiapsiagaan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu: 1. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana. 2. Pengorganisasian, pengujian, dan pemasangan sistem peringatan dini. 3. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar. 4. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat. 5. Penyiapan lokasi evakuasi. 6. Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat. 7. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana. Sedangkan kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan adalah UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana: 1. Pelaksanaan penataan ruang. 2. Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan tata ruang. 3. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan baik secara modern maupun secara konvensional. Tindakan pencegahan dibagi menjadi dua yaitu mitigasi dan kesiapsiagaan. Mitigasi dibagi menjadi dua, yaitu mitigasi pasif dan mitigasi aktif BNPB, 2008. Kegiatan mitigasi pasif yang dapat dilakukan adalah: 1. Penyusunan peraturan perundang-undangan. 2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah. 3. Pembuatan pedoman standar prosedur. 4. Pembuatan poster brosur leaflet. 5. Penelitian pengkajian karakteristik bencana. 6. Pengkajian analisis resiko bencana. 7. Internalisasi penanggulangan bencana dalam muatan lokal pendidikan. 8. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana 9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum. 10. Pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam pembangunan. Sedangkan mitigasi aktif dilakukan dengan cara: 1. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, larangan, dan bahaya memasuki daerah rawan bencana. 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang, ijin mendirikan bangunan, dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan pencegahan bencana. 3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat. 4. Pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana ke daerah yang lebih aman. 5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat. 6. Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana. 7. Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi mencegah, mengamankan, dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan tahan gempa dan sejenisnya. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana terindetifikasi akan terjadi. Upaya yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini adalah: 1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya. 2. Pelatihan siaga simulasi gladi teknis bagi setiap sektor penanggulangan bencana SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum. 3. Inventarisasi sumberdaya pendukung kedaruratan. 4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya logistik. 5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan. 6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini early warning. 7. Penyusunan rencana kontinjensi contingency plan. 8. Mobilisasi sumberdaya personil, dan saranaprasarana peralatan. 2.1.3 Karakteristik Sosial 2.1.3.1 Kelembagaan

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 2 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 2 17

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.

1 1 17

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR KELURAHAN SUMBER KECAMATAN BANJARSARI KOTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 3 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR KELURAHAN SUMBER KECAMATAN BANJARSARI KOTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 1 9

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Kesiapsiagaan Masyarakat Rawan Bencana Banjir Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 6 16

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Masyarakat Rawan Bencana Banjir Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 7 7

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Kesiapsiagaan Masyarakat Rawan Bencana Banjir Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 2 12

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di kelurahan semanggi kecamatan pasar kliwon kota surakarta.

0 1 11

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN GANDEKAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

0 1 13