Berakhirnya kontrak Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

31 6. Perjanjian konsensuil dan perjanjian riil. Perjanjian konsensuil adalah perjanjian diantara kedua belah pihak telah tercapai persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Sebagai contoh, dalam jual beli, jual beli dianggap telah terjadi sejak adanya persesuaian harga Pasal 1458 KUHPerdata. Perjanjian riil adalah perjanjian yang dianggap mulai semenjak adanya perbuatan hukum dari apa yang diperjanjikan. Misalnya dalam perjanjian penitipan barang, perjanjian mulai mengikat semenjak seseorang menerima barang sebagai titipan dari orang lain Pasal 1694 KUHPerdata. 7. Perjanjian yang sifatnya istimewa. Perjanjian yang sifatnyaistimewa ada empat macam, yaitu: 1 Perjanjian liberatoir, yaitu perjanjian yang mana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada, misalnya pembebasan utang Pasal 1438 KUHPerdata. 2 Perjanjian pembuktian, yaitu para pihak yang menentukan pembuktian apakah yang berlaku diantara pihak-pihak tersebut. 3 Perjanjian untung-untungan, yaitu suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak tergantung pada suatu kejadian yang belum tentu atau objeknya ditentukan kemudian Pasal 1774 KUHPerdata. 4 Perjanjian publik, yaitu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah pemerintah, dan pihak lainnya adalah swasta. Misalnya perjanjian ikatan dinas. 31

E. Berakhirnya kontrak

Berakhirnya kontrak merupakan selesai atau hapusnya sebuah kontrak yang dibuat antara dua pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur tentang suatu hal. 31 Salim H.S 2, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata, Raja Grafindo, Jakarta , 2006, Hal. 258. 32 Hapusnya perjanjian berarti semua pernyataan kehendak atau semua hal yang diperjanjikan antara para pihak terhapus. Dengan demikian status para pihak kembali kepada keadaan semula, keadaan sebelum para pihak mengadakan perjanjian, dimana diantara para pihak seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Hapusnya perjanjian sebagai hubungan hukum antara kreditur dan debitur dengan sendirinya akan menghapuskan seluruh perjanjian. Adapun cara-cara penghapusan perjanjian menurut Pasal 1381 KUHPerdata, adalah: 1. Karena pembayaran. Pembayaran adalah pelaksanaan atau pemenuhan perjanjian secara sukarela artinya tidak dengan paksaan. “Dalam hal ini pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran dalam arti luas, yang meliputi tidak saja pembayaran berupa uang, melainkan juga penyerahan barang yang dijual oleh penjual. Dengan pernyataan lain, pelaksanaan perjanjian”. 32 Pada dasarnya pembayaran hanya dapat dilakukan oleh yang bersangkutan saja. Namun, Pasal 1382 KUHPerdata menyebutkan bahwa pembayaran dapat dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian undang- undang tidak mempersoalkan siapa yang harus membayar akan tetapi yang terpenting adalah utang itu harus dibayar. 2. Karena penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau penitipan konsignasi. 32 Salim, H.S 3, Hukum Kontrak:Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, Hal. 165. 33 Konsignasiadalah suatu cara pembayaran untuk menolong debitur dalam hal si kreditur menolak pembayaran. Penawaran pembayaran tunai terjadi bilamana si kreditur menolak pembayaran, maka debitur secara langsung menawarkan konsignasi yakni dengan menitipkan uang atau barang kepada notaris atau panitera. Setelah itu notaris atau panitera membuat perincian barang-barang atau uang yang harus dibayarkan selanjutnya menjumpai kreditur untuk melakukan pembayaran. Jika kreditur menolak maka hal ini dicatat dalam berita acara yang merupakan bukti bahwa kreditur menolak pembayaran yang ditawarkan. Dengan demikian debitur meminta kepada hakim agar konsignasidisahkan. Apabila telah disahkan, maka debitur terlepas dari kewajibannya dan perjanjian dianggap hapus. 33 3. Karena pembaharuan utang novasi. Pembaharuan utang adalah peristiwa hukum dalam suatu perikatan diganti dengan perikatan lain. Dalam hal ini para pihak mengadakan suatu perjanjian dengan jalan menghapuskan perjanjian lama dan membuat perjanjian yang baru. 34 Novasi dapat terjadi atas beberapa bentuk sesuai dengan pembaharuan yang dilakukan oleh: a. Novasi Objektif Dalam hal ini yang diganti adalah perjanjiannya objek sedangkan para pihak tetap. b. Novasi Subjektif 33 Hartono Hadisoeprapto, Pokok-Pokok Hukum Perikatan Dan Hukum Jaminan, Liberti, Yogyakarta, 2001, Hal. 47. 34 Salim, H.S 3, Op.Cit., Hal.166. 34 Dalam hal ini kebalikan dari novasi objektif, dimana objeknya tetap dan yang berubah adalah subjeknya. 4. Karena kompensasi atau perjumpaan utang. Hal ini terjadi apabila para pihak, yaitu kreditur dan debitur saling mempunyai utang dan piutang, maka diadakan perjumpaan utang untuk suatu jumlah yang sama. Hal ini terjadi apabila antara kelompok utang berpokok pada sejumlah uang atau sejumlah barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang sama dan yang keduanya dapat ditetapkan serta ditagih seketika. Undang-undang menentukan bahwa kompensasi itu terjadi demi hukum akan tetapi bila dilihat Pasal 1430, Pasal 1432 dan Pasal 1435 KUHPerdata, maka kompensasi menghendaki adanya aktivitas dari pihak-pihak yang berkepentingan. 5. Karena percampuran utang. Percampuran utang terjadi akibat keadaan bersatunya kedudukan debitur dan kreditur pada diri seseorang. Dengan bersatunya kedudukan debitur dan kreditur pada diri seseorang dengan sendirinya menurut hukum telah terjadi percampuran utang sesuai dengan Pasal 1436 KUHPerdata. 6. Karena pembebasan utang. Hal ini terjadi apabila kreditur dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak menghendaki lagi adanya pemenuhan prestasi oleh debitur. Apabila debitur menerima pernyataan kreditur maka berakhirlah perjanjian utang piutang 35 diantara pihak tersebut. Namun demikian pembebasan utang tidak dapat terjadi hanya dengan pernyataan, tetapi untuk adanya kepastian hukum dan agar adanya bukti yang kuat maka pernyataan itu harus merupakan tindakan dari kreditur. Misalnya dengan mengembalikan surat piutang kepada debitur. 7. Karena musnahnya barang yang terutang. Musnahnya barang-barang yang menjadi utang debitur diatur dalam Pasal 1444 dan Pasal 1445 KUHPerdata. Debitur wajib membuktikan bahwa musnahnya barang tersebut adalah diluar kesalahannya dan barang itu akan musnah atau hilang juga meskipun di tangan debitur. Jadi dalam hal ini si debitur telah berusaha dengan segala daya upaya untuk menjaga barang tersebut agar tetap berada dalam keadaan semula. 8. Karena kebatalan atau pembatalan Syarat perjanjian akan hapus apabila ada suatu pembatalan maupun dibatalkan. Pembatalan haruslah dimintakan ataupun batal demi hukum. Karena jika batal demi hukum maka akibatnya perjanjian dianggap tidak pernah ada, sedangkan dalam pembatalan, perjanjian dianggap telah ada, tetapi karena suatu pembatalan maka perjanjian itu hapus dan para pihak kembali kepada keadaan semula. 35 9. Karena berlakunya suatu syarat batal. Syarat batal yang dimaksud syarat disini adalah ketentuan isi perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak, syarat mana jika dipenuhi mengakibatkan perjanjian itu batal sehingga perjanjian itu menjadi lenyap. 36 10. Karena lewatnya waktu. 35 Salim,H.S 3, Op.Cit,. Hal. 169. 36 Abdul Kadir Muhammad, Op.Cit.,, Hal. 27. 36 Lewatnya waktu adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang Pasal 1946 KUHPerdata. Kesepuluh cara berakhirnya kontrak tersebut tidak disebutkan mana kontrak yang berakhir karena perjanjian maupun karena undang-undang. Berdasarkan hasil kajian terhadap pasal-pasal yang mengatur tentang berakhirnya kontrak, maka kesepuluh cara itu dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu berakhirnya kontrak karena perjanjian dan undang-undang. Yang termasuk ke dalam berakhirnya kontrak karena undang-undang adalah konsignasi, musnahnya barang terutang, dan lewatnya waktu. Sedangkan berakhirnya kontrak karena perjanjian dibagi menjadi tujuh macam, yaitu pembayaran, novasi pembaruan utang, kompensasi, percampuran utang, pembebasan utang, kebatalan atau pembatalan dan berlakunya syarat batal. 37 Berakhirnya kontrak di dalam pelaksanaannya tidak selamanya selalu berakhir sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Pasal 1381 KUHPerdata, tetapi juga ditemukan cara-cara lain yang terjadi di dalam praktiknya. Adapun cara berakhirnya kontrak diluar Pasal 1381 KUHPerdata, seperti : 1. Jangka waktu kontrak telah berakhir 2. Dilaksanakan objek perjanjian. 3. Kesepakatan kedua belah pihak. 37 Salim, H.S 3, Op.Cit., Hal. 165. 37 4. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak, dan 5. Adanya putusan pengadilan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berakhirnya kontrak dapat digolongkan menjadi dua belasa macam, yaitu: 1. Pembayaran, 2. Novasi pembaruan utang, 3. Kompensasi, 4. Pencampuran utang, 5. Pembebasan utang, 6. Kebatalan atau pembatalan, 7. Berlaku syarat batal, 8. Jangka waktu kontrak telah berakhir, 9. Dilaksanakan objek perjanjian, 10. Kesepakatan kedua belah pihak, 11. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak, dan 12. Adanya putusan pengadilan. 38 BAB III TINJAUAN MENGENAI KONTRAK KONSTRUKSI

A. Pengertian Kontrak Konstruksi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara Dinas Pekerjaan Umum KIMPRASWIL Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Bagas Belantara (Studi Kasus Pada CV. Bagas Belantara)

3 106 112

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 40 102

Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Pada Renovasi Mesjid Nurul Iman Padang antara Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar dengan PT. Waskita Karya Cabang Padang.

0 1 6

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 8

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 1

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 14

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 22

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 3

BAB II TINJAUAN MENGENAI KONTRAK SECARA UMUM A. Pengertian kontrak - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

2 10 13