Para pihak dalam kontrak konstruksi

45 d. Kontrak konstruksi atas dasar jumlah biaya dan upah cost plus fee. Disini pemberi tugas akan membayar pemborongan dengan jumlah biaya yang sesungguhnya yang telah dikeluarkan ditambah dengan upahnya. 46 3. Menurut sumber dananya, maka suatu kontrak konstruksi dapat dibagi ke dalam : a. Kontrak konstruksi dengan dana perusahaan instansi sendiri; b. Kontrak konstruksi dengan dana pinjaman luar negeri; c. Kontrak konstruksi dengan APBN; d. Kontrak konstruksi dengan APBD; e. Kontrak konstruksi dengan Inpres Banpres; f. Kontrak konstruksi dengan biaya pinjaman luar negeri. 47 4. Menurut penyediaan dana tiap-tiap tahun anggaran. a. Kontrak konstruksi dalam satu tahun anggaran; b. Kontrak konstruksi lebih dari satu tahun anggaran. 5. Menurut pemberi tugasnya. a. Kontrak konstruksi dari perseorangan; b. Kontrak konstruksi dari swasta; c. Kontrak konstruksi dari pemerintah.

D. Para pihak dalam kontrak konstruksi

Para pihak yang terdapat dalam kontrak konstruksi adalah pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna jasa adalah perseorangan atau badan usaha sebagai pemberi tugas atau pemiliki pekerjaan proyek yang memerlukan layanan jasa perencanaan. Penyedia jasa adalah pihak yang melaksanakan pekerjaan berdasarkan permintaan atau perintah resmi atau kontrak pekerjaan dari pihak 46 Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Op.Cit., Hal. 52. 47 Munir Fuady, Op.Cit., Hal. 43. 46 pengguna jasa. 48 Pihak penyedia jasa terdiri dari perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi. Masing-masing penyedia jasa terdiri dari orang perorangan atau badan usaha yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.Adapun pihak-pihak yang terlibat dalm kontrak konstruski adalah: 1. Pemberi Tugas Bouwheer. Pemberi tugas dapat berupa perorangan, badan hukum, instansi pemerintah ataupun swasta. Pemberi tugas mempunyai prakarsa memborongkan bangunan sesuai dengan kontrak dan apa yang tercantum dalam bestek dan syarat-syarat. Dalam pemborongan pekerjaan umum dilakukan oleh instansi pemerintah, direksi lazim ditunjuk dari instansi yang berwenang, biasanya dari instansi pekerjaan umum atas dasar penugasan ataupun perjanjian kerja. 49 Hubungan antara pemberi tugas dengan pemborong dapat berupa jika pemberi tugas adalah pemerintah dan pemborong juga pemerintah maka hubungannya berwujud hubungan kedinasan. Jika pemberi tugas dari pemerintah atau swasta sedangkan pemborong dari pihak swasta, hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemborongan Surat Perintah Kerja. Adapun hubungan antara pemberi tugas dengan perencana jika pemberi tugas adalah pemerintah dan perencana juga dari pemerintah maka terdapat hubungan kedinasan. Jika pemberi tugas dari pemerintah dan atau swasta, perencana adalah pihak swasta yang bertindak sebagai penasihat pemberi 48 Adrian Sutedi, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, Hal.4. 49 Ibid, Hal. 6. 47 tugas, maka hubungannya dituangkan dalam perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal. Sedangkan apabila pemberi tugas dari pemerintah atau swasta dengan perencana dari phak swasta yang bertindak sebagai wakil pemberi tugas sebagai direksi maka hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemberian kuasa Pasal 1792- 1819 KUHPerdata. Tugas dari pemberi tugas yaitu memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pemborong, menerima hasil pekerjaan dan membayar harga bangunan. 50 2. Pemborong kontraktor. Pemborong adalah perseorangan atau badan hukum, swasta maupun pemerintah yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan bangunan sesuai dengan bestek. 51 Penunjukan sebagai pelaksana bangunan oleh pemberi tugas dapat terjadi karena pemborong menang dalam pelelangan atau memang ditetapkan sebagai pelaksana oleh pemberi tugas. Dalam melaksanakan pekerjaan, pemborong yang memenangkan lelangtender bekerja sama dengan pemborong lain yang biasanya disebut sub kontraktor. Pekerjaan ini tidak boleh diserahkan secara keseluruhan kepada sub kontraktor, hanya boleh untuk sebagian pekerjaan yang biasanya tidak menjadi keahlian pemborong setelah sebelumnya sub kontraktor ini diusulkan oleh pemborong dan mendapat izin tertulis dari pemberi tugas. Hubungan hukum antara yang memborongkan dengan pemborong diatur sebagai berikut: 50 Djumialdji 2, Perjanjian Pemborongan, Rineka Cipta, Jakarta,1999, Hal. 8. 51 Ibid. 48 1. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. 2. Apabila yang memborongkan pihak pemerintah sedangkan pemborongnya pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta dibawah tangan, surat perintah kerja. 3. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pihak swasta maka hubungan hukumnya adalah perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta dibawah tangan, surat perintah kerja, surat perjanjian pemborongankontrak. 52 3. Perencana arsitek “Yang dimaksud perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang perencanaan jasa konstruksi,” 53 yakni oleh arsitek architect atau insinyur engineer. Arsitek adalah perseorangan atau badan hukum yang berdasarkan keahliannya mengerjakan perencanaan, pengawasan, penaksiran harga bangunan, memberi nasehat, persiapan dan melaksanakan proyek dibidang teknik pembangunan untuk pemberi tugas. Arsitek tidak merupakan pihak yang terkait dalam kontrak konstruksi, akan tetapi memiliki peranan yang penting dalam kontrak konstruksi. “PerencanaArsitek dapat digolongkan menjadi dua macam, yakni perorangan, dan badan usaha baik pemerintah maupun swasta. Untuk mendirikan perusahaan jasa konstruksi, perencana harus memperoleh izin dari Menteri Pekerjaan UmumPejabat yang ditunjuk. Izin tersebut adalah Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi SIUJK”. 54 52 IR. Soedibyo, Pihak Yang Melaksanakan Pembangunan, Pradnya Paramita, Jakarta, 1998, Hal. 17. 53 Nazarkhan Yasin 2,Op.Cit., Hal. 95. 54 Djumialdji 1, Op. Cit., Hal. 30. 49 Objek dalam kontrak perencanaan jasa konstruksi adalah memberikan layanan perencanaan jasa konstruksi yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tata lingkungan Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Jasa Konstruksi. Ruang lingkup pekerjaannya, meliputi: 55 survei, perencanaan umum, studi makro, dan studi mikro, perencanaan teknik, operasi, dan kepemeliharaan, dan penelitian Pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Jasa Konstruksi. Selain tugas diatas, tugas perencana dapat dilihat sebagai berikut: a. Sebagai penasihat. Perencana mempunya tugas dan untuk membuat rencana biaya dan gambar bangunan sesuai dengan pesan pemberi tugas. Hubungan pemberi tugas dengan perencana sebagai penasihta dituangkan dalam perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal dalam bentuk prakteknya yang dikenal dengan perjanjian perencana. b. Sebagai wakil. Disini perencana bertindak sebagai pengawas dengan tugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana sebagai wakil dituangkan dalam perjanjian pemberian kuasa Pasal 1792- 1989 KUHPerdata. 56 Perencana sebagai wakil atau si kuasa dapat diberhentikan sewaktu- waktu Pasal 1814 KUHPerdata. Perencana dapat menunjuk orang lain untuk mengawasi pekerjaan. Hal ini dikatakan ada subtitusi. Si kuasa bertanggung jawab untuk orang yang melaksanakan kuasanya jika ternyata ia tidak 55 Salim, H.S 2, Op. Cit., Hal. 96. 56 Djumialdji 2, Op.Cit., Hal. 11. 50 diberikan hak untuk menunjuk orang lain sebagai penggantinya dan tentang substitusi dalam Pasal 1803 KUHPerdata ditentukan sebagai berikut si berkuasa bertanggung jawab untuk orang yang telah ditunjuk oleh sebagai penggantinya dalam melaksanakan kuasanya. Hubungan hukum antara yang memborongkan dengan perencana diatur sebagai berikut: a. Apabila yang memborongkan maupun perencana keduanya pihak pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. b. Apabila yang memborongkan adalah pihak pemerintah, sedangkan pihak perencana pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut dengan perjanjian melakukan jasa yang dalam prakteknya dituangkan dalam surat perjanjian pekerjaan perencanaan. c. Apabila yang memborongkan maupun perencana keduanta adalah pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian melakukan jasa Pasal 1601 KUHPerdata yang dalam prakteknya dituangkan dalam surat perjanjian pekerjaan perencanaan. 57 4. Pengawas Direksi. Direksi bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemborong. Disini pengawas memberi petunjuk-petunjuk memborongkan pekerjaan, memeriksa bahan-bahan, waktu pembangunan berlangsung dan akhirnya membuat penilaian opname dari pekerjaan. Selain itu, pada waktu pelelangan pekerjaan direksi bertugas sebagai panitia pelelangan yaitu mengadakan pengumuman pelelangan yang akan dilaksanakan, memberikan penjelasan mengenai RKS Rencana Kerja dan Syarat-syarat untuk pemborongan- pemboronganpembelian dan membuat berita acara penjelasan, melaksanakan 57 Djumialdji 1 Op. Cit., Hal. 33-34. 51 pembukuan surat penawaran, mengadakan penilaian dan menetapan calon pemenang serta membuat berita acara hasil pelelangan dan sebagainya. 58 Fungsi mewakili yang terbanyak dari direksi adalah pada fase pelaksana pekerjaan dimana direksi bertindak sebagai pengawas terhadap pekerjaan pemboorng. Jadi kewenangan mewakili dari direksi ini ada selama tidak ditentukan sebaliknya oleh pemberi tugas secara tertulisdalam perjanjian yang bersangkutan bahwa dalam hal-hal tertentu hanya pemberi tuga yang berwenang menangani. Lingkup layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi dapat terdiri dari pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengawasan keyakinan mutu dan ketetapan waktu dan proses perusahaan dari hasil pekerjaan konstruksi. Secara strategis lingkup pelayanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terdiri dari jasa rancang bangun, perencanaan, pengadaan, pelaksanaan terima jadi, dan penyelenggaraan pekerjaan terima jadi. Pengembangan layanan jasa perencanaan dan atau pengawasan lainnya dapat mencakup jasa manajemen proyek, manajemen konstruksi, penilaian kualitas, kuantitas, dan biaya pekerjaan.

E. Hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak konstruksi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara Dinas Pekerjaan Umum KIMPRASWIL Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Bagas Belantara (Studi Kasus Pada CV. Bagas Belantara)

3 106 112

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 40 102

Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Pada Renovasi Mesjid Nurul Iman Padang antara Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar dengan PT. Waskita Karya Cabang Padang.

0 1 6

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 8

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 1

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 14

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 22

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 3

BAB II TINJAUAN MENGENAI KONTRAK SECARA UMUM A. Pengertian kontrak - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

2 10 13