40
VI. PERUMUSAN MODEL OPTIMALISASI
Perumusan model optimalisasi yang dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini disesuaikan dengan pola produksi di P4S Nusa Indah, yaitu pada saat produksi
bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm saja sebanyak 5.000 log dan pada saat produksi bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm saja sebanyak 4.000 log. Karena
jangka waktu antara pembibitan hanya satu bulan, sedangkan budidaya jamur tiram putih empat bulan, maka untuk budidaya diambil jangka waktu satu bulan
saja. Hasil budidaya jamur tiram putih dihitung rata-rata untuk satu kali proses produksi budidaya jamur tiram putih.
Kendala yang digunakan dalam perumusan model dalam penelitian ini antara pola produksi pertama dan kedua adalah sama, kecuali kendala penjualan.
Pada pola pertama kendala penjualan minimum bibit siap panen saja sebanyak 5.000 log. untuk bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm dan 20 x 30 cm tidak ada
permintaan sehingga kendala penjualan sama dengan nol. Pola kedua, kendala penjualan minimum bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm sebanyak 4.000 log dan
untuk bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm dan 18 x 35 cm adalah nol.
6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Optimalisasi Produksi Jamur Tiram Putih
Fungsi tujuan menggambarkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan dari kegiatan produksi bibit siap panen dan jamur
tiram putih. Koefisien fungsi tujuan merupakan keuntungan dari masing-masing produksi bibit siap panen dan produksi jamur tiram putih segar per log yang
diperoleh P4S Nusa Indah. Keuntungan ini diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan total biaya per paket yang kemudian dikonversikan ke dalam
keuntungan per log dengan cara membagi keuntungan total dengan jumlah log dalam satu paket. Untuk satu paket bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm terdiri dari
150 log dan ukuran 18 x 35 cm serta 20 x 30 cm terdiri dari 125 log. Keuntungan secara matematis dituliskan sebagai berikut :
π = TR – TC Keterangan :
41 π =
Keuntungan yang diperoleh dari setiap jenis produk bibit atau jamur tiram putih yang dikemas ukuran 17 x 35 cm, 18 x 35 cm, atau 20 x 30
cm satuan rupiah. TR = Total penerimaan yang diperoleh setiap jenis produk bibit atau jamur
tiram putih yang dikemas ukuran 17 x 35 cm, 18 x 35 cm, atau 20 x 30 cm satuan rupiah.
TC = Total biaya yang dikeluarkan untuk setiap jenis produk bibit atau jamur tiram putih yang dikemas ukuran 17 x 35 cm, 18 x 35 cm, atau 20 x 30
cm satuan rupiah.
Total penerimaan diperoleh dari hasil kali antara harga jual bibit siap panen dengan jumlah produksi bibit dalam satu paket. Untuk penerimaan jamur
tiram putih diperoleh dari hasil kali antara harga jual jamur dengan jumlah produksi jamur tiram putih dalam satu paket. Total biaya yang dikeluarkan baik
untuk produksi bibit siap panen maupun jamur tiram putih meliputi biaya bibit, tenaga kerja, serbuk, dedak, kapur, gipsum, cincin, kertas, karet, alkohol dan
spirtus, bahan bakar, dan plastik, lahan, listrik, dan biaya penyusutan. Tabel 8 memperlihatkan perhitungan keuntungan bibit siap panen dan
jamur tiram putih di P4S Nusa Indah. Harga jual untuk bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm sebesar Rp 1.800 per log, sedangkan untuk bibit siap panen ukuran 18 x
35 cm dan 20 x 30 cm adalah sebesar Rp 2.000 per log. Harga jual jamur tiram putih segar diperoleh dari harga rata-rata di Pasar Bogor pada tahun 2011 yaitu Rp
8.500 per kg.
Tabel 8. Perhitungan Keuntungan Bibit Siap Panen dan Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah.
No. Jenis
Jumlah produksi
Harga Rplog
Penerimaan Rp
Biaya Rp
Keuntungan Rp
RpLog
1 17x35 cm
150 Log 1.800
270.000 158.380
111.620 744
2 18x35 cm
125 Log 2.000
250.000 156.173
93.827 751
3 20x30 cm
125 Log 2.000
250.000 159.226
90.774 726
4 Jmr 17x35 cm
52,5 Kg 8.500
446.250 199.153
247.097 1.647
5 Jmr 18x35 cm
50,0 Kg 8.500
425.000 194.460
230.540 1.844
6 Jmr 20x30 cm
50,0 Kg 8.500
425.000 199.584
225.416 1.803
42 Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara harga jual per log dengan
jumlah produksi per paket. Untuk produksi bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm satu paketnya terdiri dari 150 log, sedangkan bibit 18 x 35 cm dan 20 x 30 cm
terdiri dari 125 log. Dengan demikian penerimaan bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm sebesar Rp 270.000. Penerimaan ini dikurangi dengan total biaya sebesar
158.380, sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 111.520 per paket. Keuntungan per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 150
log sehingga keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm adalah Rp 744 Tabel 8.
Untuk produksi bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm satu paketnya terdiri dari 125 log. Dengan demikian penerimaan bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm
sebesar Rp 250.000. Penerimaan ini dikurangi dengan total biaya sebesar Rp 156.173, sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 93.827 per paket.
Keuntungan per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 125 log sehingga keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm adalah
Rp 751 Tabel 8. Untuk produksi bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm satu paketnya terdiri
dari 125 log. Dengan demikian penerimaan bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm sebesar Rp 250.000. Penerimaan ini dikurangi dengan biaya variabel sebesar Rp
159.226, sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 90.774 per paket. Keuntungan per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 125
log sehingga keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm adalah Rp 726 Tabel 8.
Untuk produksi jamur tiram yang berasal dari bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm satu paketnya terdiri dari 150 log. Produktivitas satu lognya adalah 0,35
kg. Dengan demikian penerimaan jamur tiram adalah hasil kali antara produktivitas 0,35 dengan 150 log dan harga jual Rp 8.500 yaitu sebesar Rp
446.250. Penerimaan ini dikurangi dengan total biaya sebesar Rp 199.153 sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 247.097 per paket. Keuntungan
per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 150 log sehingga
43 keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm adalah Rp 1.647
Tabel 8. Untuk produksi jamur tiram yang berasal dari bibit siap panen ukuran 18 x
35 cm satu paketnya terdiri dari 125 log. Produktivitas satu lognya adalah 0,40 kg. Dengan demikian penerimaan jamur tiram adalah hasil kali antara
produktivitas 0,40 dengan 125 log dan harga jual Rp 8.500 yaitu sebesar Rp 425.000. Penerimaan ini dikurangi dengan total biaya sebesar Rp 194.460,
sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 230.540 per paket. Keuntungan per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 125 log,
sehingga keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm adalah Rp 1.844 Tabel 8.
Untuk produksi jamur tiram yang berasal dari bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm satu paketnya terdiri dari 125 log. Produktivitas satu lognya adalah 0,40
kg. Dengan demikian penerimaan jamur tiram adalah hasil kali antara produktivitas 0,40 dengan 125 log dan harga jual Rp 8.500 yaitu sebesar Rp
425.000. Penerimaan ini dikurangi dengan total biaya sebesar Rp 199.584, sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 225.416 per paket. Keuntungan
per log diperoleh dengan membagi keuntungan per paket dengan 125 log, sehingga keuntungan per log untuk bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm adalah Rp
1.803 Tabel 8. Berdasarkan nilai keuntungan per log bibit dan jamur tiram maka dapat
dirumuskan model fungsi tujuan linear programming sebagai berikut : Maksimum Z
744X11 + 751X12 + 726X13 + 1.647X21 + 1.844X22 + 1.803X23
6.2. Perumusan Fungsi Kendala Optimalisasi Produksi Jamur Tiram Putih