Kendala Serbuk Kayu Kendala Dedak dan Plastik Kendala Penjualan

30 dibutuhkan untuk melakukan produksi bibit atau jamur tiram. Ruas sebelah kanan menunjukan ketersediaan jam kerja. Secara matematis dituliskan sebagai berikut : E 11 X11 + E 12 X12 + E 13 X13 + E 21 X21 + E 22 X22 + E 23 X23 ≤ e Keterangan : E : Jumlah jam kerja yang diperlukan per log jamlog X : Jumlah produksi log e : Ketersediaan jam kerja jam Untuk produksi jamur tiram putih, terdapat kendala tenaga kerja lainnya. Kendala ini adalah saat kegiatan budidaya selama empat bulan. Dalam kegiatan budidaya ini terdiri dari pemeliharaan dan panen. Secara matematis dituliskan sebagai berikut : F 21 X21 + F 22 X22 + F 23 X23 ≤ f Keterangan : F : Jumlah jam kerja yang diperlukan per log jamlog X : Jumlah produksi log f : Ketersediaan jam kerja jam

d. Kendala Serbuk Kayu

Serbuk kayu merupakan salah satu faktor yang penting. Faktor produksi ini selain digunakan sebagai media tanam, juga digunakan sebagai bahan bakar untuk proses sterilisasi. Ruas sebelah kiri menunjukkan jumlah serbuk kayu yang dibutuhkan untuk menghasilkan bibit atau jamur tiram. Ruas sebelah kanan menunjukkan ketersediaan serbuk kayu di P4S Nusa Indah dalam satu bulan. Secara matematis kendala ini dituliskan sebagai berikut : G 11 X11 + G 12 X12 + G 13 X13 + G 21 X21 + G 22 X22 + G 23 X23 ≤ g Keterangan : G : Serbuk kayu yang diperlukan per log kglog X : Jumlah produksi log g : Ketersediaan serbuk kayu karung 31

e. Kendala Dedak dan Plastik

Kebutuhan dedak dihitung berdasarkan jumlah yang digunakan per log. Kebutuhan plastik disesuaikan dengan produksi yang akan dihasilkan. Kebutuhan ini dikalikan dengan harga beli dedak dan plastik. Nilai ruas kanan adalah ketersediaan modal dalam satu kali proses produksi untuk pembelian dedak dan plastik kemasan. Secara matematis dituliskan sebagai berikut: H 11 X11 + H 12 X12 + H 13 X13 + H 21 X21 + H 22 X22 + H 23 X23 ≤ h Keterangan : H : Dedak dan plastik yang diperlukan per log Rplog X : Jumlah produksi log h : Ketersediaan modal Rp

f. Kendala Penjualan

Kendala penjualan muncul karena kemampuan perusahaan yang terbatas. Dengan demikian produksi yang dihasilkan hendaknya tidak melebihi dari permintaan yang ada sekarang ini terhadap P4S Nusa Indah. Penjualan untuk setiap jenis produk berbeda. Ruas sebelah kiri menunjukkan produksi yang dihasilkan, sedangkan ruas sebelah kanan menunjukkan besarnya penjualan yang ada. Secara matematis kendala ini dituliskan sebagai berikut : IX11 ≥ i j ≤ JX13 ≤ k K X21 + K X22 + KX23 ≤ k Keterangan : X : Jenis produk I, J, K : Jumlah produksi log I,j,k : Penjualan log

4.3.4. Analisis Primal

Analisis primal berguna untuk mengetahui tingkat kombinasi produksi yang menghasilkan keuntungan maksimum dengan mempertimbangkan 32 keterbatasan sumberdaya. Hasil analisis ini dibandingkan dengan kondisi aktual, agar dapat diketahui apakah kegiatan produksi yang selama ini dijalankan oleh perusahaan sudah berjalan optimal.

4.3.5. Analisis Dual

Analisis dual dilakukan untuk mengetahui sumber daya yang membatasi nilai fungsi tujuan dan sumberdaya yang berlebih. Hal ini terlihat dari nilai slack atau surplus dan nilai dualnya. Nilai dual menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan, apabila sumber daya berubah sebesar satu satuan. Jika nilai slack atau surplus nya lebih besar daripada nol dan nilai dualnya nol, maka sumberdaya tersebut berlebih. Sebaliknya jika nilai slack atau surplusnya sama dengan nol dan nilai dualnya lebih besar dari nol, maka sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang terbatas.

4.3.6. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana solusi optimal dapat diterapkan jika terjadi perubahan. Perubahan tersebut yaitu perubahan koefisien fungsi tujuan dan perubahan ketersediaan sumberdaya. Batas minimum adalah batas penurunan nilai parameter yang diperbolehkan agar tidak mengubah kondisi optimal. Batas maksimum adalah batas peningkatan nilai parameter yang diperbolehkan agar kondisi optimal tidak berubah. Semakin kecil batas perubahan yang diperbolehkan, maka semakin peka parameter tersebut mengubah solusi optimal yang telah diperoleh.

4.3.7. Analisis Post Optimalitas

Analisis post optimalitas dilakukan jika solusi optimal yang sudah didapat tidak dapat menjawab perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya beberapa perubahan yang berada diluar selang sensitivitas solusi optimal awal. Analisis post optimalitas juga dilakukan jika terdapat perubahan variabel keputusan, penambahan atau pengurangan fungsi kendala dan terjadinya perubahan koefisien pada setiap fungsi. 33

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah